Fauziah, Intan Kumala (2019) The Designing of Petroleum Geo-Heritage Centre of Wonocolo Geo-Park Bojonegoro using Organic Architecture Approach. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
15660076.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (36MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRACT
Bojonegoro is a relatively big town located at the border of East Java and Central Java. Its big potential in oil sector makes it a big discussion since 2006. The oil resource discovery in Bojonegoro is the biggest in Indonesia since the last three decades. Therefore, many investors and workers from inside and outside of the country come to Bojonegoro. There are 430 villages in Bojonegoro Regency which the economic growth are based on oil extraction. Wonocolo is a village located ±50 kilometers away from Bojonegoro city. It has hundreds of oil extraction wells since Dutch’s colonial era in Bojonegoro. The deepest well is up to 400 meters from the surface. This makes Bojonegoro one of the future National Geo-Heritage in Indonesia. However, the lack of infrastructures and facilities resulting Wonocolo Geo-Park not registered as a Geo-Heritage yet. On a scale of A to D, Wonocolo Geo-Park got D which is the lowest score. Therefore, Wonocolo Geo-Park needs to be improved according to the judges' team’s recommendation with a due time given. Wonocolo Geo-Park needs an object that can solves all of its shortcomings. Designing a Petroleum Geo-Heritage Centre of Wonocolo Geo-Park is the first in Bojonegoro. It can be a place where we can learn the fundamental knowledge of its Geo-Heritage and also increase the sense of geo-protection; as a tourist spot to let people appreciate the natural environment; and as a sharing community to understand different region culture, history, landscape, and natural life. It is also equipped with complementary functions: accommodation, recreation, and observation. Moreover, it is located in a newly made petroleum geo-park, so it can be a new iconic building to symbolize Bojonegoro as an oil-producing city. This project design is based on three main issues: technology development, land conservation, and locality, which then become the cause of the use of Organic Architecture approach to solve them. This design is planned to be “merged” with nature because Organic Architecture is a natural architecture – the architecture of nature, for nature.
ABSTRAK
Bojonegoro adalah kota yang relatif besar yang terletak di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Potensi besar di sektor minyak membuatnya menjadi diskusi besar sejak tahun 2006. Penemuan sumber daya minyak di Bojonegoro adalah yang terbesar di Indonesia sejak tiga dekade terakhir. Karena itu, banyak investor dan pekerja dari dalam dan luar negeri datang ke Bojonegoro. Ada 430 desa di Kabupaten Bojonegoro dengan pertumbuhan ekonomi bergantung pada hasil ekstraksi minyak. Wonocolo adalah sebuah desa yang terletak ± 50 kilometer dari kota Bojonegoro. Ia memiliki ratusan sumur ekstraksi minyak sejak era kolonial Belanda di Bojonegoro. Sumur terdalam hingga 400 meter dari permukaan. Ini menjadikan Bojonegoro salah satu kandidat Geo-Heritage Nasional di Indonesia. Namun, kurangnya infrastruktur dan fasilitas membuatnya belum ditetapkan sebagai Geo-Heritage. Pada skala A ke D, Geo-Park Wonocolo mendapat D yang merupakan skor terendah. Oleh karena itu, Geo-Park Wonocolo perlu ditingkatkan sesuai dengan rekomendasi tim juri dengan waktu yang ditentukan. Geo-Park Wonocolo membutuhkan objek yang dapat menyelesaikan semua kekurangannya. Mendesain Petroleum Geo-Heritage Center di Geo-Park Wonocolo adalah yang pertama di Bojonegoro. Ini bisa menjadi tempat di mana kita bisa belajar pengetahuan dasar Geo-Heritage yang dulu dan juga meningkatkan rasa perlindungan geo. Sebagai tempat wisata untuk membiarkan orang menghargai lingkungan alam, dan sebagai komunitas berbagi untuk memahami berbagai budaya daerah, sejarah, lanskap, dan kehidupan alami. Dengan fungsi pelengkap, seperti akomodasi, rekreasi, dan observasi. Selain itu, terletak di Geo-Park minyak bumi yang baru dibuat, sehingga bisa menjadi bangunan ikonik baru untuk melambangkan Bojonegoro sebagai kota penghasil minyak. Desain proyek ini didasarkan pada tiga isu utama, yaitu pengembangan teknologi, konservasi lahan, dan lokalitas, yang kemudian menjadi penyebab penggunaan konsep Arsitektur Organik untuk menjawabnya. Desain ini rencananya akan "menyatu" dengan alam, karena Arsitektur Organik adalah arsitektur alami - arsitektur alam, untuk alam.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Kurniawaty, Prima and Bahar, Mohammad Arsyad | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Geo-Park; Geo-Heritage; Oil Extraction Wells; Organic Architecture; Merge with Nature; Geo-Park; Geo-Heritage; Sumur Pertambangan Minyak; Arsitektur Organik; Menyatu dengan Alam | |||||||||
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Teknik Arsitektur | |||||||||
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana | |||||||||
Date Deposited: | 15 Mar 2023 11:00 | |||||||||
Last Modified: | 28 Mar 2023 10:48 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/48381 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |