Pengaruh orientasi masa depan terhadap subjective well-being pada dewasa awal di Jawa Timur

INDONESIA:

Subjective well-being menjadi variabel yang penting bagi manusia karena berkaitan dengan penilaian individu terkait kesejahteraan dalam dirinya. Subjective well-being memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya yaitu orientasi masa depan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi masa depan terhadap subjective well-being.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non eksperimental yang dilakukan kepada 150 subjek berusia 18 – 25 tahun dan berdomisili di Jawa Timur. Kuesioner yang disebarkan melalui google form ini menggunakan skala likert. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, seluruh aitem dinyatakan dapat diterima dan memiliki reliabilitas > 0.66.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dari orientasi masa depan terhadap subjective well-being pada dewasa awal di Jawa Timur dengan pengaruh sebesar 33.5%. Aspek perencanaan menjadi aspek yang paling mempengaruhi subjective well-being dengan koefisien regresi 2,927. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan aspek perencanaan, maka akan mempengaruhi kenaikan sebesar 2,927 pada variabel subjective well-being.

ENGLISH:

Subjective well-being is an important variable for humans because it relates to individual judgments regarding their inner well-being. Subjective well-being has several influencing factors, one of which is future orientation. The purpose of this study is to find out how much influence future orientation has on subjective well-being.
This study used a non-experimental quantitative method which was conducted on 150 subjects aged 18 – 25 years and domiciled in East Java. The questionnaire distributed via the Google form uses a Likert scale. After testing the validity and reliability, all items were declared acceptable and had a reliability > 0.66.
The results showed that there was a positive influence of future orientation on subjective well-being in early adulthood in East Java with an effect of 33.5%. The planning aspect is the aspect that most influences subjective well-being with a regression coefficient of 2.927. This shows that every time there is an increase in planning aspects, it will affect an increase of 2.927 in the subjective well-being.