Kelana, Sandi (2014) Tinjauan Al-‘Urf terhadap tradisi upah-upah dalam perkawinan di Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan – Sumatera Utara. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
10210020.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (9MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Tradisi Upah-upah adalah merupakan salah satu tradisi dalam perkawinan yang terdapat di Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan – Sumatera Utara. Dalam prosesi Upah-upah tersebut menggunakan bahan-bahan tertentu seperti pulut putih (beras ketan), telur rebus, satu rumpun merawal, daging yang sudah dimasak, beras, bedak putih dan kuning yang sudah dicampur dengan air bersih, bunga rampai, dan air bersih. Setiap bahan tersebut adalah merupakan simbol-simbol dalam Upah-upah yang memiliki makna tersendiri.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a). Bagaimana kedudukan tradisi Upah-upah dalam perkawinan di Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan-Sumatera Utara? b). Bagaimana makna yang terkandung pada tradisi Upah-upah dalam perkawinan di Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan-Sumatera Utara? c). Bagaimana tinjauan al-‘urf terhadap tradisi Upah-upah dalam perkawinan di Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan-Sumatera Utara?.
Jenis penelitian ini adalah empiris dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan cara wawancara dan observasi. Data tersebut merupakan data primer yang peneliti dapatkan dari lapangan secara langsung. Sedangkan analisis data adalah bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi di lapangan. Pada tahapan akhir adalah mengambil sebuah kesimpulan untuk menemukan jawaban sesuai dengan rumusan masalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) Kedudukan tradisi Upah-upah dalam perkawinan memiliki kedudukan yang penting bagi masyarakat Desa Aek Nagali, walaupun tidak ada sanksi hukum adat bagi yang tidak melaksanakan, akan tetapi terkesan negatif dan berdampak moral karena tidak melaksanakan tradisi Upah-upah tersebut. b) Makna yang terkandung pada tradisi Upah-upah dalam perkawinan di Desa Aek Nagali adalah sebagai doa yang dipanjatkan untuk kedua mempelai/pengantin agar kehidupan rumah tangganya menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rohmah. c) Dalam tinjauan al-‘urf, tradisi Upah- Upah dalam perkawinan ditinjau dari segi objeknya tergolong ‘Urf Fi’li yaitu kebiasaan yang berlaku dalam perbuatan. Ditinjau dari segi ruang lingkup penggunaannya tergolong ‘Urf Khusus karena tradisi Upah-upah tersebut hanya ada di Desa Aek Nagali. Sedangkan ditinjau dari segi keabsahannya, tradisi Upah- upah dalam perkawinan tergolong ‘Urf Shahih, dengan syarat mengurangi jumlah beras yang digunakan dalam prosesi Upah-upah karena membuang banyak beras dinilai berlebihan.
ABSTRACT
The Upah-upah tradition is one of the traditions in the wedding are available in the Aek Nagali village, Bandar Pulau Subdistrict, Asahan - North Sumatra. In the procession of the Upah-upah using materials such as white sticky rice (glutinous rice), boiled eggs, a branch merawal, cooked meat, rice, white and yellow powder that is mixed with water, bouquet of flowers, and clean water . All materials are the symbols in the Upah-upah have meaning.
As a summary of the problems in this study are: a) How the Upah-upah tradition in marriage in the Aek Nagali village, Bandar Pulau Subdistrict, Asahan
- North Sumatra? b) How meaning contained in Upah-upah tradition in marriage in the Aek Nagali village, Bandar Pulau Subdistrict, Asahan - North Sumatra? c) How to review al-'urf against tradition Upah-upah in marriage in the Aek Nagali village, Bandar Pulau Subdistrict, Asahan - North Sumatra?.
This is an empirical study of using a qualitative approach. Data collection researchers do with the way the interview and observation. Data represent the primary data that researchers get from the airport directly. While the data is descriptive analysis aimed to describe a situation or phenomenon that occurs in the field. The final stage is to take an appropriate conclusion to find answers to the problem formulation.
The results showed that: a) the traditional rating Upah-upah in marriage has an important position in society of Aek Nagali village, although no legal sanctions for not implementing custom, but a negative impression and moral impact because it does not perform the traditional Upah-upah. b) The meaning contained in the Upah-upah tradition in the wedding in the Aek Nagali village is a prayer that petitioned for the bride and groom / bride to life a family household sakinah, mawaddah, and rohmah. c) In a review of al-'urf, tradition Upah-upah in marriage viewed in terms of the object belongs to 'Urf Fi'li that is a habit that occurs in the act. Reviewed in terms of the scope of its use belong 'Urf specifically because tradition Upah-upah are only available in the Aek Nagali village. When viewed in terms of its legitimacy, tradition Upah-upah in marriage belong 'Urf Saheeh, with conditions that reduce the amount of rice used in the procession of the Upah due to wasting a lot of rice valued in excess.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Hamidah, Tutik | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Al-‘Urf; Tradisi; Upah-upah; Perkawinan; Al-'Urf; Tradition; Upah-upah; Wedding | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 01 Mar 2023 14:07 | ||||||
Last Modified: | 01 Mar 2023 14:07 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/47626 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |