Talhah, Muhammad (2013) Tuan Guru dan Transformasi Sosial: Peran sosial TGH. Shafwan Hakim dalam Dakwah Islamiyah di Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
09750023.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Secara sosiologis peran dan fungsi Tuan Guru sangat vital. Ia memiliki kedudukan yang tak terjangkau, terutama oleh kebanyakan orang awam. Kiai dengan segala kelebihannya, serta betapa pun kecil lingkup kawasan pengaruhnya, masih diakui oleh masyarakat sebagai figur ideal karena adanya kedudukan kultural dan struktural yang tinggi. Tuan Guru memiliki posisi yang strategis dalam membina masyarakat/jamaah ke tingkat kehidupan yang lebih baik. Artinya bahwa peran Tuan Guru sebagai elit agama dapat menjadi aktor untuk sebuah transformasi sosial keagamaan.
Fenomena munculnya berbagai persoalan social keagamaan dalam masyarakat Islam pada decade ini ditengarai sebagai akibat dari kegagalan dakwah. Para da’i dianggap tidak mampu mentransformasikan Islam secara sempurna kepada ummat. Dakwah selama ini sering bersifat eksklusif, menghakimi dan memprovokasi. Aktifitas dakwah hanya menampilkan Islam dari aspek langit (hubungan dengan Allah) bukan aspek bumi dimana kehidupan social antar manusia) bergulir, sehingga wajar berbagai permasalahan social yang dialami ummat tidak tersentuh. Fakta ini menyebabkan ummat mencari solusi lain atas permasalahan sosial yang mereka alami.
Agenda dakwah ke depan harus mampu merubah paradigma yang selama ini salah dan telah mengkristal di kalangan ummat. Da’i diharapkan tidak berperan sebagai juru dakwah yang hanya menyampaikan Islam bil lisan di atas mimbar saja, tapi lebih dari itu, juru dakwah dituntut menjadi–meminjam istilah Clifford Geertz–cultural broker (makelar budaya), bahkan menjadi intermediary forces (kekuatan perantara) bagi permasalahan sosial ummat dalam istilah Hiroko Horikoshi. Oleh sebab itu tulisan ini berusaha menyajikan berbagai macam metode atau media dakwah alternatif dalam kerangka memberikan pemahaman social keagamaan dalam mencari solusi atas permasalahan tersebut, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang Tuan Guru di Lombok Barat yaitu Tuan Guru Haji Shafwan Hakim diantaranya dakwah transformatif dan dakwah struktural.
ABSTRACT
Sociologically the role and function of Tuan Guru is very vital. He has a position that is not affordable, especially by most laymen. Kiai with all its advantages, as well as no matter how small the scope of regional influence, is still recognized by the public as an ideal figure for the position of cultural and structural high. Tuan Guru persona will serve as a place to explore their religious knowledge and expect blessings of His Holiness. So Tuan Guru has a strategic position in society mennghantarkan/pilgrims to the level of life fanatic. It means that the role of Tuan Guru as the religious elite can be an actor for a transformation, both in the religious and social asfek.
The phenomenon of the emergence of a variety of religious social issues in the Islamic society for the past decade as a result of a failure is suspected propaganda. The preachers of Islam are considered not able to transform kaffah (konperhensif) to the community, often preaching during this exclusive, judgmental and provoke. Islamic missionary activity displays only aspect of the skies or 'ubudiyah (habluminallah) instead of the earth where life social aspects (habluminannas) rolling, so that a reasonable range of social problems experienced by Ummah untouched. This fact led to the ummah find other solutions to the problems they experience social by way of "cheating" is embracing a new sect or flow in a religion that offers an instant solution, but it tends to "misleading".
Propaganda agenda forward should be able to change the paradigm that has been wrong and has crystallized among the ummah. Preachers are not expected to act as preachers of Islam are only expressed verbally bil in the pulpit, but more than that, preachers claimed to be-to borrow a phrase Clifford Geertz-cultural broker (realtor culture), and even become intermediary forces (intermediate strength) for social problems in terms Hiroko Horikoshi ummah. Therefore, this paper tried to introduce a variety of alternative methods or media propaganda in pursuance of religious social understanding in the search for solutions to these problems, as yng conducted by a Master Teacher at the West Lombok TGH. Safwan Judge transformative preaching and proselytizing among structural.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Supervisor: | Hady, M. Samsul and Rasmianto, Rasmianto |
Keywords: | Tuan Guru; Transformasi Sosial; Dakwah Islamiyyah Tuan Guru; Social Transformation; Da'wah Islamiyyah |
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister Ilmu Agama Islam |
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana |
Date Deposited: | 20 Jul 2023 11:15 |
Last Modified: | 20 Jul 2023 11:15 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/52652 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |