Responsive Banner

Pengaruh kadar air awal dan suhu penyimpanan terhadap mutu fisiologis benih kedelai (Glycine max (L.) Merill)

Zahrok, Siti (2007) Pengaruh kadar air awal dan suhu penyimpanan terhadap mutu fisiologis benih kedelai (Glycine max (L.) Merill). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

[img] Text (Fulltext)
03520050.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (613kB) | Request a copy

Abstract

ABSTRAK

Ilmu tumbuh-tumbuhan sebenarnya sudah diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebelum ilmu pengetahuan berkembang (QS. An-Nahl/16:11). Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Kedelai tidak hanya merupakan bahan pangan, tetapi juga berguna untuk obat berbagai penyakit dan gangguan pada tubuh. Mutu fisiologis benih kedelai mudah rusak selama penyimpanan, terutama pada kondisi di daerah tropis. Viabilitas benih selama dalam penyimpanan sangat dipengaruhi oleh kadar air benih, suhu, dan kelembaban nisbi ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar air awal dan suhu penyimpanan terhadap mutu fisiologis benih kedelai (Glycine max (L.) Merill).

Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, yang disusun secara 3 3 faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor I adalah kadar air awal benih, terdiri atas tiga level: 11,6%; 9,8%; dan 7,0%. Faktor II adalah suhu penyimpanan, terdiri atas tiga level: 28oC, 5oC, dan -20oC. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar air awal (11,6%, 9,8%, dan 7,0%) dan suhu penyimpanan yaitu: 28oC, 5oC, dan -20oC, variabel terikat meliputi mutu fisiologis benih dan variabel terkendali yaitu yang di usahakan sama untuk tiap perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Kacang– kacangan dan Umbi–umbian (Balitkabi) Malang, dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2007. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA, jika ada perbedaan antara perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf 5%.

Hasil analisis varian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara kadar air awal dan suhu penyimpanan terhadap mutu fisiologis benih kedelai kecuali pada variabel kadar air benih. Pada 2 bulan penyimpanan, kadar air awal dan suhu penyimpanan sudah berpengaruh pada kadar air benih selama penyimpanan. Pada variabel panjang hipokotil sudah dipengaruhi oleh kadar air awal dan suhu penyimpanan belum berpengaruh, variabel keserempakan tumbuh belum dipengaruhi oleh kadar air awal dan suhu penyimpanan sudah berpengaruh. Sedangkan pada variabel daya berkecambah, indeks vigor, panjang epikotil, panjang akar, dan berat kering kecambah belum dipengaruhi oleh kadar air awal dan suhu penyimpanan. Pada 4 bulan penyimpanan, kadar air awal dan suhu penyimpanan sudah berpengaruh pada variabel indeks vigor. Variabel daya berkecambah, panjang hipokotil, panjang akar, dan keserempakan tumbuh hanya dipengaruhi oleh kadar air awal, sedangkan suhu penyimpanan belum berpengaruh. Variabel panjang epikotil belum dipengaruhi oleh kadar air awal sedangkan suhu penyimpanan sudah berpengaruh, pada variabel berat kering kecambah belum dipengaruhi oleh kadar air awal dan suhu penyimpanan. Kadar air awal dan suhu penyimpanan yang mampu mempertahankan mutu fisiologis benih kedelai adalah 7,0% sampai 9,8% dan -20oC sampai 5oC.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisor: Suyono, Suyono and Harnowo, Didik
Contributors:
ContributionNameEmail
UNSPECIFIEDSuyono, SuyonoUNSPECIFIED
UNSPECIFIEDHarnowo, DidikUNSPECIFIED
Keywords: Kadar air benih; Suhu; Kedelai (Glycine max (L) Merill); Mutu Fisiologis Benih
Departement: Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Biologi
Depositing User: Fadlli Syahmi
Date Deposited: 08 Mar 2023 10:50
Last Modified: 08 Mar 2023 10:50
URI: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/48017

Downloads

Downloads per month over past year

Actions (login required)

View Item View Item