Holil, Muhammad (2014) Problematika pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 21 Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
08130110.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan“IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”, demikian pula substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs juga merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”. Meskipun kurikulum sudah mengalami perubahan, yakni dari kurikulum 1994 menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004 dan kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) yang keduanya tetap dapat disebut sebagai kurikulum berbasis kompetensi, namun pelaksanaan pembelajaran IPS tidak mengalami perubahan. Hal yang tidak berubah atau seringkali tetap sama dilakukan antara lain seperti: cara mengajar guru, materi pelajaran setiap disiplin ilmu yang tergabung dalam mata pelajaran IPS (terdiri atas kompetensi dasar Sosiologi, Sejarah, Geografi dan Ekonomi) tetap disajikan secara tersendiri tanpa dikaitkan dengan disiplin ilmu yang lain; jadi pola pengajaran yang diterapkan masih terpisah seperti pola kurikulum 1994 khususnya pada satuan pendidikn di SMP/MTs.
Fokus penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 21 Malang? 2. Apa saja yang menjadi problematika guru untuk melaksanakan pembelajaran IPS terpadu dan solusi yang di ambil oleh guru di SMP Negeri 21 Malang?.
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian study kasus. Metode pengumpulan datanya adalah dengan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Sedangkan untuk analisisnya, peneliti menggunakan tehnik analisis deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan dan menginterprestasi data-data yang telah di dapat, sehingga akan menggambarkan realitas yang sebenarnya sesuai dengan yang terjadi di lapangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :1. Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 21 Malang belum melaksanakan pembelajaran secara terpadu, dalam artian mata pelajaran IPS belum sepenuhnya dilaksanakan secara terpadu masih berbentuk disiplin ilmu dalam penerapan proses belajar menganjar. 2. Hambatan yang dihadapi guru IPS di SMP Negeri 21 Malang untuk melaksanakan pembelajaran IPS Terpadu yang ditemui peneliti adalah : a. Kurikulum itu sendiri tidak menggambarkan satu kesatuan yang terintegrasi, melainkan masih terpisah- pisah antar bidang ilmu. Kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran IPS Terpadu. b. Kurangnya pemahaman guru akan penjelasan pembelajaran secara terpadu dalam KTSP. c. Minimnya informasi yang diperoleh guru untuk melaksanakan pembelajaran terpadu. d. Tidak ada panduan untuk guru agar dapat mengembangkan pembelajaran IPS menjadi terpadu. e. Guru tidak dapat mengembangkan dalam bentuk RPP yang bertema. f. Guru mengalami kesulitan dalam pembuatan perencanaan pembelajaran yang menggaungkan beberapa mata pelajaran IPS, KD atau indicator dalam satu tema. g. Latar belakang pendidikan guru yang masih disiplin ilmu. h. Guru tidak dapat menguasai secara penuh seluruh mata pelajaran IPS. i. Guru merasa tidak siap mental dalam kelas apabila mengajarkan mata pelajaran diluar bidang keahliannya. j. Meskipun pembelajaran terpadu bukan merupakan hal yang baru namun para guru tidak terbiasa melaksanakannya sehingga dianggap hal yang baru. k. Terdapat kesulitan dalam pembagian tugas dan waktu pada masing-masing guru mata pelajaran untuk pembelajaran secara terpadu.
ABSTRACT
Government No. 22 of 2006 on the Content Standards that the substance of teaching science and social studies at the elementary / MI is "Integrated Science" and "Integrated Social Science", as well as the substance of teaching science and social studies at SMP / MTs also an "Integrated Science" and "Integrated IPS ". Although the curriculum has been changed, ie from 1994 to the curriculum based curriculum (CBC) curriculum in 2004 and 2006 (the Education Unit Level Curriculum / SBC) both of which can still be referred to as a competency-based curriculum, but the implementation of social studies learning has not changed. Things have not changed or remained the same is often carried out such as: how to teach the teacher, the subject matter of each discipline incorporated in the social studies (consisting of basic competences Sociology, History, Geography and Economics) still presented separately without being associated with disciplines the other; so the pattern still teaching applied separately as a pattern, especially in the 1994 curriculum units pendidikn in SMP / MTs.
The focus of this research are: 1. How is the implementation of an integrated social studies learning in SMP 21 Malang? 2. What are the problems of teachers to implement an integrated social studies and solutions taken by the teacher at SMP Negeri 21 Malang.
This is a qualitative research approach to the type of case study research. Methods of data collection is the documentation, interviews, and observations. As for the analysis, the researchers used a qualitative descriptive analysis techniques, which describe and interpret the data that was in the can, so it will represent reality according to what happens on the field.
The results of this study indicate that: 1. Integrated Social Learning in SMP 21 Malang has yet to implement integrated learning, in terms of social studies has not been fully implemented in an integrated form of discipline is still in the application process menganjar learning. 2. Barriers faced by social studies teacher at SMP Negeri 21 Malang to implement the Integrated Social learning researchers met: a. The curriculum itself does not describe an integrated whole, but still fragmented between disciplines. Lack of socialization on Integrated Social learning. b. Lack of understanding of teacher learning will be integrated explanation in SBC. c. The lack of information obtained teachers to implement integrated learning. d. There is no guide for teachers in order to develop into an integrated learning social studies. e. Teachers can not develop in the form of themed lesson plans. f. Teachers had difficulty in preparing lesson plans that promote some social studies, KD or indicators in a single theme. g. Educational background teachers are still disciplines. h.
Teachers can not fully master all subjects IPS. i. The teacher was not ready mentally in the classroom when teaching subjects outside their expertise. j. Although integrated learning is not anew thing but the teachers are not accustomed to execute so it is considered a novelty. k. There are difficulties in the division of tasks and time on each subject teacher for learning in an integrated manner.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Wahidmurni, Wahidmurni | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Problematika; Pembelajaran IPS Terpadu; Problems; Integrated Social Learning | ||||||
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | ||||||
Depositing User: | Koko Prasetyo | ||||||
Date Deposited: | 21 Feb 2023 11:21 | ||||||
Last Modified: | 10 Jul 2023 15:44 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/46998 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |