Munir, Samsul (2013) Strategi Dakwah Islam dalam Pluralisme Mazhab: Studi Dakwah Jamā’ah Tablīgh di Pesantren Al-Fatah Temboro Magetan. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
11750002.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (7MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Dakwah bagi umat Islam merupakan manifestasi daripada amar ma‟rūf nahi munkar yang kedudukannya sama seperti halnya kewajiban mendirikan shalat, membayar zakat dan lain-lain. Dakwah disamping sebagai kewajiban, ia juga merupakan salah satu pilar agama. Perintah untuk menjalankan amar ma‟rūf nahi munkar diantaranya disebut dalam QS. Ali Imran: 104, 110, 114, QS. al-A’rāf: 157, QS. Luqmān: 17. Bagi umat Islam dengan cara pandang yang berbeda dari masing- masing mereka terhadap dua term; ma‟rūf dan munkar dalam ayat-ayat yang menunjukkan perintah tersebut, berimplikasi terhadap praktik dakwah mereka. Dalam satu hal bagi mereka dianggap munkar atau ma‟rūf, akan tetapi bagi mereka yang lain mungkin masih dapat ditolerir. Perbedaan-perbedaan semacam ini terkadang tidak hanya berbentuk wacana belaka, akan tetapi tak jarang diantaranya berakhir dengan konflik dan bentrok fisik sampai harus mengalirkan darah sesamanya. Perbedaan-perbedaan dalam menjalankan dakwah Islam tersebut, dalam hal ini menarik untuk dilakukan penelitian terhadap dakwah Islam yang dilakukan oleh Jamā’ah Tablīgh, yang menjadi representasi dari adanya sikap saling menghormati dan toleransi bagi terwujudnya persatuan umat Islam tanpa membawa atribut atau simbol yang bersifat sekterian atau ta‟asyub (fanatisme kelompok/mazhab) dalam kerja dakwahnya.
Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, memahami ajaran Jamā’ah Tablīgh dan implementasinya terhadap dakwah Islam di pesantren Al-Fatah Temboro Magetan atas pluralisme mazhab dalam Islam; kedua, memahami sikap dan strategi dakwah Jamā’ah Tablīgh di pesantren Al-Fatah Temboro Magetan atas pluralisme mazhab dalam Islam; ketiga memahami relevansi dakwah Jamā’ah Tablīgh di pesantren Al-Fatah Temboro Magetan bagi dinamika pluralitas mazhab dalam Islam.
Sasaran dan lokasi penelitian ini adalah anggota dari kelompok Jamā’ah Tablīgh di pesantren Al-Fatah Temboro Magetan. Penelitian terhadap lokasi ini didasarkan pada peran pesantren Al–Fatah Temboro sebagai markaz dakwah Jamā’ah Tablīgh, yang di dalam ajaran dakwah dan komunitasnya tidak terbatasi dengan salah satu bentuk mazhab apa pun yang ada dalam Islam. Selain hal itu, sikap dan strategi dakwah Jamā’ah Tablīgh yang dikembangkan dalam menyikapi pluralitas mazhab dalam Islam adalah bagian yang terpenting dalam menciptakan kerukunan dan meredam perselisihan yang terjadi pada masing–masing mazhab itu. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yang bersifat deskriptif–analitik, sehingga lebih memperhatikan proses daripada produk, dan lebih cenderung menganalisa data secara empiris untuk mengungkap dan memahami makna (noumene) yang ada dibalik fenomena sikap Jamā’ah Tablīgh yang bersikap inklusif dalam menyikapi pluralitas mazhab yang ada pada umat Islam. Sumber data penelitian ini adalah kata-kata atau ucapan dan tindakan para pengikut Jamā’ah Tablīgh dari berbagai kalangan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi dari hasil klarifikasi data dari sumber tertulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama ajaran–ajaran Jamā’ah Tablīgh di pesantren Al–Fatah Temboro terdapat dua pola yang kedua–duanya menunjukkan pluralisme dalam tingkatan yang berbeda. Ajaran Jamā’ah Tablīgh dalam pola pertama ditinjau dari pesantren Al–Fatah Temboro sebagai markaz pendidikan Islam yang termasuk pluralisme inklusif, sedangkan pola kedua ditinjau dari pesantren Al–Fatah sebagai markaz dakwah Islam tergolong pluralisme ekumenis. Didapatinya dua pola pluralisme ini, cukup beralasan dimana pluralisme mazhab menurut mereka dipahami bahwa realitas yang terjadi pada umat Islam terdapat beberapa mazhab, dan hal itu merupakan sunnatullah yang tidak bisa diingkari, sedangkan Allah menghendaki perbedaan itu berlaku sampai hari kiamat. Kedua sikap dan strategi dakwah Jamā’ah Tablīgh di pesantren Al–Fatah Temboro termasuk pluralisme ekumenis, yang ditunjukkan dengan cara menghindari segala bentuk yang dapat membawa khilāfiyyah antar mazhab dengan membawanya pada masalah–masalah uṣūliyyah dan menggantinya dengan sikap yang bisa membawa rahmat dengan strategi yang digunakan adalah memayungi perbedaan–perbedaan
mazhab yang ada dalam satu naungan yang berupa fadlilah-fadlilah amal ibadah. Strategi–strategi dakwah tersebut adalah: 1) Agama sebagai ruh dakwah; 2) Dakwah li i‟lāi kalimatillāh: 3) Dakwah uswatun hasanah; 4) Dakwah classless society; 5) Dakwah ikhlas billah; 6) Dakwah ilā mā tayassara; 7) Dakwah lintas sosial; 8) Masjid sebagai markaz dakwah; 9) Dakwah ekumenis; 10) Dakwah rahmatan lil „ālamīn; 11) Dakwah Non-politik. Ketiga dakwah Jamā’ah Tablīgh di pesantren Al–Fatah Temboro ditengah pluralitas mazhab dalam Islam pada dasarnya tidak dimaksudkan untuk menciptakan atau membuat mazhab baru dan kemudian menegasikan mazhab–mazhab yang telah ada. Sebaliknya dalam beberapa bidang ajaran Islam, Jamā’ah Tablīgh di pesantren Al–Fatah Temboro lebih memposisikan diri untuk bermazhab kepada Imam–Imam Mujtahid yang telah ada. Dalam bidang aqidah mereka bermazhab Asy’arī yang telah dipelopori oleh Abu Hasan Al–Asy’arī, dalam bidang fiqih mereka bermazhab Syāfi’ī yang telah didirikan oleh Muhammad bin Idris Al–Syāfi’ī, dan dalam bidang tashawuf mereka mengkuti aliran thariqah Al–Naqsyabandiyyah yang telah digagas dan dirumuskan oleh Muhammad Bahā’uddin Al–Naqsyabandī.
ABSTRACT
Da’wah to Muslims is a manifestation of amar ma‟rūf nahi munkar (enjoining what is right and forbidding what is wrong) that has the same status as obligations to establish the prayer, to pay zakat and others. Da’wah besides as an obligation, it is also one of the pillars of religion. The commands to run the amar ma‟rūf nahi munkar, some of them are mentioned in QS. Ali Imran: 104, 110, 114, QS. al-A’rāf: 157, QS. Luqmān: 17. For Muslims, different views on each of the two terms; ma‟rūf (goodness) and munkar (evil) in the verses that show the order, do implicate for the practice of their propaganda. In one case, some deem a thing as evil or goodness, but some others say that it may still be tolerated. Such differences are sometimes not just a mere form of discourse, but often end up with a conflict and a clash that have to drain the blood of others. The differences in running the Islamic da'wah, lead the interest for doing a research on the Islamic Da’wah by Tabligh Jamaat, which is a representation of the mutual respect and tolerance for the realization of the unity of Moslems without the attribute or symbol that is sectarian or ta'asyub (groups/mazhab fanaticm) in their preaching work.
This study aims to: firstly, to understand the teachings of the Tabligh Jamaat and its implementation on Islamic da’wah in Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro Magetan on the pluralism in Muslim mazhabs/schools, secondly, to understand the da’wah attitudes and strategies of the Tabligh Jamaat in Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro Magetan on the pluralism in Islamic Schools; thirdly to understand the relevance of these Tabligh Jamaat’s da’wah in Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro Magetan for the dynamics of plurality within Islamic Schools.
The target and location of this study are members of the Tabligh Jamaat group in Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro Magetan. The research on this site is based on the role of Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro as the center of the Tabligh Jamaat’s da’wah, where its da’wah teaching and the community are not limited to one School of any sort existing in Islam. In addition, the attitude and the strategy of the Tabligh Jamaat’s da’wah thait is developed in response to the plurality of schools of thought in Islam is the most important part in creating harmony and reducing disputes that occur in each of the schools. This is a qualitative study, using a descriptive-analytic phenomenological approach, therefore, it pays more attention to the process than the product, and is more likely to analyze empirical data to uncover and understand the meaning (noumene) behind the phenomenon of the Tabligh Jamaat attitudes which are being inclusive in addressing the plurality of existing schools to Muslims. Data sources of this study are the words and actions of the Tabligh Jamaat followers of various backgrounds. Data collection methods used in this study are the observation, in-depth interviews, and documentation of the results of the clarification data from the written source.
The results showed that: First, the Tabligh Jamaat teachings in Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro have two patterns that both demonstrate pluralism in different levels. The Tabligh Jamaat teachings in the first pattern in terms of Al- Fatah Islamic Boarding School Temboro as the center of Islamic education are classified as inclusive pluralism, while the second pattern in terms of Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro as the center of Islamic da’wah are classified as ecumenical pluralism. That the two patterns of pluralism are found, is reasonable where mazhabs/schools pluralism according to the Tabligh Jamaat is understood as the reality of what happened to the Muslims that there are several schools of thought among moslems, and is sunnatullah that can not be denied, but God willed that the difference be in effect until the Day of Judgement. Second, the da’wah attitudes and strategies of the Tabligh Jamaat in Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro are classified as ecumenical pluralism, which is shown by their way of avoiding all forms of which can carry khilāfiyyah (dispute) among schools by taking them on the uṣūliyyah (basic) problems and replacing them with an attitude that can bring grace and the strategy used is unifying the mazhab differences that exist in the form of a shade of fadlilah-fadlilah (superiorities) of deeds. Those da’wah strategies are: 1) Religion as a spirit of Da'wah; 2) Da'wah li i'lāi kalimatillāh; 3) Da’wah uswatun hasanah; 4) Classless society da’wah; 5) Da’wah ikhlas billāh; 6) Da'wah ilā ma tayassara; 7) Cross-social da’wah; 8) Mosques as centers of da’wah; 9) Ecumenical Da'wah; 10) Da'wah rahmatan lil 'Ālamin; 11) Non-political da’wah. Third, the Tabligh Jamaat’s da’wah in Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro in the middle of plurality of schools in Islam is essentially not intended to create or make a new school and then negate the schools that have been already existed. By contrast in some areas of the teachings of Islam, the Tabligh Jamaat’s da’wah in Al-Fatah Islamic Boarding School Temboro position themselves for following the existing Imam Mujtahid‟s mazhab. In the area of aqidah they follow Asy'ari’s mazhab which has been spearheaded by Abu Hasan Al-Asy'ari, in the field of fiqh they follow Syafi'i’s mazhab that have been founded by Muhammad ibn Idris Al-Syafi'i, and in the field of tashawuf they follow the ideology of thariqah Al-Naqsyabandiyyah that has conceived and formulated by Muhammad Bahā'uddin Al-Naqsyabandī.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Supervisor: | Basri, Basri and Rasmianto, Rasmianto |
Keywords: | Strategi Dakwah; Jamā’ah Tablīgh; Pluralisme Mazhab Da’wah Strategy; Tabligh Jamaat; Mazhab Pluralism |
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister Ilmu Agama Islam |
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana |
Date Deposited: | 20 Jul 2023 11:15 |
Last Modified: | 20 Jul 2023 11:15 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/52735 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |