Analisis Deformasi Gunung Merapi tahun 2006 berdasarkan data Elektronic Distance Measurement (EDM)

ABSTRAK

Gunung Merapi merupakan salah satu gunungapi paling aktif dan berbahaya di Indonesia karena setiap kali melakukan proses erupsi memiliki karakteristik tersendiri yaitu pertumbuhan kubah lava kemudian gugur dan menghasilkan awan panas yang dikenal dengan tipe letusan Merapi. Proses naiknya magma dan peningkatan tekanan kepermukaan mempengaruhi tubuh gunung Merapi yang pada kedalaman tertentu akan membentuk efek deformasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan deformasi disekitar puncak Gunung Merapi pada tahun 2006 menggunakan EDM.

Prinsip dari penelitian ini dilakukan dengan mengukur waktu penjalaran pulsa sinar inframerah laser sejak dipancarkan dan dipantulkan reflektor kemudian diterima kembali ke receiver dari pos pengamatan Deles, Kaliurang dan Babadan. Adapun pengukuran dilakukan dengan menggunakan EDM D1 3000 yang di satukan dengan Theodolit T2, dari data yang diperoleh dihitung besarnya perubahan jarak dan perubahan sudut kemudian di plot dalam data trilaterasi yang diolah MS-EXEL dan Origin 7.0.

Data pengukuran selama tahun 2006 ini didapatkan laju regresi linier pemendekan pada bulan April 2006. Hal itu berdasarkan data pengukuran dari sektor Selatan-Tenggara (Kaliurang dan Deles) dan sektor Barat (Babadan). Perubahan jarak ukur terjauh dicapai oleh reflektor RD2 yang terukur dari Deles1,4 meter dan terpendek adalah 0.3 meter oleh reflektor RB3 yang diukur dari Babadan. Laju pemendekan ini berhenti sampai dengan munculnya perubahan lava baru tanggal 26 april 2006. Proses inflasi-deflasi kawasan puncak Merapi disebabkan dengan adanya pergerakan magma dan pelepasan gas magmatik yang menghasilkan peningkatan atau penurunan tekanan terhadap lama kubah lava di puncak.

ABSTRACT

Mount Merapi is one of the most active and dangerous volcanoes in Indonesia because every time you make the process of eruption has its own characteristics that fall lavakemudian dome growth and generate heat clouds, known as the type of eruption of Merapi. The process of rising magma and the increase in surface pressure affects the body's Merapi volcano which at a certain depth will form deformation effects. One of the studies to determine the change in deformation is using EDM of Mount Merapi in 2006.

The principle of this research was conducted by measuring the propagation time of laser pulses of infrared light emitted and reflected from the reflector and then received back at the instrument. The measurements performed using D1 EDM 3000 which united with T2 theodolite data obtained from the calculated magnitude of change in the distance and angle changes later in the plot of the data processed Trilateration MS-Exel and Origin 7.0.

From the results of these measurements obtained linear regression rate of shortening during the month of April 2006. It was based on measurement data from the South-East sector (Ground and Deles) and Western sectors (Babadan). Changes in the farthest distance measurement is achieved by reflector RD2 measured from Deles1, 4 meters and the shortest is 0.3 meters by the reflector as measured from Babadan RB3. The rate of shortening is stopped until the emergence of a new lava changes on 26 April 2006. Inflation-deflation process Merapi peak area caused by the movement of magma and magmatic gas release resulting in an increase or decrease pressure on the old lava dome at the top.