Simulasi pertumbuhan Chrysanthemum Reagent Pink terhadap intensitas pencahayaan dan jumlah pupuk Phonska berbasis XL-System menggunakan metode Fuzzy Tsukamoto

ABSTRAK

Permintaan bunga krisan yang semakin meningkat dan pemanfaatannya yang semakin 1uas menjadikan petani meningkatkan kapasitas produksinya. Peningkatan kapasitas produksi yang tidak disertai dengan mutu yang baik menjadikan petani merugi. Dua aspek yang berpengaruh da1am pertumbuhan krisan ada1ah pencahayaan dan pupuk phonska. Pencahayaan dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fisio1ogis, misa1nya fotosintesis. Pupuk phonska merupakan pupuk kimia dengan kandungan unsur hara yang 1engkap. Da1am peneIitian ini digunakan Metode Fuzzy Tsukamoto untuk menggantikan teknik konvensiona1, perannya ada1ah merama1kan tinggi tanaman dan jum1ah daun dengan berbagai kombinasi per1akuan sehingga tidak per1u me1akukan penanaman secara 1angsung. Se1ain itu juga diimp1ementasikan teknik pemode1an tanaman berbasis XL- System, sehingga pertumbuhan dapat disimu1asikan.

PeneIitian ini menggunakan chrysanthemum reagent pink sebagai tanaman objek. Per1akuan yang diberikan ada1ahintensitas pencahayaan dan jum1ah pupuk phonska. Intensitas cahaya dibagi menjadi 3 taraf, yaitu 55%, 75%, dan 100%. Jum1ah pupuk phonska dibagi menjadi tiga taraf, yaitu 0 gram, 2 gram, dan 4 gram. Morfo1ogi yang diamati ada1ah tinggi tanaman, jum1ah daun, dan panjang daun. Pene1itian pertumbuhan tanaman di1akukan di1akukan di PT. Inggu Laut Abadi. Penanaman di1akukan di da1am green house dengan metode split plot. Tanaman dibagi menjadi 11 ke1ompok dengan 9 ke1ompok untuk data sistem fuzzy dan 2 ke1ompok sebagai data uji coba. Setiap ke1ompok terdiri atas 20 tanaman. Lama penanaman ada1ah 50 hari.

Simu1asi chrysanthemum reagent pink berbasis XL-System dengan menggunakan Metode Fuzzy Tsukamoto ini dapat menggambarkan po1a pertumbuhan dengan rata-rata persentase kesa1ahan perama1an tinggi tanaman sebesar 31,06% pada uji coba 1 (cahaya 100% dan jum1ah pupuk phonska 1 gram) dan 28,1 % pada uji coba 2 (cahaya 100% dan jum1ah pupuk phonska 3,5 gram), dan da1am perama1an jum1ah daun, rata-rata persentase kesa1ahannya sebesar 32,69% pada uji 1 dan 35,81 % pada uji 2.

ABSTRACT

Request for chrysanthemum growing and expanding their utilization makes farmers increase their production capacity. Increased production capacity that is not accompanied by good quality makes farmers lose money. Two aspects affecting the growth of chrysanthemum is the lighting and fertilizer Phonska. Lighting needed by plants for physiological processes, such as photosynthesis. Phonska is a chemical fertilizer with complete nutrient content. In this research used Tsukamoto Fuzzy Methods to replace conventional techniques, its role is to predict plant height and number of leaves with various combinations of treatments, so no need to plant directly. It also implemented plant-based modeling techniques XL-System, so that growth can be simulated.

This research uses chrysanthemum reagent pink plants as objects. The treatment given is the intensity of illumination and the amount of fertilizer phonska. The intensity of light is divided into three levels, 55%, 75%, and 100%. The amount of fertilizer phonska divided into three levels, 0 grams, 2 grams and 4 grams. The observed morphology is plant height, leaf number and leaf length. Research conducted plant growth done in PT. Inggu Laut Abadi. Planting is done in the green house with a split plot method. Plants are divided into 11 groups with 9 groups for data of fuzzy and two groups systems as test data. Each group consisted of 20 plants. Planting is 50 days old.

Simulation of chrysanthemum reagent pink based on XL-System using Fuzzy Tsukamoto Method can describe the pattern of growth with an average percentage forecasting errors plant height by 31,06% in test 1 (100% lightand the amount of fertilizer Phonska 1 gram) and 28, 1% in test 2 (100% light and the amount of fertilizer Phonska 3,5 grams), and in forecasting the number ofleaves, the average percentage error of 32,69% in test 1 and 35,81 % in test 2.