Praktek bagi hasil antara pemilik dan penggarap lahan tembakau saat mengalami gagal panen, Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro : Tinjauan kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

ABSTRAK

Bagi hasil dalam bidang pertanian merupakan bentuk pemanfaatan sawah, dimana pembagian hasil terdapat dua unsur produksi yaitu pemodal atau yang mempunyai lahan dan pekerja atau yang menggarap lahan menurut perbandingan tertentu dari hasil tanah yang dikelola. Sedangkan jika terjadi gagal panen pemilik tanah meminta minimal biaya benih dikembalikan, untuk itu agar tidak terjadi diskriminasi terhadap petani penggarap lahan tembakau atau sebaliknya tentunya diperlukan saling mengerti dan memahami.

Dalam penelitian ini, terdapat perumusan masalah yaitu: pertama bagaimana praktek bagi hasil antara pemilik dengan penggarap lahan tembakau yang mengalami gagal panen di Desa Margomulyo Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro?, kedua, bagaimana praktek bagi hasil antara penggarap dan pemilik lahan tembakau yang mengalami gagal panen di Desa Margomulyo Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, perspektif kompilasi hukum ekonomi syariah?. Pada penelitian ini jenis penelitian ke dalam jenis penelitian empiris atau sosiologis. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. peneliti dalam menggunakan metode penentuan subyek yang digunakan adalah purposive sampling. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis dan sumber data yang terdiri dari data primer dan data sekunder.Pada Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi. Pada metode pengolahan data melalui Pemeriksaan Data (Editing), Klasifikasi (classifying), Verifikasi (Verifying) , Analisis Data (analysing), Kesimpulan (concluding).

Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:dalam praktek penggarapan tanaman tembakau di Desa Margomulyo terdapat dua cara sistem yang lazim digunakan sebagai patokan untuk menentukan jumlah bagi pemilik lahan dan penggarap lahan yaitu: sistem lepas, yang dimaksud dalam sistem lepas disini adalah pemilik lahan dan penggarap lahan sepakat bahwa seluruh biaya pengolahan tanah, dilakukan oleh pihak penggarap sepenuhnya. Kedua, sistem bantu, yang dimaksud dalam sistem bantu adalah pemilik lahan dan penggarap lahan sepakat bahwa pemilik lahan akan membantu penggarap lahan dalam biaya awal pengolahan tanah. Dalam kompilasi hukum ekonomi syariah BAB IX bagian kedua, pasal 270 yang berbunyi “pemelihara tanaman wajib mengganti kerugian yang timbul dari pelaksanaan tugasnya apabila kegagalan tersebut disebabkan oleh kelalaianya”.dalam peneletian ini hanya 20% yang tidak sesuai dengan kompilasi hukum ekonomi syariah dan 80% sesuai dengan kompilasi hukum ekonomi syariah, sebagaiman terdapat satu dari kelima responden yang meminta ganti rugi ketika terjadi gagal panen, meskipun gagal panen tersebut bukan dari kecerobohan atau kelalaian penggarap lahan, hal ini bertentangan dengan kompilasi hukum ekonomi syariah pasal 270 tersebut.

ABSTRACT

In term of agriculture, profit sharing is considered as way of utilizing paddy, in which it contains two production elements, financiers or land owner, and the tillers, according to the certain comparison of tilled soil crops. Whereas, the crop failure will cause land owner to bid minimum cost of seed back. In order not to discriminate farmers or tobacco tillers, it is needed to understand each other.

In this research, there found some statements of problem, they are; first, how is the practice of profit sharing among land owner and tobacco tillers with crop failure in Margomulyo village, Balen, Bojonegoro regency? Second, how is the practice of profit sharing among land owner and tobacco tillers with crop failure in Margomulyo village, Balen, Bojonegoro regency, in relation with sharia economics law perspective? This research conducts empirical or sociological research. The approach used is qualitative descriptive method. The researcher used purposive sampling in doing research, referring two kinds of data sources, primary and secondary data. The collecting method used is interview and documentation. In data processing, the researcher used editing, classifying, verifying, analysing, and concluding.

The result is as following; in doing tobacco tilling in Mergomulyo village, there are two prevalent systems used as criterion to determine the amounts for those of land owner and land tillers; off system, both land owner and tiller are agreed to consider that all costs in land tilling are taken from land owner. Helping system, both land owner and tiller are agreed to consider that land owner will assist land tillers in initial cost of land tilling. In the compilation of sharia economics law chapter IX section two, clause 270 stating that “land tillers are obligated to indemnify approaching from tasks when the failure is caused from land tillers themselves.” In this research, only 20% which is not suitable with the compilation of sharia economics law and about 80% are apppropriate with the compilation of sharia economics law, as found one of five respondants demanding compensation when crop failure occurs, eventhough the failure is not resulted from carelessness or negligence of land tillers. This is against the compilation of sharia economics law clause 270 above.