Studi Komparasi Konsep Maslahah Al-Tufi dan Al-Buti

ABSTRAK

Diskursus maslahah sebagai adillah al-ah}kam telah melalui perjalanan panjang dalam penalaran hukum Islam. Telah banyak penetapan hukum yang lahir berlandaskan padanya, meskipun pada akhirnya tetap menjadi adillah yang diperselisihkan. Pro dan kontra semakin menjadi-jadi ketika pada akhir abab VIII H muncul seorang ulama besar (Najm al-Di<n al-T{u>fi<), yang mengemukakan gagasannya bahwa maslahah merupakan adillah al-ahka>m yang independen dalam wilayah mu‘a>malah dan ‘a>dah. Gagasan ini menuai banyak sorotan miring dari ulama-ulama hingga sekarang. Termasuk di dalamnya adalah Sa‘i<d Ramad}an al-Bu>t}i< (ulama abad XX) yang secara khusus juga membahas konsep maslahah.

Keadaan (pro dan kontra) ini, menarik minat penulis untuk meneliti tentang gagasan mereka dalam karya-karyanya, dengan menentukan batasan (rumusan) masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana konsep maslahah menurut al-T{u>fi< dan al-Bu>t}i<? Kedua, apa persamaan dan perbedaan konsep Maslahah keduanya. Dan ketiga, Mengapa terjadi persamaan dan perbedaan konsep maslahah dari kedua tokoh tersebut?

Demi menjawab ketiga persoalan ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan yang termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma rasionalistik terhadap karya keduanya. Sedangkan analisis datanya menggunakan analisis isi (content analysis) dan analisis komparasi.

Dari penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa menurut al-T{u>fi<, maslahah adalah sarana (sebab) yang mengantarkan pada tujuan al-Shari‘. Sedang menurut al-Bu>t}i<, maslahah adalah manfaat yang menjadi tujuan al-Sha>ri‘ untuk hamba-hamba-Nya, demi untuk melindungi agama, jiwa, akal, keturunan dan harta (kulliyyah al-khamsah) mereka.

Persamaan konsep maslahah dari kedua tokoh di atas diantaranya: keduanya mengakui bahwa maslahah merupakan tujuan al-Shari‘ dalam rangka memelihara kulliyyah al-khamsah, generalisasi makna dari al-Ah}ka>m al-Juz’iyah, dapat dijadikan sebagai acuan hukum dan dapat diketahui melalui akal yang normal serta merupakan dalil qat}‘i<.

Sedang perbedaan konsep keduanya antara lain: Al-T{u>fi< meletakkan maslahah sebagai adillah yang otoritatif dalan wilayah mu‘a>malah dan ‘a>dah serta kekuatannya tidak bertingkat-tingkat. Sedang al-Bu>t}i< tidak, karena ada dimensi yang tidak diketahui oleh akal, kedudukannya hanya sebagaimana ‘illah dan kekuatannya bertingkat-tingkat (d}aru>ri<, h}a>ji<, tah}si<ni<), serta opersionalnya menurut kekuatan tingkat tersebut.

Penyebab timbulnya perbedaan pendapat dari kedua tokoh tersebut dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu; aspek internal yang meliputi fitrah kemanusiaan, kapabilitas kelimuan dan responsibilitas dalam menghadapi permasalahan. Dan aspek eksternal yang meliputi latarbelakang pendidikan, penggunaan dalil, penggunaan perspektif dan situasi serta kondisi yang meliputi kedua tokoh tersebut.

ABSTRACT

Maslahah discourse as adillah al-ahka>m hase come a long way in the reasoning of Islamic law. There have been many legal determination based on maslahah, although it becomes adillah that is debatable in the end. Pro’s and con’s becam worse when the end of VIII before century there are the great scholars (Najm al-Din al-Tufi) who proposed the idea that maslahah is adillah al-ahka>m are independent in the mu‘amalah and ‘adah. This idea is reaping a lot of spotlight slanted scholars until now. that Included Sa‘id Ramadan al-Buti (XX century scholars) that specifically also discusses the concept of maslahah.

The state of (the pro’s and con’s), makes the writer appeal to research about their ideas in his works, by specifying constraints (formulation) problem as follows: First, how the maslahah concept according to al-Tufi and al-Buti. Second, what similarities and differences in both maslahah concepts. And third, Why there are similarities and differences concept maslahah of two scholars.

In order to answer the three questions, the writer conducted a study of literature which includes the type of qualitative research using rationalistic paradigm of both work. While the data analysis using content analysis and comparative analysis.

From research conducted, the writer concludes that according to al-Tufi, maslahah are medium (cause) that deliver on the goals of al-Shari'. according to al-Buti, maslahah is a benefit which is the goal of al-Shari'for His servants, in order to protect their religion, soul, intellect, offspring and property (kulliyyah al-khamsah.

maslahah concept Equation of the two figures above: both acknowledge that maslahah is the goal of al-Shari 'in order to maintain kulliyyah al-khamsah, generalizing the meaning of al-Ahkam al-Juz’iyyah, it can be used as legal reference and can be known through the normal sense and became as a qat‘i. Proposition.

Being the difference between the two concepts are: Al-T{u>fi< takes maslahah as adillah that is authoritative in mu‘amalah and ‘a>dah and its strength is not terraced. Being al-Buti, because there is a unknown by reason, its position just as‘illah and its strength terraced (d}aru>ri<, h}a>ji<, tah}si<ni<), as well as its operation according to the power level.

The cause of the disagreement of the two figures are influenced by two aspects, namely the internal aspect of human nature which include, knowlage capability and responsibility in dealing with problems. And external aspects that include educational background, use of argument, the use of perspective and the situation and conditions which include the two figures.