The legal consequences of Breastfeeding Donors in Lactashare perspective of Sadd Al-Dzari'ah

ABSTRACT

Lactashare is an institution engaged in the field of breastfeeding donors which facilitates donors and recipients of breastfeeding donors in a safe, precise, fast, and according to Islamic law by utilizing existing technological advances. The process of donating breast milk has the possibility of mafsadatan (damage), which can lead to legal consequences, namely creating a mahram relationship so that it is forbidden to carry out marriages between breastfeeding relatives (radha’ah). This study aims to analyze the legal consequences of breastfeeding donors in Lactashare from the perspective of Sadd Al- Dzari'ah. This research uses normative juridical research methods. The legal materials used are primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials. Data analysis was carried out qualitatively through five stages, namely verifying, organizing, editing, analyzing, and concluding. The results of the study show that the risk due to legal consequences for breastfeeding donors in Lactashare can be minimized by practicing breastfeeding donors by Islamic law with the precautionary principle which is a reflection of Sadd Al-Dzari'ah by referring to the opinion of Wahbah Az-Zuhaili and MUI Fatwa No. 28 of 2013 concerning breastfeeding donors, this still cannot eliminate the risk of damage (damage). So with these considerations in mind, the process of donating breast milk at Lactashare should be avoided because basically, Sadd Al-Dzari'ah is an act of refusing or obstructing a case that risks becoming a path to an act that causes mafsadat (damage).

ABSTRAK

Lactashare merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang donor ASI yang memfasilitasi pendonor dengan penerima donor ASI secara aman, tepat, cepat, dan sesuai syariat Islam dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Proses donor ASI memiliki kemungkinan akan terjadinya kemafsadatan (kerusakan), yang mana dapat menimbulkan akibat hukum yaitu terciptanya hubungan mahram sehingga dilarang melakukan pernikahan antar saudara sepersusuan (radha’ah). Penelitian ini bertujuan menganalisis akibat hukum donor ASI di Lactashare dengan perspektif Sadd Al-Dzari’ah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Analisis data dilakukan secara kualitatif yang melewati lima tahapan, yaitu verifikasi, penyusunan, pengeditan, analisis dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko akibat hukum donor ASI di Lactashare walaupun dapat diminimalisir dengan melakukan praktek donor ASI yang sesuai syariat Islam dengan prinsip kehati-hatian yang merupakan cerminan dari Sadd Al-Dzari’ah dengan berpedoman kepada pendapat Wahbah Az-Zuhaili dan Fatwa MUI Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Donor ASI, hal tersebut tetap tidak dapat menghilangkan resiko akan timbulnya kemafsadatan (kerusakan). Jadi dengan pertimbangan tersebut, maka proses donor ASI di Lactashare hendaknya dihindari karena sebagaimana pada dasarnya Sadd Al- Dzari’ah merupakan suatu perbuatan menolak atau menghalangi perkara yang beresiko menjadi jalan kepada suatu perbuatan yang menimbulkan kemafsadatan (kerusakan).