Sulfiyah, Sulfiyah (2014) Pengaruh variasi jumlah ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dan lama fermentasi glukosa hasil hidrolisis selulosa limbah bagas tebu dengan enzim kasar dari campuran kapang Trichoderma sp, Gliocladium sp, dan Botrytis sp terhadap kadar etanol. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
10620079 Pendahuluan.pdf Download (670kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Indonesia)
10620079 Indonesia.pdf Download (88kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: English)
10620079 Inggris.pdf Download (88kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Arabic)
10620079 Arab.pdf Download (158kB) | Preview |
|
|
Text (Cahpter 1)
10620079 Bab 1.pdf Download (421kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
10620079 Bab 2.pdf Download (743kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
10620079 Bab 3.pdf Download (368kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
10620079 Bab 4.pdf Download (534kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
10620079 Bab 5.pdf Download (231kB) | Preview |
|
|
Text (References)
10620079 Daftar Pustaka.pdf Download (219kB) | Preview |
|
Other (Appendices)
10620079 Lampiran.rar Download (763kB) |
Abstract
INDONESIA:
Bioetanol merupakan komoditas yang dibutuhkan pada masa kini dan masa mendatang, serta akan mengalami peningkatan produksi yang signifikan karena banyaknya bahan baku yang dapat digunakan, salah satunya yaitu bagas tebu. Bagas tebu merupakan hasil samping dari proses pemerahan, dari satu pabrik dapat dihasilkan 35%-40% dari berat tebu yang digiling. Bagas tebu mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Proses hidrolisis pada pembuatan bioetanol pada penelitian ini menggunakan enzim dari kapang yaitu campuran Trichoderma sp., Gliocladium sp., dan Botrytis sp. karena dapat menghasilkan enzim selulase dengan ratio zona bening sebesar 9,13 cm dan dapat menghasilkan aktivitas enzim sebesar 31,57 U/mL. Fermentasi glukosa menggunakan ragi roti untuk merubah menjadi bioetanol. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses fermentasi antara lain: suhu, pH, lama fermentasi, oksigen, konsentrasi subtrat dan konsentrasi enzim, jenis mikroba, dan konsentrasi etanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah ragi roti, lama fermentasi dan interaksi jumlah ragi roti, dan lama fermentasi terhadap kadar etanol pada proses fermentasi glukosa hasil hidrolisis selulosa limbah bagas tebu dengan enzim kasar selulase dari campuran kapang Trichoderma sp., Gliocladium sp., dan Botrytis sp.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah variasi jumlah ragi roti yang terdiri dari 3 taraf yaitu 1 gram, 2 gram, dan 3 gram. Faktor kedua adalah variasi lama fermentasi yang terdiri dari tiga taraf yaitu 4 hari, 6 hari, dan 8 hari. Masing-masing faktor dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analysis Of Variance (ANOVA). Apabila perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter maka dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jumlah ragi roti berpengaruh terhadap kadar etanol pada proses fermentasi glukosa hasil hidrolisis selulosa limbah bagas tebu dengan menggunakan enzim kasar selulase dari campuran kapang Trichoderma sp., Gliocladium sp., dan Botrytis sp. Kadar etanol tertinggi diperoleh dari penambahan jumlah ragi roti 3 gram yaitu 50,94%. (2) Lama fermentasi berpengaruh terhadap kadar etanol pada proses fermentasi glukosa hasil hidrolisis selulosa limbah bagas tebu dengan menggunakan enzim kasar selulase dari campuran kapang Trichoderma sp., Gliocladium sp., dan Botrytis sp. Kadar etanol tertinggi diperoleh dari lama fermentasi 8 hari yaitu 47,04%. (3) Interaksi jumlah ragi roti dan lama fermentasi berpengaruh terhadap kadar etanol pada proses fermentasi glukosa hasil hidrolisis selulosa limbah bagas tebu dengan menggunakan enzim kasar selulase dari campuran kapang Trichoderma sp., Gliocladium sp., dan Botrytis sp. pada semua perlakuan. Kadar etanol tertinggi diperoleh dari penambahan jumlah ragi roti 3 gram dan lama fermentasi 8 hari yaitu 55,33%.
ENGLISH:
Bioetanol is a commodity that required at the present and the future, and the production will increase significantly in due to the abundance of raw materials that can be used, one of them is sugar canerobust. Sugar canerobust is other production result from the milking process, from one industry can be generated 35%-40% from sugar cane weight that be kibbled. Robust of sugarcane contains cellulose, hemicellulose, and lignin. In this research, hydrolysis process on biotenol making used enzyme from mold,i.e. mixture of Trichoderma sp, Gliocladium sp, and Botrytis sp because it can produce selulase enzyme with a ratio of clear zone to 9,13 cm and produce enzyme activity to 31.57 U/mL. The fermentation of glucose that using bread yeast is to change into bioetanol. The factors which affect infermentation process are: temperature, pH, long fermentation, oxygen concentration, concentration of substrate and concentration of enzyme, type of microbes, and the concentration of ethanol. This research aims to know the influence of bread yeast amount, long fermentation and interaction yeast bread amount, and long fermentation on ethanol levels on glucose fermentation as the results of cellulose hydrolysis of sugar cane robust waste with rough enzyme robust of selulase from mixturing mold of Trichoderma sp., Gliocladium sp., and Botrytis sp.
The type of this research is experimental studies by using Rancangan Acak Lengkap (RAL) in factorial pattern spesificly two factors. The first factor is the number of bread yeast variations which consists of 3 levels i.e. 1 g, 2 g, and 3 g. The second factor is variation of long fermentation that consists of three levels: 4 days, 6 days and 8 days. Each factors made repetition as much as 3 times. The Data obtained were analyzed using Analysis Of Variance (ANOVA). If treatment has real effect on parameters then continued with Test Duncan Multiple Test (DMRT).
The results of reseach showed that (1) amount of bread yeast has effect on ethanol levelin fermentation of glucose process from hydrolysis of cellulose sugarcane robust waste by using rough enzyme of cellulose from mixturing Trichoderma sp., Gliocladium sp., and Botrytis sp. mould. The highest levels of ethanol is obtained from the addition of bread yeast in 3 g, i.e. 50,94%. (2) long fermentation has effect on ethanol levels on glucose fermentation as results of hydrolysis of cellulose sugarcane robust waste by using rough enzyme of cellulase from mixturing Trichoderma sp., Gliocladium sp., and Botrytis sp. mould. The highest level of ethanol obtained from long fermentation during 8 days, i.e. 47,04%. (3) The interaction of bread yeast amount and long fermentation has effect on ethanol level fermentation of glucose process from hydrolysis of cellulose sugarcane robust waste by using rough enzyme of cellulase from mixturing Trichoderma sp., Gliocladium sp., and Botrytis sp. mouldon all treatments. The highest levels of ethanol obtained from the addition of bread yeastnumber in 3 g and long fermentation during 8 days, i.e. 55,33%.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Jumlah Ragi Roti (Saccharomyces cerevisiae); Lama Fermentasi; bioetanol, Enzim Kasar Dari Campuran Kapang Trichoderma sp; Gliocladium sp; Botrytis sp; Kadar Etanol; Bread Yeast Amount (Saccharomyces cerevisiae); Fermentation Long; Rough Enzyme From Mixture of Trichoderma sp Mold; Gliocladium sp; Botrytis sp; Ethanol Levels. |
Subjects: | 06 BIOLOGICAL SCIENCES > 0605 Microbiology > 060504 Microbial Ecology |
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Biologi |
Depositing User: | Dian Anesti |
Date Deposited: | 22 Jul 2015 08:37 |
Last Modified: | 22 Jul 2015 08:37 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/464 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |