Ride'i, Mohamad (2011) Relasi Islam dan Budaya Lokal: Perilaku Keberagamaan Masyarakat Muslim Tengger di Sapikerep-Sukapura-Probolinggo-Jawa Timur. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
09750022.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Ketika ajaran agama masuk dalam sebuah komunitas yang berbudaya, akan terjadi tarik menarik antara kepentingan agama di satu sisi dengan kepentingan budaya di sisi lain. Relasi Islam dan budaya lokal memang menyisakan tarik ulur persoalan yang kerap memancing ketegangan. Di satu sisi budaya lokal dianggap tak lebih sebagai parasit bagi agama dan karenanya selalu disingkirkan. Di saat yang sama agama pun dianggap sebagai momok bagi budaya lokal yang siap mengancam eksistensinya. Pada masyarakat Muslim Tengger hubungan relegius berlangsung di antara sesama penduduk yang saling berinteraksi dan berhubungan karena didasari oleh adanya suatu persamaan dalam mencapai tujuan yang mereka sama-sama yakini kebenarannya dan terikat pada suatu kebudayaan yang mereka hasilkan sendiri, dilaksanakan dan ditaati sendiri. Secara sosiologis, masyarakat adat Tengger dalam kehidupannya cenderung mengedepankan rasa kekeluargaan, toleran, mengutamakan kerja sama secara masif (kolektif) dalam berbagai hal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam pola dialektika masyarakat Muslim Tengger dengan budaya lokal setempat, dan faktor sosioantropologis yang melatarbelakanginya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu peranan peneliti sebagai intrumen utama dalam proses penelitian. Menggunakan paradigma definisi sosial yang mengarahkan perhatian dan cara para pelaku sosial mendefinisikan situasi-situasi sosial serta efek dari definisi- definisi sosial itu terhadap upaya mempertahankan tindakan dan interaksi. Pendekatannya menggunakan fenomenologi, yaitu mempelajari bagaimana kehidupan sosial berlangsung dan melihat tingkah manusia (yang meliputi apa yang dikatakan dan diperbuat) sebagai hasil bagaimana manusia mendefinisikan dunianya.
Hasil dari penelitian ini dapat diketahui dari rumusan pertama pola dialektika masyarakat Muslim Tengger dengan budaya lokal yang berkembang dijumpai tiga pola dialektika, yang pertama dialektika ritual humanis, kedua dialektika sosio-religius, dan yang terakhir dialektika sosio-ekonomi. Sedangkan untuk rumusan yang kedua didapatkan tiga faktor sosioantropologis yang melatarbelakangi pola dialektika masyarakat Muslim Tengger dengan budaya setempat yaitu yang pertama mitos Tengger tentang makna tayub dalam upacara Karo, kedua yaitu perilaku keberagamaan kelompok militanisme Islam maupun misionaris Kristen dan pengaruhnya terhadap hubungan Islam dengan kearifan lokal, dan yang ketiga yaitu perkawinan beda agama dalam hubungan sosial keagamaan masyarakat Tengger.
ABSTRACT
When the religion doctrine includes in a civilized community, there will influence of religious and culture based on those interests. Islamic Relations and local culture give effects each others that tend the problem to provoke tensions. In other hand, the local culture is considered as like a parasite to the religion and therefore it will always be removed. At the same time, religion was regarded as a scourge for the local culture that is ready to threaten its existence. In Tengger Muslim societies, religious relations are taking place between all societies that interact each other and making relate because that is based on the same thought in in achieving the goals that is believed its truth and it is hold a culture that they produce by themselves. Sociologically, indigenous of Tengger societies tends to keep a sense of kinship, tolerant, giving priority to cooperation massively (collectively) in various ways.
This study aims to find out more in-depth dialectic pattern of Tengger Muslim community with local culture, and sosioantropologis factors that influence them. This type of this research is qualitative research that is the role of researchers as a major instrument in the research process. Is used the social definition paradigm that directs attention and how social actors define social situations and the effects of the social definitions it self in the effort to maintain the action and interaction. The approach uses phenomenology, which is studying how social life takes place and look at human behavior (which includes what is said and done) as a result of how people define their world.
The results of this study can be known from the first formulation of the dialectical pattern of Tengger Muslim community with the local culture that develops that is found three patterns, the first is ritual of humanist dialectic, the second is socio religious both socio-religious and the last socio-economic dialectic,. As for the second formulation was found three sosioantropologis factors that influence the pattern of Tengger Muslim community dialectic with the local culture. The first is. Tengger myth on the meaning of tayub in Karo ceremony, the second is both the behavior of religious groups militanisme Islamic and Christian missionaries and their effects on the Islamic relationship with local wisdom, and the third is a marriage of different religions in social relations of Tengger religious.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Supervisor: | Mujab, Muhammad and Roibin, Roibin |
Keywords: | Relasi; Islam; Budaya Lokal; Perilaku Keberagamaan; Muslim Tengger Relations; Islamic; Local Culture; Religiosity Behavior; Muslim Tengger |
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister Ilmu Agama Islam |
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana |
Date Deposited: | 20 Jul 2023 11:16 |
Last Modified: | 20 Jul 2023 11:16 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/52566 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |