Responsive Banner

Isabel’s struggle against hypocrisy in Shakeapeare’s Measure for Measure: A Feminist literary criticism

Asepta, Ristuning Widyastuti (2010) Isabel’s struggle against hypocrisy in Shakeapeare’s Measure for Measure: A Feminist literary criticism. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

[img] Text (Fulltext)
06320102.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (838kB) | Request a copy

Abstract

ABSTRACT

Hypocrisy is a bad act. It is the way of people pretend to be a good and kind person, but actually, they hide something. The hypocrites have their own ways to conceal their falsehood. In society, some people fulfil their satisfaction sometimes they do hypocrisy. In this research, the researcher finds that some people do hypocrisy in order to get their own benefit. Almost all the hypocrites in the drama are the ones who have high rank in the society. They pretend to be a good person but actually they do not like that, just because they want to get something. They do everything to reach their goal, even in a bad way.

This research uses literary criticism to analyze Shakespeare’s Measure for Measure. It is aimed at finding the way of Isabel as the main character to fight against hypocrisy showed in the drama. Therefore, the researcher used feminist literary criticism to analyze this drama. Her struggle to defend her virginity, and the way she rescue her brother from a death sentence, show that she keeps struggle to get her own right as women and human in the society. Moreover in her era, women are weak and become man’s domination. However, Isabel’s struggle shows that she could do more to fight for her right.

In this study, the researcher applies feminist literary criticism to analyze the drama. Feminist literary criticism is the way to criticize the literary work that present the women as the subject of male domination, subordinated in all aspects of life, and usually call as patriarchal culture. Isabel lives in the patriarchal society, where man dominates women in all aspect of life. Thus, radical feminism became an appropriate theory to analyze this drama. Because, radical feminism opposes existing political and social organization in general and it is close to patriarchy. Therefore, according to the researcher her struggles to keep her virginity from the leader of Vienna become one of the interesting themes in the drama. The data are taken from Shakespeare’s Measure for Measure.

Based on the analysis, the researcher finds that almost all people who have power in government are hypocrites. They do all ways to get their own satisfaction. They pretend to be good people in one side and a wicked in other side. The researcher finds that hypocrisy is revealed in the drama by two ways, the first is by the characters in the drama who are hypocrites, and the second is by the social context in the drama that revealed sexual harassment done by the hypocrites. Then the researcher also finds how Isabel tries to struggle against hypocrisy into two ways, the first way is her struggle against hypocrisy by negotiation to Angelo. The second way is her struggle against hypocrisy by the cooperation between her, Vincentio, and Mariana. Then finally, Isabel struggle ends in happy conclusion, where she could defend her virginity and rescue her brother’s life from a death sentence.

ABSTRAK

Kemunafikan adalah tindakan buruk. Ini adalah cara orang berpura­pura menjadi seseorang yang baik, namun pada kenyataannya mereka menyembunyikan sesuatu. Orang­orang munafik memiliki cara sendiri untuk menyembunyikan kebohongan mereka. Dalam masyarakat, beberapa orang demi mendapatkan kepuasan mereka, mereka menjadi munafik. Dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa beberapa orang menjadi sangat munafik untuk mendapatkan keuntungan mereka sendiri. Hampir semua orang­orang munafik dalam drama adalah dari orang yang berkekuasaan tinggi di masyarakat. Mereka mengklaim untuk menjadi orang baik, tetapi dalam kenyataannya mereka tidak seperti itu, hanya karena mereka ingin melakukan sesuatu. Mereka melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan mereka, bahkan sangat buruk.

Penelitian ini menggunakan kritik sastra untuk menganalisa drama Shakespeare Measure for Measure. Hal ini bertujuan untuk mencari cara untuk Isabel sebagai tokoh utama untuk melawan kemunafikan yang terungkap dalam drama. Oleh karena itu, peneliti menggunakan kritik sastra feminis untuk menganalisa dalam drama ini. Perjuangannya menyelamatkan keperawanannya dan bagaimana ia menyelamatkan kakaknya dari hukuman mati, menunjukkan bahwa ia tetap berjuang untuk mendapatkan hak sendiri bahwa perempuan dan manusia dalam masyarakat. Apalagi, pada masa Isabel, perempuan sangatlah lemah dan menjadi dominasi lelaki. Namun, perlawanannya menunjukkan bahwa Isabel bisa berbuat lebih banyak untuk memperjuangkan hak­haknya.

Dalam studi ini, peneliti menggunakan kritik sastra feminis untuk menganalisis drama. Kritik sastra feminis adalah cara untuk mengkritik karya sastra yang menyajikan perempuan sebagai subyek dominasi laki­laki, subordinasi dalam semua aspek kehidupan, dan biasanya disebut sebagai budaya patriarki. Isabel hidup dalam masyarakat patriarki, dimana laki­laki mendominasi perempuan dalam semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, feminis radikal adalah teori yang sesuai untuk menganalisis drama ini. Karena, feminis radikal menentang adanya organisasi politik dan sosial secara umum dan dekat dengan patriarki tersebut. Oleh karena itu, menurut para peneliti dia berjuang untuk menjaga keperawanannya dari pemimpin di Vienna menjadi salah satu tema yang menarik dalam drama. Data diambil dari Shakespeare Measure for Measure.

Berdasarkan hasil analisa, peneliti menyimpulkan bahwa hampir semua orang yang memiliki kekuatan dalam pemerintahan adalah munafik. Mereka melakukan ini semua hanya untuk kepuasan mereka. Mereka mengaku sebagai orang baik di satu sisi dan buruk di sisi lain. Peneliti menyimpulkan kemunafikan yang terungkap dalam drama dua cara, pertama adalah karakter dalam drama yang munafik, dan yang kedua oleh konteks sosial dalam drama yang mengungkap pelecehan seksual dilakukan oleh orang­orang munafik. Kemudian, peneliti juga menemukan bagaimana Isabel mencoba untuk melawan kemunafikan dalam dua cara, cara pertama adalah bertempur melawan kemunafikan oleh Angelo dengan negosiasi. Yang kedua adalah berjuang melawan kemunafikan dengan kerjasama antara dirinya, Vincentio dan Mariana. Lalu akhirnya, perlawananIsabel berakhir dengan bahagia, di mana ia bisa mempertahankan keperawanannya dan menyelamatkan kakaknya dari hukuman mati.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisor: Rahayu, Mundi
Contributors:
ContributionNameEmail
UNSPECIFIEDRahayu, MundiUNSPECIFIED
Keywords: feminism; hypocrisy; feminist literary criticism; feminis; kemunafikan; kritik sastra feminis
Departement: Fakultas Humaniora > Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: Meirisa Anggraeni
Date Deposited: 11 Mar 2023 13:30
Last Modified: 11 Mar 2023 13:30
URI: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/48292

Downloads

Downloads per month over past year

Actions (login required)

View Item View Item