Isolasi dan uji potensi kapang Indigenous Selulolitik pada ampas tebu (Bagasse)

ABSTRAK

Ampas tebu (bagasse) adalah biomassa berselulosa yang merupakan material sulit didegradasi dan dikonversi. Ampas tebu memiliki kandungan lignin berkisar 24,2%, selulosa 52,7% dan hemiselulosa 17,5%. Hidrolisis enzimatis oleh kapang selulolitik merupakan jalan alternatif yang aman dan ramah lingkungan untuk mengkonversi biomassa menjadi produk bernilai ekonomis. Setiap kapang di alam memiliki peran dan potensi yang berbeda-beda dalam memanfaatkan nutrien dan metabolisme sehingga perlu dilakukan eksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kapang selulolitik yang diisolasi dari ampas tebu dan potensinya dalam mendegradasi selulosa.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan mengisolasi kapang dari ampas tebu dan eksperimen dengan menguji potensi kapang selulolitik pada media selektif CMC (Carboxy Methyl Cellulose). Isolasi kapang dilakukan dengan menggunakan metode pengenceran cawan tuang dan cawan gores pada media PDA (Potato Dextrose Agar). Dan uji potensi kapang selulolitik pada isolat kapang tunggal maupun kombinasi dilakukan secara semikuantitatif, yaitu pengukuran rasio diameter zona bening disekitar koloni kapang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dianalisis dengan uji One Way ANOVA, jika ada pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji DMRT 5%.

Hasil eksplorasi kapang selulolitik pada tiga sampel ampas tebu diperoleh sebanyak 13 isolat kapang dengan karakteristik yang berbeda, yang terdiri dari 7 genus yaitu Varicosporium, Botrytis, Penicillium, Gliocladium, Trichoderma, Cephalosporium, dan Monilia. Hasil uji potensi selulolitik menunjukkan 8 isolat memiliki kemampuan selulolitik dengan menghasilkan zona bening (ZB) pada substrat CMC, yaitu isolat KB2 (Botrytis sp.), isolat KB3 (Penicillium sp.), isolat KB5 (Gliocladium sp.), isolat KB6 (Trichoderma sp.), isolat KA3 (penicillium sp.), isolat KA5 (Cephalosporium sp.), isolat KA6 (Gliocladium sp.), dan isolat CS2 (Cephalosporium sp.). Isolat kapang yang menghasilkan rasio ZB terbesar adalah Trichoderma sp.KB6 dengan nilai 3,38 cm. Pengujian isolat kombinasi kapang selulolitik terdiri dari Isolat KB2KA6 (Botrytis sp.+ Gliocladium sp.), isolat KB2KB6 (Botrytis sp.+ Trichoderma sp.), isolat KB6KA6 (Trichoderma sp.+ Gliocladium sp.), dan KB2KA6KB6 (Botrytis sp.+ Gliocladium sp.+ Trichoderma sp.). Isolat kombinasi kapang yang menghasilkan rasio ZB terbesar adalah isolat KB2KA6KB6 (Botrytis sp.+ Gliocladium sp.+ Trichoderma sp.) dengan nilai 9,13 cm. Hasil uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan dengan nilai sig 0,00<0,05.

ABSTRACT

Bagasse (bagas) is cellulose biomass material which difficult to degradation and converted. Bagasse has ranged from 24,2% lignin, 52,7% cellulose and 17,5% hemicellulose. Enzymatic hydrolysis by cellulolytic mold are alternative roads safe and friendly environment to convert biomass into economocally valuable products. Each mold in nature has a role and a different potential in utilizing nutrients and metabolism so that exploration needs to be done. This study aims to determine the diversity of cellulolytic mold isolated from sugarcane bagasse and its potential to degrade cellulose.

This study is a descriptive explorative study to isolate the mold from bagasse and experimental with test potential cellulolytic mold on selective media CMC (Carboxy Methyl Cellulose). Isolation of mold carried out using pour plate dilution method and scratch cup on PDA (Potato Dextrose Agar). And test potential cellulolytic mold in single or combination mold isolates performed semiquantitatively, the measurement of the ratio of the diameter of the clear zone around the colonies of mold. The design used was a completely randomized design (CRD) and analyzed by One Way ANOVA test, if there is a significant effect followed by DMRT 5%.

Cellulolytic mold exploration results on three samples of bagasse obtained by 13 isolates molds with different characteristics, which consists of 7 genera are Varicosporium, Botrytis, Penicillium, Gliocladium, Trichoderma, Cephalosporium, and Monilia. The test results demonstrate the potential of cellulolytic 8 isolates have the ability to produce a clear zone (ZB) on the CMC substrate, which isolates KB2 (Botrytis sp.), KB3 isolates (Penicillium sp.), Isolates KB5 (Gliocladium sp.), KB6 isolates (Trichoderma sp.), KA3 isolates (Penicillium sp.), isolates KA5 (Cephalosporium sp.), isolates KA6 (Gliocladium sp.), and isolates CS2 (Cephalosporium sp.). Isolates mold that produces the largest ZB ratio is Trichoderma sp.KB6 with value 3.38 cm. Testing isolates consisted of a combination of cellulolytic fungi isolates KB2KA6 (Botrytis sp. + Gliocladium sp.), Isolates KB2KB6 (Botrytis sp. + Trichoderma sp.), KB6KA6 isolates (Trichoderma sp. + Gliocladium sp.), and KB2KA6KB6 (Botrytis sp. + Gliocladium sp. + Trichoderma sp.). Isolates combination of mold that produces the largest ratio ZB KB2KA6KB6 isolates (Botrytis sp. + Gliocladium sp. + Trichoderma sp.) with a value of 9.13 cm. One Way ANOVA test results indicate a difference between treatments with sig 0.00 <0.05.