Saepuddin, Saepuddin (2012) Penerapan manajemen konflik dalam kepemimpinan kepala sekolah pada peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam: Studi multi kasus di SMPN 2 dan SMPN 4 Masbagik Lombok Timur NTB. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
10710059.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Lingkungan sekolah dapat diibaratkan sebagai suatu keluarga yang keharmonisannya dapat tercipta jika tidak ada konflik di antara para anggotanya. Meskipun demikian, konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan manusia, senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan berbagai konflik. Demikian pula halnya dengan kehidupan di sekolah, seluruh warga sekolah senantiasa dihadapkan pada konflik. Berbagai perubahan dan inovasi baru , seperti perubahan kurikulum dari KBK ke KTSP, dari sentralistik ke disentralistik, semuanya itu sangat rentan menimbulkan konflik, apalagi jika tidak disertai dengan pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang. Masalahnya kemudian adalah bagaimana kepala sekolah dapat menciptakan suasana yang harmonis, agar tidak terjadi konflik yang berdampak negatif pada tenaga kependidikan. Lebih dari itu, bagaimana kepala sekolah bersama tenaga kependidikan lainnya dapat mengendalikan dan memenej konflik dan memanfaatkannya untuk kemajuan, terutama untuk meningkatkan mutu PAI. Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus berwibawa, jujur dan transparan. Itulah modal yang baik untuk menjalin komunikasi yang harmonis dengan para tenaga kependidikan, menciptakan rasa saling percaya, budaya malu, serta budaya kerja berbasis kreatifitas dan spiritual. Semua hal yang disebutkan terakhir ini merupakan lingkup manajemen kepala sekolah dalam menghadapi konflik.
Ada tiga tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini, yaitu (1).Untuk mendeskripsikan penerapan manajemen konflik kepala sekolah di SMPN 2 dan SMPN 4 Masbagik, (2)Untuk mendeskripsikan model dan gaya kepimimpinan kepala sekolah dalam menerapkan manajemen konflik di SMPN 2 dan SMPN 4 Masbagik, (3) Untuk mendeskripsikan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan agama Islam di SMPN 2 dan SMPN 4
Masbagik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus ganda. Pengumpulan data dengan menggunakan tehnik wawancara, observasi, dokumentasi. Interpretasi data menggunakan perspektif fenomenologis. Data yang terkumpul diperiksa keabsahannya dengan pengecekan kredibilitas data dengan melakukan triangulasi, diskusi sejawat dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil analisis data dalam penelitian ini didapatkan bahwa manajemen konflik yang diterapkan oleh kepala SMPN 2 Masbagik dan kepala SMPN 4 Masbagik ada perbedaannya. Perbedaan tersebut adalah, bila kepala SMPN 2 Masbagik cenderung menggunakan metode pendekatan kompromi dengan tujuan agar tercapai solusi menang-menang (win and win solution).Sementara kepala SMPN 4 Masbagik dalam menerapkan manajemen konflik lebih bersifat memaksa (forcing) , dalam hal ini terlihat ketika beliau memaksakan kehendaknya dalam suatu penyelesaian perbedaan pendapat dan penyelesaian konflik. Pendekatan memaksa dalam manajemen konflik berimplikasi pada perhatian pimpinan kepada produk atau hasil pendidikan menjadi tinggi, sementara perhatiannya kepada para staff dan bawahan rendah.
Model atau gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam menerapkan manajemen konflik di SMPN 2 dan SMPN 4 Masbagik adalah bahwa Tipe dan gaya kepemimpinan kepala SMPN 2 Masbagik yaitu Bapak I.Made Ranget, S.Pd. sebagai seorang pemimpin yang tergolong demokratis .Tipe dan gaya kepemimpinan demokratis tampak pada perilaku-perilakunya dalam memimpin dan memenej beragam konflik. Sementara Gaya kepemimpinan Kepala SMPN 4 Masbagik berdasarkan temuan di lapangan dan didukung oleh data-data yang akurat dapat dikatakan bahwa beliau adalah tipe seorang pemimpin yang cenderung otoriter dengan gaya-gaya yang telah dipaparkan pada hasil wawancara dan observasi yang pernah dilakukan di SMPN 4 Masbagik. Ciri-ciri dari gaya kepemimpinannya yang cenderung otoriter tersebut tampak dari ketegasannya, tidak atau jarang menerima masukan dari bawahan, selalu mengacu pada aturan-aturan yang baku dari atasan tanpa adanya fleksibelitas yang memudahkan bawahan dalam melaksanakan tugasnya.
Upaya dan strategi kepala SMPN 2 Masbagik dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam adalah cenderung melaksanakan perbaikan dan peningkatan secara terus menerus dan sedikit demi sedikit. Seperti Pembiasaan bersalaman dan mengucapkan salam kepada guru dan teman-teman sekelasnya bila bertemu dan baru datang di sekolah, pelaksanaan program pesantren kilat, peringatan hari-hari besar Islam, dll. Sementara strategi kepala SMPN 4 Masbagik dalam meningkatkan mutu PAI adalah. melaksanakan program- program kecil seperti mengadakan kegiatan imtaq setiap hari Jum’at, menambah jam pelajaran akhlak mulia pada KBM, serta membaca al-Qur’an sebelum pelajaran dimulai. Hal-hal yang disebutkan terakhir ini sejatinya adalah untuk mewujudkan misi sekolah yang pada gilirannya nanti akan tercapai juga visi sekolah yang lebih besar.
ABSTRACT
The school's environment can be as similar with a family while it's harmony can be existed if there is no conflict in it among the members. Although the conflict is something could regected in the life time, even as long as human life will be always occurred with several conflicts. Also with the school life where all of the school's members always face a conflict. Several changes and innovations like the change of curriculum from KBK (Competent based curriculum) to KTSP (curriculum of special education levels), from centralized to the no centralized, those are very big competence to produce a conflict, even less if not anticipated by a good understanding with the movement ideas. The problems are how the school leader can make a harmony condition in other to be no conflict which negative causes in the education workers. All the more, how the school leader with another school's stakeholder are able to manage a conflict and make it useful for the improvement, especially for increase the quality of PAI (Islamic religion of education). For those important purposes, the school leader must has an authoritative bearing, must be honesty and must been what are being. Those all the good capital for enclose a harmony communication with all of the education workers, make a trust between each other, make the shy culture and the culture of working hardly based on the spiritual and creativity. These all mentioned above are the contents of school leader's management in facing the conflict itself.
There are three purposes in this research, those are : (1) to describe the implementation of conflict management done by the school leader in SMPN 2nd and 4 rd in Masbagik east Lombok, (2) to describe the model and the style of school leader in his leadership in SMPN 2 and 4 of Masbagik east Lombok, (3) to describe the effort of the school leader in improving the quality of Islamic education in SMPN 2 and 4 of Masbagik East Lombok.
This research uses qualitative approach by the double case study. The data's collection uses interview technique, observation, documentation. And the data's interpretation uses the phenomenological perspective. While data's collection will be observed /checked it legality by credibility of data using the triangulation, discussion with friends, and then making the conclusion.
From data's analyzed in this research found that the conflict management what is done by the school leader of SMPN 2 and 4 of Masbagik are different. Those differences are ; while the leader of SMPN 2 used the compromising approach to reach the win and win solution, even the SMPN 4 leader used conflict management rather more forcing. In this case seem to be forced when he face the differences of ideas.
The model or style of school leadership in order to implement the conflict management is ; the SMPN 2 leader can be said that he is a democratic leader. This style of leadership shown by his behavior in leading and managing several conflict, while the leader of SMPN 4 Masbagik based on the data in field research, he is an authoritarian leader. This statement shown by his explicit, seldom but never receive the ideas from his members, he always returns to the rules permanently without any flexibilities which is facilitate the staff doing their duties.
The effort and strategict of SMPN 2 leader in order to improve the qualities of Islamic education, he used the continues improvement system and step by step, begun from the simple activities like saying salam in every time of meeting each other especially with a teacher, celebrate the day of Islamic ceremony, reading Qoran, Jum'ah cleaning program, Jum'ah's giving shodaqoh and so on. While the leader of SMPN 4 Masbagik used the method to improve the quality of Islamic education by adding the subject "akhlaq al-karimah" (good manner) in the schedule of teaching, reading holy Quran before beginning the lesson and invite a special religion teacher (ustadz) to give general study, and adding the Islamic books in the library's school, and so on.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Supervisor: | Mujab, Muhammad and Ali, Nur |
Keywords: | Penerapan Manajemen Konflik; Kepemimpinan Kepala Sekolah; Peningkatan Mutu PAI; Implementation of conflict management; leadership of school leader; Islamic education quality |
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam |
Depositing User: | Koko Prasetyo |
Date Deposited: | 20 Jul 2023 10:29 |
Last Modified: | 20 Jul 2023 10:29 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/53322 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |