Darmawan, Yadi (2023) Pembagian waris masyarakat adat Bima, Desa Tumpu, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tengara Barat, perspektif Munawir Sjadzali. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
19210041.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Setiap daerah di Indonesia memiliki caranya masing-masing dalam pelaksaan pembagian waris dikarenakan Indonesia adalah negara yang beragam suku, budaya. Dalam ketentuan Allah mengenai warisan sudah jelas disebutkan dalam Surat An-Nisa’ ayat 11 bahwa anak laki-laki adalah dua kali lebih besar daripada anak perempuan. Masyarakat Desa Tumpu Kecamatan Bolo Kabupaten dalam pembagian warisan masih menggunakan sistem hukum adat yaitu dengan cara mbolo radampa untuk mencapai pembagian waris yang seimbang antara anak laki-laki dan perempuan dengan asas kemanfaatan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris. Peneliti memaparkan pembagian warisan di Desa Tumpu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, dan menjadikan tokoh agama, budayawan dan juga masyarakat sebagai sumber data primer. Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini dengan cara wawancara. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa dan ditarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah pertama: masyarakat Desa Tumpu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima melakukan pembagian waris dengan cara Mboloradampa atau musyawarah Mufakat untuk mencapai kesepakat bersama. Dengan cara mbolo radampa, mengacu pada asas kemanfaatan pembagian bisa menghasilkan 2:1 seperti dalam Al-Qur’an bahasa Bima: Salemba: Sancuu’ Salemba artinya sepikul, yaitu 2 (dua) bagian untuk anak laki-laki, dan Sancuu’ artinya sejinjing, yaitu 1 (satu) bagian untuk anak perempuan, dan yang kedua 1:1 Bahasa Bima: sancuu, sancuu. Sancuu, artinya sejinjing, yaitu 1(satu) bagian untuk anak laki-laki dan 1(satu) bagian pula untuk anak perempuan berdasarkan mboloradampa. kedua: pembagian warisan Munawir Sjadzali dengan pembagian waris masyarakat Desa Tumpu memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaanya yaitu sama-sama menghsilkan 1:1 sedangkan perbedaan terletak pada asas kemanfaatan dan asas keadilan distributif antara anak laki-laki dan perempuan.
ABSTRACT
Every region in Indonesia has its own way of implementing inheritance distribution because Indonesia is a country that has various ethnicities and cultures. In Allah's provisions regarding inheritance, it is clearly stated in Surah An-Nisa' verse 11 that boys are twice as big as girls. The people of Tumpu Village, Bolo District, in the distribution of inheritance still use the customary law system, namely the mbolo radampa method to achieve a balanced distribution of inheritance between sons and daughters on the principle of expediency.
The research method used is empirical research method. The researcher describes the division of inheritance in Tumpu Village, Bolo District, Bima Regency, and uses religious leaders, cultural figures and the community as primary data sources. Data collection techniques in this thesis by way of interviews. The data that has been collected is then analyzed and conclusions are drawn.
The results of this study are first: the people of Tumpu Village, Bolo Subdistrict, Bima Regency carry out the division of inheritance by Mboloradampa or consensus deliberation to reach mutual agreement. With the mbolo radampa method, referring to the principle of expediency, the division can result in 2:1 as in the Bima language Al-Qur'an: Salemba: Sancuu' Salemba means sepikul, which is 2 (two) parts for boys, and Sancuu' means sejinjing, which is 1 (one) part for girls, and the second 1:1 Bima language: sancuu, sancuu. Sancuu, meaning sejinjing, namely 1 (one) share for boys and 1 (one) share for girls based on mboloradampa. Second: Munawir Sjadzali's division of inheritance with the division of inheritance of the Tumpu Village community has similarities and differences. The similarity is that they both produce 1:1 while the difference lies in the principle of expediency and the principle of distributive justice between boys and girls.
مستخلص البحث
إندونيسيا لها طريقتها الخاصة في تنفيذ تقسيم وريث, لأن إندونيسيا بلد به أعراق وثقافات مختلفة. ورد في أحكام الله في الوريث صراحة في سورة النساء الآية 11 أن رجل أكبر من نساء. المجتمع تومبو بولو عندهم الحكم العرف في تقسيم الوريث هو بطريقة مولو ر دمف mbolo ra dampa لتقسيم الوريث يعتدل لنفع بين رجل و نساء
هذ البحث العلمي هي البحث التجريبية. الباحث يفيد تقسيم وريث في قرية تومبو بولو بيما. و أما مصدر الأول في هذ بحث منها العلماء, الثقافية, و لمجتمع. تقنيات جمع البيانات في هذ بحث الرسالة باالمقابلات. ثم يتم تحليل البيانات التي تم جمعها واستخلاص النتائج.
الحاصل الأول من هذا الإستقراء هو أن مجتمع قرية تمفوا ناحية Bolo محافظة بيما يحققون تقسيم الورثة بكيفية Mboloradampa او مشاورة لحصول على اتفاق واحد جماعة. بهذه الكيفية ( mbolora dampa) ، انطلاقا من فائدة أساسية أن التقسيم يحصل على ٢:١ كما كتب في القرآن بلغة بيما : salemba : sancuu Salemba بمعنى sepikul او قسمان لولد و sancuu' بمعنى sejinjung او قسم واحد للولدة . والثاني ١:١ لغة بيما : samcuu, samcuu. Sancuu, بمعني sejinjing يعني قيم واحد للولد و هكذا للولدة بناء على mboloradampa. والثاني : تقسيم الورثة منور شذالي و مجتنع تمفوا فيهما متساوية و مختلفة أيضا . من جهة متساوبة أنه يحصل على ١:١ أما إختلافه يقع على أساس منفعة و عدالة الإعطاء بين الرجال و النساء
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Aziz, Abdul |
Keywords: | Waris; Adat; Munawir Sjadzali; Inheritance; Custom; Munawir Sjadzali; ميراث ; عرف ; مناور سذالي |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Yadi Darmawan |
Date Deposited: | 26 Jun 2023 14:35 |
Last Modified: | 04 Jul 2023 10:50 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/52029 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
![]() |
View Item |