Penerapan teknik bermain peran untuk meningkatkan prestasi belajar jual beli pada siswa kelas III A MIN Malang I

ABSTRAK

Teknik bermain drama (Role Playing) merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Penulis menggunakan teknik ini membahas tentang kegiatan jual beli dengan menerapkan penghayatan dan pengembangan imajinasi siswa agar dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan dapat meningkatkan prestasi siswa.

Adapun tujuan yang inin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan teknik bermain peran untuk meningkatkan prestasi belajar jual beli pada siswa kelas III-A Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1, (2) mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan teknik bermain peran untuk meningkatkan prestasi belajar jual beli pada siswa kelas III-A Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1, (3) mendeskripsikan penilaian proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan penerapan teknik bermain peran untuk meningkatkan prestasi belajar jual beli pada siswa kelas III-A Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1.

Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian tndakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Adapun yang menjadi responden adalah guru kelas III A MIN Malang 1 dan semua siswa kelas III A MIN Malang 1. Analisis peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu data-data yang tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang bersifat menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Selain itu, untuk mendukung uraian dari keadaan yang sebenarnya di lapangan, disini penulis sertakan tabel sebagai pelengkap data.

Hasil penelitian menunjukkan Perencanaan pembelajaran dalam penelitan ini terdiri dari 2 siklus 4 kali pertemuan, siklus pertama dua kali pertemuan dan siklus kedua juga dua kali pertemuan. Pelaksanaan siklus pertama pertemuan pertama pada tanggal 13 Februari 2012 dengan menerapkanteknik bermain peran dalam pembelajaran, siklus pertama pertemuan kedua peneliti tetap mengfokuskan pada pembelajaran dengan menggunakan teknik bermain peran, siklus kedua pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2012 juga masih tetap menggunakan tekink bermain peran. Dari hasil penilaian Dari siklus I sampai siklus II dapat dibuktikan bahwa penerapan teknik bermain peran dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap materi jual beli. Pada siklus pertama pertemuan pertama dapat diketahui tingkat prestasi siswa masih tergolong rendah dari 36 siswa hanya 5 orang yang mencapai KKM dengan KKM 75. Pada pertemuan yang kedua mulai ada peningkatan tingkat prestasi siswa yaitu 20 orang yang sudah mencapai KKM. Sedangkan pada siklus kedua sudah banyak mengalami peningkatan hampir semua siswa mencapai KKM yang ditentukan dan banyak juga yang melebihi KKM.

ABSTRACT

Drama playing technique (Role Playing) is a way of mastering the learning materials through the development of students' imagination and appreciation. Development of the student's imagination and appreciation of the act it as a character living or inanimate objects. These games generally do more than one person, it depends on what is played. The authors use this technique discusses trading activities with the appreciation and development of the imagination to apply in order to help students become more effective learning process and can improve student achievement.

The purpose of the inin achieved in this study were: (1) describes the planning process of learning by using the application of role-playing techniques to improve learning achievement in students purchase class III-A of Malang an Islamic elementary schools, (2) describe the implementation process of learning by using application of role-playing techniques to improve learning achievement in students purchase class III-A 1 Malang Islamic elementary schools, (3) describe the assessment process and learning outcomes by using the application of role- playing techniques to improve learning achievement in students purchase class III-A Madrasah Elementary School 1 Malang. Research by the author are included in the class tndakan study with a qualitative approach. Data collection using the method of observation, interviews, and documentation methods. The respondents were third-grade teacher Malang A MIN 1 and all students in grade III A 1 MIN Malang.

Analysis of research using qualitative descriptive analysis of the data is written or verbal behavior of people and observed that in this case the authors attempt to research thoroughly describe the nature of the real situation. In addition, to support the description of the actual situation on the ground, here the authors include a table as supplementary data.

The results showed Planning learning in this research consisted of two cycles of 4 meetings, two meetings the first cycle and second cycle are also two meetings. Implementation of the first cycle of the first meeting on February 13, 2012 by menerapkanteknik play a role in learning, the first cycle of the second meeting of researchers it focuses on learning by using techniques play a role, the second cycle of the first meeting was held on February 20, 2012 are also still use tekink play a role . From the assessment results from cycle I to cycle II could be demonstrated that the application of role-playing techniques to improve student achievement against the sale and purchase materials. In the first cycle of the first meeting can be seen the level of student achievement is still low of 36 students only five people who reach the KKM KKM 75. At the second meeting starts there is an increased level of student achievement that is 20 people who have reached the KKM. While in the second cycle was much improved nearly all students achieve specified KKM and many are beyond KKM.