Hasanah, Nurul (2011) Pembentukan karakter berdasarkan budaya pengasuhan anak di Suku Tengger : Studi tentang anak-anak Suku Tengger di Desa Ranupani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
07410096.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Di Indonesia dengan realitas berbagai etnik dan kondisi sosial budaya telah melahirkan generasi dengan karakteristik yang unik. Salah satunya adalah anak-anak Tengger. Anak-anak Tengger dibesarkan dan dikembangkan di lingkungan yang kental dengan budaya Tengger. Penelitian ini mengungkapkan beberapa temuan mengenai pembentukan karakter yang didasari oleh budaya pengasuhan masyarakat Suku Tengger di desa Ranupani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang.
Kerangka penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan partisipatoris, dan menjangkau partisipan anak-anak dan orang dewasa (terdiri dari Kepala desa, Kepala dusun, Dukun adat, Pendidik/Guru,dan Orangtua). Penelitian ini berlangsung selama 5 bulan, dimulai pada bulan Juni hingga Oktober 2011 dengan total partisipan sebanyak 31 partisipan dengan menggunakan metode penelitian; Focus Group Disscussion (FGD), Karangan Anak, Bercerita, Stimuli Gambar, Penelusuran Lokasi, Kalender Musim, dan Diagram Jadwal Harian. Temuan-temuan utama dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 pokok bahasan, yakni keluarga dan lingkungan tempat tinggal, praktik- praktik pengasuhan anak berbasis budaya dan adat suku Tengger, dan signifikansi budaya pengasuhan dalam membentuk karakter anak.
Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa hubungan antara kebudayaan Suku Tengger melalui budaya pengasuhan keluarga dan karakter anak-anak Tengger sangat erat kaitannya. Dalam praktik-praktik pengasuhan tradisional yang melibatkan pandangan orangtua terhadap ajaran-ajaran suku Tengger melalui upacara, ritual dan kegiatan budaya lainnya secara langsung melibatkan anak-anak mereka dalam praktik-praktik kegiatan budaya yang orangtua mereka ikuti dan membentuk karakter anak-anak Tengger. Para orangtua juga memberikan rambu-rambu sosial kepada anak sesuai dengan norma dan nilai Suku Tengger. Pembentukan karakter anak-anak Suku tengger dapat dilihat dari tiga hal, yakni; Belief system, Self Image, dan Habit.
Ketiga hal tersebut diteliti melalui sistem nilai yang dianut dan diterima oleh anak, Persepsi diri anak, dan kebiasaan anak melalui kegiatan harian anak. Anak-anak Tengger menggunakan sistem nilai yang diturunkan dari aturan besar Suku Tengger dan sebagian besar anak-anak Suku Tengger memiliki persepsi diri positif. Kebiasaan anak-anak suku Tengger sejak kecil di antaranya adalah pembiasaan oleh orangtua mereka untuk melakukan pekerjaan domestik (dalam rumah) dan publik yakni mencari kayu bakar, mencari rumput dan berkebun. Sedangkan dalam aktivitas keagamaan mereka sangat memberikan toleransi yang besar terhadap agama lain. Bagi yang beragama Islam dapat melakukan mengaji dan sholat, agama Kristen kebaktian di gereja, dan agama Hindu Trisadya. Sedangkan dalam kegiatan rekreatif, mereka tergabung dalam kesenian khas Tengger “Jaran Kepang/Jaranan”, bermain sepak bola, jalan-jalan ke tempat wisata di sekitar daerah mereka, yakni Ranu Regulo dan Ranu Pani. Minat para orangtua dan anak-anak di bidang pendidikan sangat rendah karena ketersediaan fasilitas pendukung pendidikan tidak terpenuhi dan Pandangan orangtua yang menganggap bahwa pendidikan dinilai belum jelas menjawab tuntutan kebutuhan masa depan anak. Sehingga pendidikan dianggap bukan merupakan hal yang mendesak dan menjanjikan keuntungan jangka pendek.
Untuk penelitiannya selanjutnya, diharapkan dapat menggali lebih mendalam berbagai tradisi dan budaya lokal yang konstruktif dalam pengasuhan anak di beberapa daerah di nusantara.
ABSTRACT
In Indonesia with the reality of various ethnic and socio-cultural conditions has spawned a generation with its unique characteristics. One is the Tengger children. Tengger children grew up and developed in an environment with a strong culture of Tengger. This study revealed several findings concerning the character building based on the culture of community care in the village of Tengger tribe Ranupani Senduro Lumajang District.
Framework of the study is a qualitative research with a participatory approach, and the participants reach of children and adults (consisting of the village chief, helmet chief, traditional healer, educator / teacher, and parents). The study lasted five months, beginning in June until October 2011 with a total of participants by 31 participants using the methods of research; Discussion Focus Group (FGD), Children's Writing, Storytelling, Stimuli Images, Location Tracking, Calendar Seasons, and Charts Daily Schedule . The major findings in this study is divided into three subjects, namely the family and neighborhood, parenting practices based on tribal culture and Tengger, and cultural significance in shaping the character of child care.
The third case investigated by the value system embraced and accepted by the child, child's self-perception, and habits of children through the child's daily activities. Tengger children using a value system derived from the rules of the Tengger tribe and most of the Tengger tribe children have positive self-perception. Habits of children from childhood Tengger tribe of which is habituation by their parents to do domestic work (in home) and a public that is looking for firewood, look for grass and gardening. While in their religious activity is providing a great tolerance towards other religions. For a Muslim can do chanting and prayers, church of Christianity, and Hinduism Trisadya. While in recreational activities, they joined in a typical art Tengger "Jaran Kepang / Jaranan", playing football, a trip to the tourist attractions in their vicinity, in Ranu Pani and Ranu Regulo. Interests of parents and children in education is very low because of the availability of support facilities and views of education are not met parents who think that education has not been clearly assessed to answer the demanding needs of the child's future. That education is not considered a matter of urgency and promising short-term profits.
For further research, is expected to explore more deeply the various traditions and local culture in constructive parenting in some regions of the archipelago.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Mahpur, Mohammad | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Karakter; Budaya Pengasuhan; Suku Tengger; Character; Culture Care; Tengger tribe | ||||||
Subjects: | 17 PSYCHOLOGY AND COGNITIVE SCIENCES > 1701 Psychology > 170113 Social and Community Psychology | ||||||
Departement: | Fakultas Psikologi > Jurusan Psikologi | ||||||
Depositing User: | Adi Sucipto | ||||||
Date Deposited: | 03 Mar 2023 13:47 | ||||||
Last Modified: | 03 Mar 2023 13:47 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/47776 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |