Penentuan kadar Merkuri dalam Ikan Tuna (Thunnus) menggunakan Destruksi Refluks secara Spektrofotometri Serapan Atom Uap Dingin (SSA–UD)

ABSTRAK

Ikan tuna merupakan salah satu jenis ikan predator yang memiliki kandungan protein tinggi. Ikan tuna memangsa ikan-ikan kecil seperti ikan lemuru, teri dan lain sebagainya. Tambang emas di Pesanggaran dan industri skala besar di Muncar dimungkinkan dapat mencemari ikan tuna hasil tangkapan lautnya dengan merkuri. Merkuri mencemari ikan tuna melalui proses rantai makanan. Karenanya perlu dilakukan analisis kadar merkuri dalam ikan tuna dari Pesanggaran dan Muncar. P enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi pendestruksi terhadap hasil analisis kandungan logam merkuri (Hg) pada ikan tuna menggunakan destruksi refluks secara Spektrofotometri Serapan Atom Uap-Dingin (SSA-UD).

Metode penelitian meliputi : sampling, preparasi sampel, optimasi instrumen SSA-UD, pembuatan kurva baku standar, penentuan komposisi pendestruksi terbaik dan penentuan kadar logam merkuri (Hg) dalam ikan tuna. Variasi komposisi dalam penentuan komposisi pendestruksi terbaik meliputi HNO3 p.a; H2O2 p.a dengan perbandingan (1:0; 2:1; 4:1;10:3;7:1). Sampel campuran diambil sebanyak 5 gr dilarutkan dalam larutan pendestruksi tersebut dengan total volume 30 mL dan didestruksi selama 4 jam. Selanjutnya dianalisis dengan spektrofotometri serapan atom uap-dingin (SSA-UD) pada panjang gelombang 253,7 nm.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendestruksi terbaik adalah HNO3 tunggal dengan kadar merkuri rata-rata tertinggi sebesar 226,481 µg/kg. Kadar merkuri rerata yang terkandung dalam ikan tuna yang berasal dari Muncar adalah sebesar 108,613 µg/kg, sedangkan Pesanggaran kandungan merkuri rerata dalam ikan lemuru sebesar 144,802 µg/kg. Kedua kadar merkuri dalam sampel masih dibawa h amabang batas yang ditetapkan dalam SNI 7387-2009 (1000 µg/kg).

ABSTRACT

Tuna (Thunnus) is one of predator fish that has high protein content. Tuna fish prey on small fish such as fish lemuru, anchovies and others. Gold mining in Pesanggaran and large-scale industry in Muncar may been could contaminate tuna fish as catches of the sea with mercury. Mercury is contaminating tuna fish through food chain. Hence need to analyze the contaminations of mercury in tuna fish from Pesanggaran and Muncar. This research aimed to know the effect of various digestion composition toward the content of metal mercury (Hg) in tuna fish using reflux digestion by cold vapour atomic absorbtion spectrophotometry (CV-AAS).

The research methods included: sampling, sample preparation, instrument optimization, manufacturing of standard curve, determining of the best digestion composition using various oxidator composition of HNO3 p.a; H2O2 p.a (1:0; 2:1;4:1;7:1; 10:3) and determining mercury in tuna fish. The sample was taken 5 grams and dissolvedin oxidator solution with a total volume 30 mL. The solution has been destruction for 4 hours. Then it was analyzed by cold-vapour atomic absorption spectrophotometry(CV- AAS) in a wavelength 253.7 nm.

The results showed that the best oxidator is only HNO3p.a with an average mercury levels 226.481 g / kg. The average mercury content in tuna fish from Muncar was 108.613 µg / kg. While the average of mercury content in tuna fish from Pesanggaran was 144.802 µg / kg. Both of levels mercury content in the sample were under the limits specified in ISO 7387-2009 (1000 µg / kg).