Metadiscourse analysis on Hamilton Wright Mabie's fairy tales

ENGLISH:

This study aims to identify the types of metadiscourse markers used in non-academic works in the form of fiction, especially fairy tales written by Mabie (2011) in his book "A Collection of Classic Fairy Tales" and to determine variations of metadiscourse markers in the form of words or phrases that are different from general or rarely used but have the same meaning as a metadiscourse function.

Metadiscourse theory by Hyland (2005) was used to analyze data obtained from a collection of fairy tales written by Mabie (2011). Then, the qualitative descriptive method is used in this study because the data analysis is in the form of an explanation about the function of metadiscourse markers found and used in fairy tales. As this research is concerned with something written structurally as a chart showing the relationship between the text, writer, and reader, then the discourse analysis approach is used to show how the metadiscourse markers can be an important role in the text.

Research findings indicate that not all types of metadiscourse markers are used in fiction especially in the form of fairy tales because they have different functions, structures, and language from academic writing. The results showed there are 46 markers metadiscourse as data that consists of; 31 data as interactive metadiscourse with 14 transition marker data, 12 as frame markers, and 5 as code glasses. Then, 15 data are in the form of interactional metadiscourse with 5 data as hedges, 2 data as boosters, 2 data as attitude markers, 5 data in the form of self-mention, and 1 data in the form of engagement marker. In addition, 4 data in the form of a new variation of the metadiscourse markers were found included in the interactive metadiscourse, which consists of; 3 data as transition markers and 1 data as the framework. Then, the author mostly uses the metadiscourse marker in the form of interactive metadiscourse in convincing the reader and making it easier for the reader to understand the story. There are not many new variations of the metadiscourse markers used in the writing of fairy tales because the author uses metadiscourse markers as general.

From the findings above, it is hoped that the next researchers can analyze the topic of metadiscourse with another title of Hamilton Wright Mabie’s work, poet, or speech to increase and expand the discussion on the topic of metadiscourse markers. In addition, the use of metadiscourse markers can also be analyzed in other non-academic works in the form of poetry or speech. Therefore, this area can be an interesting discussion to be researched more broadly.

INDONESIA:

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis penanda metadiscourse yang digunakan dalam karya non-akademik berupa fiksi ilmiah yang ditulis oleh Mabie (2011) dalam bukunya "A Collection of Classic Fairy Tales" dan untuk mengetahui variasi dari penanda metadiscourse berupa kata atau frasa yang berbeda daripada umumnya atau jarang digunakan, tetapi memiliki arti yang sama sebagai fungsi penanda metadiscourse.

Teori metadiscourse oleh Hyland (2005) digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari kumpulan dongeng yang ditulis oleh Mabie (2011). Kemudian metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena analisis data berupa penjelasan mengenai fungsi dari metadiscourse markers yang ditemukan serta digunakan dalam dongeng. Sebagaimana penelitian ini berkaitan dengan sesuatu yang ditulis secara struktural sebagai sebuah gambaran yang menunjukkan adanya keterkaitan antara teks dengan penulis dan pembaca, pendekatan discourse analisis digunakan untuk menunjukkan bagaimana penanda metadiscourse dapat menjadi peran penting dalam teks.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa tidak semua jenis penanda metadiscourse yang digunakan dalam fiksi khususnya berupa dongeng, dikarenakan memiliki fungsi, struktur serta bahasa yang bebeda dengan karya tulis akademik. Hasil penelitian menunjukkan ada 46 penanda metadiscourse sebagai data yang terdiri dari; 31 data berupa interactive metadiscourse dengan 14 data transition marker, 12 data frame markers, dan 5 sebagai code glasses. Kemudian 15 data berupa interactional metadiscourse dengan 5 data hedges, 2 data sebagai boosters, 2 data attitude markers, 5 data berupa self-mention dan 1 data berupa engagement marker. Selain itu, 4 data hasil penelitian berupa variasi baru dari penanda metadiscourse marker yang ditemukan termasuk dalam interactive metadiscourse, yaitu terdiri dari; 3 data sebagai transition markers dan 1 data sebagai frame work. Kemudian penulis lebih banyak menggunakan penanda metadiscourse berupa interactive metadiscourse dalam meyakinkan pembacanya dan mempermudah pembaca dalam memahami ceritanya.

Dari temuan diatas, diharapkan peneliti berikutnya dapat menganalisis mengenai topik metadiscourse dengan judul buku dongeng yang berbeda karya Hamilton Wright Mabie untuk meningkatkan serta memperluas diskusi mengenai topik penanda metadiscourse. Selain itu, penggunaan penanda metadiscourse juga dapat dianalisis dalam karya tulis non-akademik lainnya berupa puisi atau pidato. Oleh karena itu, area ini dapat menjadi pembahasan yang menarik untuk diteliti lebih luas lagi.