A study of broca aphasia in Sarah Scott’s case: Verbal and non verbal communication

ABSTRACT

This study is about a case of aphasia. Aphasia is part of the discussion on neurolinguistics. Neurolinguistics is studies about the connection language and brain. It was under psycholinguistics. Aphasia is a disease which is caused by the brain damage. There are three common types of aphasia. Those are broca, wernicke and pure aphasia. Broca aphasia is the main topic of this research. Grounded with the topic, the researcher resumes questions to get specific finding. Both are about the verbal communication, concerning on linguistics features and non verbal communication concerning on gesture and eye gaze. The aims of this study are to understand about how aphasia especially broca’s aphasic do verbal and non-non verbal communication.

The researcher investigated a video entitled ”Broca’s Aphasia- Sarah Scott- Teenage Stroke”. Sarah’s conversation became the data source of this study. The conversation related to the research questions became the data. Those were taken from the utterances, eye gaze, body language and gestures. Then, to understand the phenomenon, the researcher chose qualitative as the research method to understand this case. This study is about a case study which needs more interpretation from the researcher. Furthermore, descriptive was chosen as the way to describe the understanding of the researcher grounded on the data. However, descriptive qualitative was supposed to be appropriate method to investigate this research.

After formulating the questions and finding the data, then the researcher did the analysis to find the findings of the research. The finding pointed out that Sarah used both communications, verbal and non-verbal. Non-verbal is often used to convince, describe and repeat of the utterances. It has function to complete the verbal communication. She moved her eyes to convince, think and show things and etc. On the other hand, the findings of linguistic features were she was difficult to pronounce long sentences than short, name a thing semantically and lexically, a word which has related sounds, a word which has three syllables and noun than verb.

Finally, after conducting the findings, the researcher suggests to the readers to give more attention to this issue. At least realizing aphasia is a common disease and attacks the way of communication. Then, for the next researcher in the same area, it is expected to do the research more deeply. Then, the next researcher can take another perspective, such as combining this issue with pragmatics, socio culture or other applied linguistics which are relevant with a case of aphasia. Therefore, the area of this study will develop.

ABSTRAK

Penelitian ini tentang aphasia. Aphasia merupakan salah satu cabang dari ilmu neurolinguistik. Kemudian Neurolinguistik merupakan disiplin ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan otak. Hal ini di bawah naungan ilmu psikolinguistik. Terdapat tiga jenis penyakit aphasia secara umum yaitu broka, wernik dan murni apasia. Broka aphasia akan menjadi topik utama dalam penelitian ini. Untuk mengawali penelitian ini, peneliti merumuskan rumusan masalah untuk mendapatkan temuan yang khusus. Hal pertama berhubungan dengan komunikasi verbal, khusunya fitur-fitur bahasa pada penderita broka aphasia dan yang kedua berhubungan dengan komunikasi non verbal, Khusunya pada gerakan-gerakan tubuh dan gerakan mata pada pasien broka aphasia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kedua kasus tersebut secara mendalam.

Disini, peneliti menggunakan sebuah video dengan judul ”Broca’s Aphasia- Sarah Scott- Teenage Stroke” untuk melakukan penelitian ini. Sumber data diperoleh dari percakapan sarah di dalam video tersebut. Kemudian untuk data di peroleh dari kalimat yang diproduksi oleh Sarah dalam percakapan tersebut. Tentunya yang akan menjadi data adalah kata, kalimat, gerakan- gerakan tubuh dan gerakan mata yang berhubungan dengan rumusan masalah. Selanjutnya untuk memahami fenomena tersebut peneliti menggunakan metode kualitatif untuk memahami kasus ini. Adapun untuk teknik penulisan deskriptif dipilih sebagai upaya untuk menggambarkan kasus ini secara mendalam berdasarkan interpretasi peneliti dan teori-teori terdahulu.

Setelah menentukan rumusan masalah dan menemukan data. Selanjutnya peneliti melakukan analisa untuk menemukan temuan. Kemudian dari temuan itu dapat disimpulkan bahwa Sarah menggunakan kedua komunikasi tersebut. Selanjutnya, diketahui bahwa komunikasi non verbal digunakan oleh Sarah untuk meyakinkan, menggambarkan dan mengulang suatu ungkapan. Di sisi lain, peneliti menemukan kesulitan-kesulitan yang dialamai oleh sarah dalam melakukan komunikasi verbal. Kesulitan tersebut adalah kesulitan dalam memproduksi suatu kalimat yang panjang, menyebutkan nama sesuatu yang berhubungan dengan kata benda secara semantic (makna tersimpan) dan lexical (makna kamus) dan menyebutkan satu kata yang memiliki tiga silabel.

Dari sini, peneliti menyarankan agar pembaca secara umum memberi perhatian khusus dalam kasus ini, karena kasus ini sering terdapat di lingkungan kita. Kemudian untuk peneliti selanjutnya agar meneliti isu ini dengan menggunakan perspektif yang berkaitan dengan pragmatik, socio-culture atau linguistic terapan yang lain.