Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Mutu Madrasah di MTsN Tanjung Tani Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk

ABSTRAK

Perkembangan madrasah dewasa ini selalu mengalami perubahan karena dipengaruhi adanya perubahan di berbagai bidang. Agar madrasah tidak tertinggal dengan perubahan tersebut, maka manajemen organisasi senantiasa ditingkatkan melalui peranan kepala madrasah dan guru yang ada dalam organisasi tersebut. Implementasi pembaharuan (inovasi) dalam madrasah dapat berjalan dengan baik dan efektif apabila ada kepemimpinan kepala madrasah yang profesional, yang mampu mengakomodasi perubahan yang begitu pesat. Oleh karena itu, kepala madrasah perlu mengedepankan kerjasama fungsional dengan para guru dan stafnya. Kepala madrasah harus menekankan pada kerjasama kesejawatan, menghindari terciptanya suasana kerja yang serba menakutkan dan membosankan, dan senantiasa mendorong rasa percaya diri para guru dan staf. Kepemimpinan yang sesuai dengan karakteristik tersebut adalah kepemimpinan transformasional. Oleh karena itu, kepala madrasah perlu menerapkan gaya kepemimpinan transformasional agar madrasah yang dipimpinnya dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan dengan cepat, dimana kepemimpinan tersebut senantiasa menekankan pada kerjasama atau pelibatan para guru dan karyawan dalam rangka meningkatkan mutu madrasah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif model deskriptif korelatif. Variabel bebas yaitu Kepemimpinan transformasional, motivasi prestasi, dan variabel terikat yaitu mutu madrasah. Subyek penelitian berjumlah 52 responden yang dipilih dengan menggunakan pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuesioner berupa skala likert untuk kepemimpinan transformasional, motivasi berprestasi guru, dan mutu madrasah. Analisa data penelitian ini menggunakan teknik Prosentase dan korelasi Product Moment Karl Pearson, dengan bantuan SPSS versi 16.0 for windows.

Berdasarkan analisa data diperoleh hasil sebagai berikut: (1) tingkat kepemimpinan transformasional berada pada kategori sedang 84,62% atau sebanyak 44 guru, dan kategori tinggi 15,38% atau 8 guru, dan kategori rendah 0%. Sedangkan berdasarkan Uji koefisien regresi pengaruh kepemimpinan transformasional kepala madrasah terhadap mutu madrasah dengan cara membandingkan Nilai -t tabel ≤ t hitung ≥ t tabel didapat (-2,021 ≤ 11,522 ≥ 2,021) maka Ho ditolak (2) tingkat motivasi berprestasi guru berada pada kategori sedang 48,08% atau sebanyak 25 guru, dan kategori tinggi 28,84% atau sebanyak 15 guru, kategori rendah 23,08% atau sebanyak 12 guru. Sedangkan berdasarkan uji koefisien regresi pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap mutu madrasah dengan cara membandingkan Nilai -t tabel ≤ t hitung ≥ t tabel didapat (-2,021 ≤ 34.843 ≥ 2,021) maka Ho ditolak (3) pengaruh kepemimpinan transformasional kepala madrasah dan motivasi berprestasi guru secara bersama-sama terhadap mutu madrasah, dengan hasil analisis regresi harga F-hitung =
613.582 lebih besar dari harga F-tabel = 3.2317. F hitung > F tabel (613.582 > 3.2317) dan probabilitas 0.000 lebih kecil dari alpha 0,05, maka harga F-hitung berada di daerah penolakan Ho, yang berarti secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan, yang mana jika kepemimpinan transformasional kepala madrasah dan motivasi berprestasi guru mengalami peningkatan, maka akan terjadi kecenderungan peningkatan mutu madrasah di MTsN Tanjungtani Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk (4) perbedaan kepemimpinan transformasional kepala madrasah, dan motivasi berprestasi guru terhadap mutu madrasah didapatkan bahwa hasil nilai t hitung adalah 27.802 dengan probabilitas 0,000. Sedangkan untuk uji dua sisi, angka probabilitas adalah 0,000/2= 0,000. Oleh karena 0,000> 0,025, maka Ho diterima, yang berarti kepemimpinan transformasional kepala madrasah, dan motivasi berprestasi guru mempunyai pengaruh yang sama kuat dan tidak berdiri sendiri, yang mana jika mutu madrasah ada peningkatan akan dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional kepala madrasah, dan motivasi berprestasi guru.

ABSTRACT

The ideality, most of the society around Islamic school are hoped to always build religion culture in the daily life, which has been being formed to a good attitude, as developing of religion culture in the society around Islamic school. Based on the researcher observation, religion culture which has been mentioned above did not maximum yet to apply in the society around Islamic school.

From description above, this research is focused to the leadership of Islamic school leader for developing religion culture (case study at MTsN Berbek Nganjuk). The purpose of this research is for (1) Describing kinds of religion culture which are developed by Islamic school leader Nganjuk. (2) Describing Islamic school leader’s strategy to implement the religion culture at MTsN Berbek Nganjuk. (3) Describing the leadership role of Islamic school headmaster (as a leader) in developing religion culture at MTsN Berbek Nganjuk.

This research uses qualitative research by kind of case study planning. The data collection method in this research is done by three methods, they are participant observation, indepth interview, and documentation. The data which are collected and given code then processed and applied then discussed and had been concluded.

The result of this research shows that: (1) Based on finding research, kind of religion culture at MTsN Berbek Nganjuk includes: (a) Learn writing and reciting al– Qur’an, (b) Praying Dhuhur, Dhuha, and Friday by congregation at Islamic school, (c) Charity box every Friday, (e) Wearing Muslim dress, and (f) Customary of smile and greet. (2) In developing religion culture at MTsN Berbek Nganjuk , Islamic school leader uses some strategies they are: (a) Planning program, (b) Giving good example to Islamic school society, (c) Friendly and supports every religion event, and (d) doing evaluation. (3) The role of the headmaster MTsN Berbek Nganjuk as a leader includes with developing religion culture at MTsN Berbek Nganjuk shows that as a leader he has to have specific characteristic which includes personality, basic skill, experience and professional knowledge, administration knowledge and controlling, teachers knowledge, vision and mission Islamic school, ability to communicate at all Islamic school society, knowing the condition and characteristic all of students, he also the Islamic school headmaster who can accept suggestion and criticism from everyone to increase his leadership. And in the realization applying Ki Hajar Dewantara said: “Ing Ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.”