Rie’s struggle against Gender Stereotype in Joyce Lebra’s The Scent of Sake

ABSTRACT

Gender stereotype should be understood as negative beliefs shared by a particular group due to over-simplification and generalization. In this study, gender stereotype is used to mean negative beliefs / stigma toward women, which is based on their sexual or gender identity instead of their personal quality and individual competence. The Scent of Sake by Joyce Lebra is considered as a novel depicting the issue of gender stereotype in Japanese family culture, especially in managing the sake business. The problems to be answered in the study are: (1) What are gender stereotypes experienced by Rie as reflected in Joyce Lebra’s The Scent of Sake? (2) What are the effects of the stereotype upon Rie? (3) How does Rie struggle against gender stereotype as reflected in the novel?

The research design used by the writer is literary criticism. She uses liberal feminist literary criticism as the research approach. The theory of liberal feminism mostly applied in the study is that of Mary Wollstonecraft. The approach is used to reveal anything about Rie’s struggle against gender stereotype, implying that women have the autonomous right to determine their own fate and the researcher uses Hall’s strategies to struggle against the stereotypes.

The results of the study show that women –as represented by Rie– is stereotyped in the family’s sake business through many negative stigmas, i.e. that women are intuitive decision makers, women are risk-averse, anger is not feminine, they are emotionally unstable, weak, and timid, communal attributes have no place in leadership, leadership is masculine job, and that think manager, think male. Such stereotypes have given negative influences toward Rie in terms of marginalization in management, in educational access and women’s lack of decision making in marriage. To reduce the effects, Rie struggles against gender stereotype by performing reversing the stereotypes and substituting the stereotypes.

Through considerable struggles, Rie has proven that women should not be viewed as inferior to men. She can be more superior in terms of business innovation ideas than her husband. Rie also effectively confirms that women should not be perceived as objects or properties. Rie herself has tried very hard to play an active role as a subject in her own family’s business of sake production.

The writer expects that this thesis will be useful for others and that this study should be continued by other writers studying the literary work from different perspectives, with more complete analysis and more contemporary theories / approaches.

ABSTRAK

Stereotipe gender seharusnya dipahami sebagai keyakinan negatif yang dimiliki oleh kelompok tertentu karena penyederhanaan berlebihan dan penyamarataan. Dalam penelitian ini, stereotip gender digunakan untuk memaknai keyakinan negatif / stigma terhadap perempuan, yang didasarkan pada identitas seksual atau jenis kelamin mereka bukan kualitas pribadi dan kompetensi individual. The Scent of Sake oleh Joyce Lebra dianggap sebagai sebuah novel yang menggambarkan isu stereotipe gender dalam budaya keluarga di Jepang, terutama dalam mengelola bisnis sake. Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: (1) Apakah stereotipe gender yang dialami oleh Rie sebagaimana yang tercermin dalam novel The Scent of Sake oleh Joyce Lebra? (2) Apa dampak dari stereotip pada Rie? (3) Bagaimana perjuangan Rie melawan stereotipe gender yang tercermin dalam novel?

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah kritik sastra. Pendekatan penelitian ini adalah feminis liberal. Teori yang digunakan yakni teori Mary Wollstonecraft dalam feminisme liberal. Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan apa-apa tentang perjuangan Rie melawan stereotip gender, menyiratkan bahwa perempuan memiliki hak otonomi untuk menentukan nasib mereka sendiri dan peneliti menggunakan strategi Stuart Hall untuk berjuang melawan stereotipe.

Hasil dari penelitian ini menunjikkan bahwa wanita adalah distereotipkan dalam bisnis keluarga demi melalui banyak stigma negatif, yaitu bahwa perempuan adalah pengambil keputusan dengan intuisi, wanita menghindari risiko, kemarahan tidak feminin, mereka secara emosional tidak stabil, lemah, dan malu-malu, atribut komunal tidak memiliki tempat dalam kepemimpinan, kepemimpinan adalah pekerjaan maskulin, dan bahwa manajer berpikir, berpikir laki-laki. Stereotipe tersebut telah memberikan pengaruh negatif terhadap Rie yang mengalami marginalisasi dalam pengelolaan, akses pendidikan dan pengambilan keputusan dalam pernikahan. Untuk mengurangi pengaruh stereotipe gender, Rie berjuang melawan stereotipe gender dengan membalik stereotipe dan menggantikannya.

Melalui perjuangannya, Rie telah membuktikan bahwa perempuan tidak harus dilihat lebih rendah dari pria. Dia dapat lebih unggul dalam hal pemberian ide atau inovasi bisnis dari suaminya. Rie juga efektif menegaskan bahwa perempuan tidak harus dianggap sebagai benda atau properti. Rie dirinya telah berusaha sangat keras untuk berperan aktif sebagai pelaku dalam bisnis produksi sake milik keluarganya.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain dan dapat dilanjutkan oleh penulis lain yang mempelajari karya sastra dari perspektif yang berbeda, dengan analisis yang lebih lengkap dan lebih teori kontemporer/pendekatan.