Yanuar, R. Achmed (2012) Makna kebahagiaan pada keluarga miskin Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
08410082.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (557kB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Kebahagiaan adalah keadaan yang sangat diidamkan setiap orang dalam rentang kehidupannya. Untuk mencapai hal tesebut tentu saja manusia dengan segala daya upayanya akan selalu melakukan hal-hal yang membuatnya bahagia atau menuntunnya pada kebahagiaan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan antara kesejahteraan dengan berkurangnya kemampuan menikmati kesenangan atau kebahagiaan. Adapun kesenangan atau kebahagiaan yang dimaksud adalah perasaan sukacita, kegembiraan, kagum, bangga, terimakasih, dan sebagainya. Namun ada Beberapa orang menganggap bahwa kebahagiaan sangat berhubungan dengan materi. Semakin banyak harta yang dimiliki, maka semakin bahagia. Uang bisa memberikan kesenangan, uang bisa mendatangkan teman, dan yang paling penting adalah uang bisa membeli cinta. Di penelitian lain kebahagiaaan tidak harus dengan sebuah materi. Dapat bersyukur dan dapat memaknai kehidupan yang sedang terjadi merupakan wujud kebahagiaan secara abstrak. Kebahagiaan tidak hanya dapat dirasakan untuk orang yang berada namun pada orang tidak berada atau bisa disebut dengan orang miskin mereka juga dapat merasakan kebahagiaan dengan cara mereka sendiri.
Penelitian ini mengambil subyek keluarga miskin di Desa Karangpatihan Kabupaten Ponorogo dengan jumlah 3 orang. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Pada observasi, penelitian ini menggunakan observasi partisipan (overt) dan alamiah. Pada wawancara, jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara bebas terpimpin (semi structured interview).
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan narasi. Penelitian ini menuturkan kehidupan subyek dalam mencapai makna kebahagiaan dilingkungan keluarga tidak berada atau miskin. Tahap awal terfokus pada bagaimana keluarga miskin memaknai kebahagiaan dalam kehidupanya. Kemudian tahap tengah menjelasan apa saja penyebab keluarga miskin merasa bahagia dan kemudian pada tahap akhir faktor yang mendorong keluarga miskin mencapai suatu kebahagiaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluarga miskin dapat mencapai kebahagiaan dengan jalan Menjalin hubungan yang positif terhadap lingkungan desa sekitar, keterlibatan penuh dalam pekerjaannya, menemukan makna kebahagiaan dalam keseharian, dan tetap realistis, menghargai diri sendiri, optimis, terbuka, mampu mengendalikan diri, hidup bersosial, mensyukuri anugrah kesehatan, menjalani pernikahan dan mempunyai anak, dan menjalani kehidupan dengan religiusitas.
ABSTRACT
Happiness is a very desirable condition of each person in their life span. To achieve proficiency level course, humans with all resources will always make him happy or leads to happiness. A study showed that there was indeed a relationship between well-being with a reduced ability to enjoy pleasure or happiness. The pleasure or happiness is the feeling of joy, excitement, awe, pride, gratitude, and so on. But there are some people think that happiness is associated with the material. More wealth you have, so happier. Money can give pleasure, money can bring a friend, and the most important thing is money can buy love. In other studies, happines should not matter. Be grateful and to interpret the life that is going on is a form of happiness in the abstract. Happiness can be felt not only for those who are yet in person or can not be called poor people they can also feel the happiness in their own way.
This research takes the subject a poor family in the village of the Karangpatihan Village Ponorogo District the amount of 3 people. The method used is the method of observation and interviews. In the observation, this study used participant observation (overt) and natural. In interviews, types of interviews used are free guided interviews (semi-structured interview).
This research uses a qualitative research approach to narrative. This study tells the life of the subject in achieving significance within the family could not be happiness or poor. The initial phase focused on how poor families make sense of happiness in his life. Then what explains this middle stage causes poor feel happy and then in the final stages of the factors that drive poor families reach a happiness.
These results indicate that poor families can achieve happiness by way of a positive relationship to the environment surrounding villages, full involvement in the work, finding the meaning of happiness in everyday life, and remains realistic, self- esteem, optimism, open, able to control myself, socializing, grateful for the gift of health, a marriage and have children, and live with religiosity.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Nuqul, Fathul Lubabin | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Makna Kebahagiaan; Keluarga Miskin; Meaning of Happiness; Poor Families | ||||||
Subjects: | 17 PSYCHOLOGY AND COGNITIVE SCIENCES > 1701 Psychology > 170109 Personality, Abilities and Assessment 17 PSYCHOLOGY AND COGNITIVE SCIENCES > 1701 Psychology > 170113 Social and Community Psychology |
||||||
Departement: | Fakultas Psikologi > Jurusan Psikologi | ||||||
Depositing User: | Adi Sucipto | ||||||
Date Deposited: | 03 Mar 2023 13:47 | ||||||
Last Modified: | 03 Mar 2023 13:47 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/47822 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |