Komitmen organisasi di Lembaga-lembaga Pendidikan Islam: Studi kasus di Mi Al-Ittihad Tanamerah Sumenep, Min Malang I, dan Man 3 Malang

ABSTRAK

Sampai saat ini, keberhasilan lembaga pendidikan Islam lebih banyak dianggap sebagai dampak dari kelengkapan sarana dan prasarana, para tenaga kependidikan dengan tingkat pendidikan akademik yang tinggi, kebaikan manajemen dan tersedianya dana yang memadai. Akan tetapi, anggapan tersebut kembali dipertanyakan ketika didapati sebuah lembaga pendidikan Islam yang dapat mencapai keberhasilan tanpa dibekali faktor-faktor tersebut di atas. Fenomena tersebut melatar belakangi penelitian ini yang dilakukan dengan sebuah landasan pemikiran bahwa factor mendasar yang paling utama dan menjadi prasyarat untuk mencapai keberhasilam lembaga pendidikan Islam adalah komitmen yang bagus, dan komitmen di lembaga pendidikan Islam semestinya memiliki sebuah warna tersendiri yang menghasilkan komitmen yang berbeda pula sehingga dapat membawa pada keberhasilan yang tidak bisa didapatkan oleh lembaga pendidikan lainnya.

Penelitian ini difokuskan pada komitmen organisasi di lembaga-lembaga pendidikan Islam, dengan mengangkat tiga poin masalah, yaitu; a) bagaimana tumbuhnya komitmen organisasi di lembaga-lembaga pendidikan Islam, b) bagaimana komitmen organisasi di lembaga-lembaga pendidikan Islam.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi, angket, serta disempurnakan dengan triangulasi untuk menguji keabsahan data. Data diolah dengan tiga tahap; tahap persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah; reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Setelah data diolah dan dianalisis, maka dihasilkan temuan; a) bahwa faktor-faktor yang dapat menumbuhkan komitmen dapat dibagi menjadi 3 yaitu faktor-faktor individu yang mencakup prinsip keagamaan individu, seperti telah tertanamnya semangat ruhul jihad, kerja adalah ibadah (berpahala), semangat pengabdian dan keikhlasan, merasa selalu diawasi dan akan mempertanggung jawabkan segala amal di sisi Allah SWT, faktor usia, masa kerja, tanggungan keluarga, kepuasan kerja, dan lain-lain.

Faktor kepemimpinan seperti sikap demokratis, teladan langsung, pendelegasian tugas, penghargaan, dan lain-lain.

Faktor manajemen mencakup pengkondisian lingkungan dengan nilai-nilai Islami, sistem perekrutan yang didasarkan pada kerelaan mengabdi dan berjuang, penerapan amar ma’ruf nahi munkar, system reward and punishment, pengembangan personel, dan lain-lain.

Komitmen sivitas akademik di lembaga pendidikan Islam dapat diidentifikasi dengan ciri-ciri; senang bekerja di lembaga tersebut dan merasa sebagai satu keluarga, merasa masalah lembaga juga merupakan masalah bagi para personelnya, berusaha memberikan dan bekerja yang terbaik untuk lembaga, senang bercerita tentang lembaganya dan tidak menyukai cerita jelek mengenai lembaga, adanya perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap masa depan lembaga, keikhlasan dan kerelaan berkorban untuk kemajuan lembaga, mudah bekerjasama dengan rekan.

Sedangkan peranan komitmen terhadap lembaga pendidikan Islam tampak melalui indikasi; pegawai akan berusaha melakukan kerja yang terbaik untuk lembaga, sangat menaruh perhatian terhadap nasib atau masa depan lembaga, selalu berusaha datang tepat waktu dan mematuhi peraturan lembaga, tidak keberatan bekerja melewati batas waktu normal jika pekerjaan belum selesai, bersedia menerima tugas tambahan demi kemajuan lembaga, senang memberi kontribusi, saran, dan kritik yang membangun kepada tim atau rekan kerja, merasa ingin dan antusias untuk mempelajari hal-hal baru yang berkaitan dengan pekerjaan, merasa tidak enak (sungkan, malu) jika pekerjaan belum selesai, bersedia membantu rekan yang membutuhkan bantuan, berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada siswa, wali murid, para tamu, dan orang lain yang berkepentingan dengan lembaga, serta berusaha memperbaiki kesalahan dengan sukarela tanpa diperintah oleh atasan.

Dari seluruh hasil penelitian di atas dapat simpulkan beberapa keterkaitan antara komitmen dengan manajemen dan komitmen dengan kepemimpinan. Keterkaitan komitmen dengan manajemen; untuk memiliki pegawai yang berkomitmen tinggi, diperlukan manajemen SDM yang bagus terutama pada bidang: rekruitmen tenaga kerja dan seleksi pegawai, sistem reward and punishment, dan pengembangan SDM. Keterkaitan manajemen dengan kepemimpinan; untuk membangun komitmen pegawai diperlukan kepemimpinan yang dapat memperhatikan faktor-faktor “human”, artinya pemimpin harus dapat menghargai, mempercayai dan melayani pegawainya dengan baik. Dengan demikian dalam aspek kepemimpinan ini, yang perlu diperhatikan adalah hal yang berkaitan dengan: fungsi delegatif, aspek keteladanan, dan sistem komunikasi yang efektif.