Sari, Risna Ambar (2010) Woman private life as described in Arthur Golden’s Memoirs of Geisha. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Full text)
05320145.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (971kB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRACT
In society, Woman Private Lifeis one part of women that often be dominated by men. Whereas, as men’s, Woman Private Lifeis also the Woman’s right that ideally owned and decided by the women them selves without any intervention from others. Fro this problem, there are many discussion focuses to talk about it, orally and also in writing. Some discussions about Woman Private Lifecan be found in some literary works. As it is not secret anymore, thatvliterature can reflect the society in which it is born. So, it is not impossible that the Woman Private Lifeof some characters in the works of literature reflects the private life of women in the real society.
Arthur Golden’s Memoirs of Geisha is one novel which tells about the private life of woman namely Sayuri, who become a geisha in Japan. As geisha, her private life is influenced very much by the people and culture in which she lives as a geisha. So, to know how is Sayuri’s private life as a geisha and how it reflects the life of geisha in Japan, the researcher formulates the two problems of study, they are (1) How is the private life of the main character described in Arthur Golden’s Memoirs of Geisha (2) How does the private life of the main character reflects the geisha’ life in Japan?
This research uses the feminist literary criticism theory, especially the radical feminist theory. It is because the researcher explores the private life of woman which is related very much by some feminist’s theories.
From this research, there are two findings can be stated as the answer of the problem of the study. The first finding is, there are six parts of Sayuri’s private life, the first part is the life of little Sayuri or Chiyo in Yoroido and how she can arrives in okiya. The second is the life in okiya that makes Chiyo or the little Sayuri feels two things, they are that life in okiya which are better than in her tipsy house, and in the same time, she also feels the worse life because in her childhood age, she must do many jobs as a servant and also some education and training to be a geisha, and she must also face some bad treatment she got from some new peoples around her. The third is the life when she must have an older sister. In this phase, she feels that her life is depended to the efforts of her older sister who promoted her as a new geisha. The forth is the life when she must face mizuage which makes Sayuri feels being as an expensive commodity sold. The fifth is the life in being the real geisha. In this phase, Sayuri feels that she only has limited freedom, included in choosing the man for being her danna and in managing her income from her work. She also feels that her life is dominated by men authority and rivalry. The sixth is the life after The World War II. In this phase, Sayuri feels the importance of having danna for her, and also feels that she loves her profession as a geisha very much. The second finding is that the social and economic factors leading girls being geisha and how their life after World War II are reflected the real background which makes girls become geisha and their life condition after World War II.
ABSTRAK
Dalam suatu masyarakat, Kehidupan pribadi seorang wanita adalah suatu bagian dari hidup mereka yang se-ingkali didominasi oleh laki-laki. Padahal, menurut pendapat laki-laki, kehidupan seorang wanita adalah sebuah hak dari diri mereka sendiri yang dimiliknya tanpa adanya campur tangan dari pihak manapun. Berdasarkan masalah di atas, timbullah beberapa masalah yang diperdebatkan, baik lisan maupun tertulis. Hal tersebut bisa ditemukan dalam beberapa karya sastra. Sudah bukan rahasia lagi apabila karya sastra dapat merefleksikan permasalahan tersebut dan bagaimana, hal tersebut bisa timbul. Jadi bukanlah suatu hal yang tidak mungkin apabila terdapat beberapa tokoh di dalam suatu karya sastra yang dapat merefleksikan kejadian yang sesungguhnya.
Memoirs of Geisha yang tertulis oleh Arthur Golden adalah suatu novel di mana menggambarkan kehidupan pribadi seorang wanita bernama Sayuri, yang dikenal sebagai seorang Geisha di Jepang. Sebagai seorang Geisha kehidupan pribadinya sangatlah berpengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya. Jadi, untuk mengetahui bagaimana kehidupan pribadi Sayuri sebagai seorang Geisha dan bagaimana hal tersebut bisa merefleksikan Geisha di Jepang, penulis memformulasikan dua permasalahan, yaitu (1) Bagaimana kehidupan pribadi pemeran utama yang digambarkan dalam novel tersebut (2) Bagaimana kehidupan pribadi pemeran utama merefleksikan kehidupan Geisha di Jepang.
Penelitian ini menggunakan teori feminis, khususnya feminis radikal. Hal ini dikarenakan teori tersebut memiliki hubuigan yang sangat erat dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.
Dari penelitian ini, ditemukan dua temuan yang dapat menjawab permasalahan yang timbul. Temuan pertama, yaitu terdapat enam bagian dari kehidupan pribadi seorang Sayuri, bagian pertama yaitu kehidupan semasa kecil dari seorang Sayuri di Yoroido dan bagaimana Sayuri dapat tiba di Okiya. Bagian kedua yaitu kehidupan sewaktu di Okiya dimana Sayuri merasakan dua hal; bahwa hidup di Okiya jauh lebih baik daripada kehidupan di rumah giyangnya hidup di Okiya sangatlah berat untuk dia dimana harus bekerja sebagai seorang pelayan dan pelatihan sebagai calon Geisha dan juga dia harus menghadapi perlakuan buruk dari orang-orang di sekitarnya. Bagian ketiga, yaitu kehidupan di mana ia harus memiliki seorang kakak perempuan. Dalam hal ini, dia merasa bahwa kehidupannya tergantung atas usaha kakaknya dalam hal mempromosikannya sebagai geisha pendatang baru. Bagian keempat yaitu dimana Sayuri dihadapkan pada ritual mizuge, dia merasa dirinya adalah sebuah komoditas mahal yang dijual. Bagian kelima yaitu Sayuri menjadi seorang Geisha sesungguhnya. Dalam hal ini, Sayuri merasa kebebasannya dibatasi termasuk dalam hal memilih seorang danna dan mengatur penghasilannya sendiri. Dia juga merasa kehidupannya didominasi oleh para pria dan persaingan. Bagian keenam yaitu kehidupan setelah Perang Dunia II. Dalam hal ini, Sayuri merasa betapa pentingnya peranan seorang danna dalam hidupnya, dan juga dia merasa sangat mencintai pekerjaannya. Temuan kedua adalah dimana sosial dan ekonomi menjadi faktor penting mengapa banyak gadis menjadi Geisha dan bagaimana kehidupan mereka setelah Perang Dunia II merefleksikan kejadian sebenarnya setelah Perang Dunia II.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Rahayu, Mundi | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Feminism; culture; patriarchy; private life; geisha | ||||||
Departement: | Fakultas Humaniora > Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris | ||||||
Depositing User: | Nada Auliya Sarasawitri | ||||||
Date Deposited: | 20 Feb 2023 10:38 | ||||||
Last Modified: | 20 Feb 2023 10:38 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/46930 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |