Setiani, Puspita Pebri (2012) Problematika pelaksanaan pembelajaran tematik IPS terpadu di SMP Negeri 1 Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
![]() |
Text (Fulltext)
08130116.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
INDONESIA :
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan“IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”, demikian pula substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs juga merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”. Meskipun kurikulum sudah mengalami perubahan, yakni dari kurikulum 1994 menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004 dan kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) yang keduanya tetap dapat disebut sebagai kurikulum berbasis kompetensi, namun pelaksanaan pembelajaran IPS tidak mengalami perubahan.
Hal yang tidak berubah atau seringkali tetap sama dilakukan antara lain seperti: cara mengajar guru, materi pelajaran setiap disiplin ilmu yang tergabung dalam mata pelajaran IPS (terdiri atas kompetensi dasar Sosiologi, Sejarah, Geografi dan Ekonomi) tetap disajikan secara tersendiri tanpa dikaitkan dengan disiplin ilmu yang lain; jadi pola pengajaran yang diterapkan masih terpisah seperti pola kurikulum 1994 khususnya pada satuan pendidikan di SMP/MTs. Selain mata pelajaran yang dulunya terpisah menjadi satu kesatuan yang terpadu, guru juga harus memiliki wawasan yang kompleks dalam pembelajaran IPS Terpadu, guru dituntut untuk menguasai seluruh mata pelajaran IPS (Sosiologi, Sejarah, Geografi dan Ekonomi) demi terwujudnya pembelajaran tematik IPS Terpadu yang sesuai dengan KTSP. Akan tetapi kenyataan yang ditemui peneliti setelah observasi kebeberapa SMP/MTs, pembelajaran tematik IPS Terpadu di SMP/MTs belum sepenuhnya dilaksanakan dikarenakan banyak kendala dalam mewujudkan pembelajaran yang terpadu, baik kendala dari guru, sekolah maupun siswa itu sendiri.
Disinilah pentingnya penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan judul Problematika Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Malang, dengan subfokus: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Malang? 2. Apa yang menjadi problematika guru untuk melaksanakan pembelajaran tematik IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Malang? 3. Apa saja upaya guru dalam mengatasi hambatan untuk melaksanakan pembelajaran tematik IPS Terpadu?
Jenis pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan bentuk studi kasus. Metode pengumpulan datanya adalah dengan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Teknik analisa datanya adalah pengolahan, klasifikasi atau pengorganisasian data, dan penarikan kesimpulan atau temuan. Uji validitasnya adalah dengan cek metode, cek hasil, cek responden, konsultasi pembimbing, diskusi sejawat dan perpanjangan waktu penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1. IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Malang belum melaksanakan pembelajaran tematik, dalam artian mata pelajaran IPS belum sepenuhnya dilaksanakan secara terpadu masih berbentuk disiplin ilmu dalam penerapan proses belajar menganjar. 2. Hambatan yang dihadapi guru IPS di SMP Negeri 1 Malang untuk melaksanakan pembelajaran tematik IPS Terpadu yang ditemui peneliti adalah : a. Kurikulum itu sendiri tidak menggambarkan satu kesatuan yang terintegrasi, melainkan masih terpisah-pisah antar bidang ilmu. Kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran tematik IPS Terpadu. b. Kurangnya pemahaman guru akan penjelasan pembelajaran tematik dalam KTSP. c. Minimnya informasi yang diperoleh guru untuk melaksanakan pembelajaran tematik. d. Tidak ada panduan untuk guru agar dapat mengembangkan pembelajaran menjadi terpadu dengan pembelajaran tematik. e. Guru tidak dapat mengembangkan dalam bentuk RPP yang bertema. f. Guru mengalami kesulitan dalam pembuatan perencanaan pembelajaran yang menggaungkan beberapa mata pelajaran IPS, KD atau indicator dalam satu tema. g. Latar belakang pendidikan guru yang masih disiplin ilmu. h. Guru tidak dapat menguasai secara penuh seluruh mata pelajaran IPS. i. Guru merasa tidak siap mental dalam kelas apabila mengajarkan mata pelajaran diluar bidang keahliannya. j. Meskipun pembelajaran terpadu bukan merupakan hal yang baru namun para guru tidak terbiasa melaksanakannya sehingga dianggap hal yang baru. k. Terdapat kesulitan dalam pembagian tugas dan waktu pada masing-masing guru mata pelajaran untuk pembelajaran secara terpadu. l. Ketakutan guru apabila melakukan pembelajaran secara terpadu maka tidak akan mencapai tujuan pembelajaran tiap-tiap SK mata pelajaran yang berbeda.
ENGLISH :
Minister of national education regulations No. 22 of 2006 on the Content Standards that the substance of science and social studies subjects in SD / MI is an "Integrated Science" and "Integrated IPS", as well as the substance of science and social studies subjects in the SMP / MTs is also an "Integrated Science" and " Integrated IPS ". Although the curriculum has changed, namely from the 1994 curriculum into competency-based curriculum (KBK) curriculum in 2004 and 2006 (Unit Level Curriculum Education ) both of which can still be referred to as a competency-based curriculum, but learning the implementation of IPS has not changed.
Things have not changed or stayed the same is often carried out such as: how to teach the teacher, the subject matter of each discipline that is incorporated in social studies (consisting of basic competence Sociology, History, Geography and Economics) continue to be presented in isolation without the disciplines associated with the other, so the pattern is applied to separate the teaching of the curriculum such as the pattern of 1994, especially in the educational unit in SMP / MTs. Apart from that used to separate subjects into a single integrated unit, the teacher must also have insight into the complex in the IPS Integrated learning, teachers are required to master all subjects IPS (Sociology, History, Geography and Economics) for the creation of thematic learning in accordance with the Integrated IPS SBC. But the fact that investigators found after the observation to several SMP / MTs, IPS Integrated thematic learning in the SMP / MTs have not been fully implemented due to many constraints in realizing an integrated learning, both constraints of teachers, schools and the students themselves.
Where the importance of this research was conducted. The research was conducted under the title Problems in Implementing Teacher IPS Integrated Thematic Learning in SMP Negeri 1 Malang, with subfokus: 1. How the implementation of the IPS Integrated thematic learning in SMP Negeri 1
Malang? 2. What are the problems of teachers to implement IPS Integrated thematic learning at Junior High School 1 Malang? 3. What are the efforts of teachers in overcoming barriers to implementing IPS Integrated thematic learning?
This type of study is a qualitative approach to the form of case studies. Methods of data collection is the documentation, interviews, and observation. Data analysis techniques is the processing, classification or organization of data, and drawing conclusions or findings. Test is to check the validity of the method, check the results, check the respondents, consulting mentors, peer discussion and extension of research time.
These results indicate that: 1. Integrated IPS in SMP Negeri 1 Malang not implement the thematic learning, in terms of social studies has not been fully implemented in an integrated form of discipline is still in the application of the learning process menganjar. 2. Barriers faced by social studies teacher at Junior High School 1 Malang to implement IPS Integrated thematic learning researchers are met: a. The curriculum itself does not describe an integrated whole, but still fragmented between disciplines. Lack of socialization on IPS Integrated thematic learning. b. Lack of understanding of the teacher will explain the curriculum thematic learning. c. Teachers lack the information obtained to implement the thematic learning. d. There are no guidelines for teachers to develop learning becomes integrated with thematic learning. e. Teachers can not develop in the form of themed lesson plans. f. Teachers have difficulty in making plans that promote learning some subjects IPS, KD or indicator in a single theme. g. Educational background of teachers who still disciplines. h. Teachers can not be fully mastered all subjects IPS. i. The teacher was not prepared mentally in the classroom when teaching subjects outside their fields of expertise. j. Although the integrated learning is not a new thing, but the teachers are not used to carry it out so it is considered a novelty. k. There are difficulties in the distribution of tasks and time on each subject teachers for teaching in an integrated manner. l. F ear teacher learning in an integrated manner if doing so will not achieve the learning objectives of each SK different subjects.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Susilawati, Samsul | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Problematika; Pembelajaran Tematik Problems; Learning Thematic | ||||||
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 27 Feb 2023 09:24 | ||||||
Last Modified: | 27 Feb 2023 09:24 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/47387 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
![]() |
View Item |