Adibah, Farah (2014) Self-Initiated and Self-Repaired strategy for Indonesian EFL Learners. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
10320068.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRACT
This study is concerned on self-initiated and self-repaired strategy for Indonesian EFL learner. This study is chosen because the phenomenon of Indonesian EFL’s learners use repair in order to have good communication in English. Another participant of this study is the students who use English as first language (L1). This study has self-initiated and self-repaired with six kinds of repair’s strategy, they are expansion, repetition, replacement, insertion, abort and abandon, and deletion which occurs in the same turn conversation.
There are two reasons why the researcher chooses about this study. First, this study aimed to have six strategies of self-initiated and self-repaired in the same turn done by EFL and L1. Second, finding the way how between EFL and L1 use thus strategies in same turn conversation. So, within two reason this study can be conducted to help people minimizing repairing while having conversation in order to avoid misunderstanding.
Qualitative descriptive method is chosen due some reasons. The researcher got video conference with an hour of duration from the teacher of MAN 3 Malang, then doing observation with transcribstion of the conversation. Grouping the data base from six strategies of self-initiated and self-repaired in the same turn. Then presents the data by analyzing and interpreting the data in each type of strategies.
The result of this study is between EFL and L1 fulfilling the six strategies which apply in the same turn conversation. Yet, the difference of them located in the way how they utter a repair in each of strategy. Totally there are 185 of repair did between EFL (132 times) and L1 (53 times). L1 is lower than EFL, because EFL tend to have more conversation and they must think about the English utterance which they rarely use because its influence with interlocutor’s understanding. Furthermore, self-initiated and self-repaired is needed in order to get succsessful communication.
ABSTRAK
Penelitian ini berkonsentrasi pada strategi berinisiasi sendiri dan perbaikan sendiri pada pelajar EFL Indonesia. Penelitian ini dipilih karena fenomena pelajar EFL Indonesia yang menggunakan perbaikan untuk memiliki komunikasi yang baik dalam berbahasa Inggris. Partisipan lain dari penelitian ini adalah siswa yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pertama (L1). Penelitian ini memiliki strategi berinisiasi sendiri dan perbaikan sendiri dengan enam macam strategi perbaikan, yaitu: Ekspansi, Pengulangan, Penggantian, Penyisipan, Pembatalan dan Meninggalkan, serta Penghapusan yang mana terjadi dalam Percakapan yang sama.
Terdapat dua alasan mengapa peneliti memilih tentang studi ini. Pertama, penelitian ini bertujuan untuk memiliki enam strategi berinisiasi sendiri dan perbaikan sendiri dalam percakapan yang sama yang dilakikan oleh EFL dan L1. Kedua, menemukan cara bagaimana diantara kedua partisipan dalam menggunakan keenam strategi tersebut dalam percakapan yang sama. Jadi, dengan kedua alasan tersebut penelitian ini dapat membantu seseorang untuk meminimalisir perbaikan selama mereka melakukan percakapan untuk menghindari kesalahpahaman.
Metode kualitatif deskriptif dipilih karena beberapa alasan. Peneliti mendapat video konferen dengan durasi satu jam dari guru MAN 3 Malang, kemudian melakukan observasi dengan transkrib percakapan. Pengelompokan data dengan berdasar pada enam strategi berinisiasi sendiri dan perbaikan sendiri dalam percakapan yang sama. Kemudian menyajikan data dengan analisa serta menafsirkan data pada setiap strategi.
Hasil dari penelitian ini adalah antara EFL dan L1 memenuhi keenam strategi yang diterapkan dalam percakapan yang sama. Namun, perbedaannya terletak dalam bagaimana cara mereka mengucapkan perbaikan di masing-masing strategi. Totalnya adalah 185 perbaikan dilakukan kedua partisipan yaitu EFL (132 kali) dan L1 (53 kali). L1 lebih sedikit daripada EFL, karena EFL cenderung ingin berbicara banyak dan mereka harus memikirkan arti dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris yang jarang mereka gunakan karena akan berpengaruh dalam pemahaman pendengar. Oleh karena itu strategi berinisiasi sendiri dan perbaikan sendiri diperlukan untuk memperoleh kesuksesan dalam berkomunikasi.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Budianto, Langgeng | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Repair; Strategy; Self-initiated and Self-Repaired; EFL; L1 Perbaikan; Strategi; Berinisiasi dan Perbaikan Diri; EFL | ||||||
Departement: | Fakultas Humaniora > Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris | ||||||
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana | ||||||
Date Deposited: | 03 Mar 2023 13:49 | ||||||
Last Modified: | 03 Mar 2023 13:49 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/47808 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |