Fauzi, Rizqi Miftakhudin (2016) Nilai-nilai Akhlak dalam syair tanpo wathon. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
12110006.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Di utusnya nabi Muhammad SAW di muka bumi ini menandakan segera berakhirnya sejarah kegelapan zaman jahiliyah. Prioritas pertama dan utama diutusnya nabi Muhammad SAW tidak hanya menyebarkan agama Islam, namun juga untuk merenovasi kerangka zaman jahiliyah yang bobrok akan moral dan akhlak pada saat itu. Pada masa awal Islam, Nabi Muhammad SAW merupkan suara otoritatif mewakili kehendak Tuhan. Tidak ada yang berani meragukan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini sekaligus menjadi suara nomor satu yang di jadikan panutan utama dan pertama jika terjadi penyimpangan-penyimpangan akhlak umat Islam pada saat itu. Namun dengan berlangsungnya pergantian zaman serta seiring dengan hilangnya sosok manusia yang paling berpengaruh nomor satu di dunia yakni Nabi Muhammad SAW, akhlak umat manusia mengalami kemerosotan dalam dimensi kualitas. terlihat jelas dewasa ini masyarakat Indonesia mengalami kemerosotan nilai-nilai akhlak. Berangkat dari sinilah penulis akan mengupas tuntas “Syair tanpo wathon” dengan menggunakan pendekatan hermeneutika sebagai bentuk langkah meratas asa ditengah pelik bangsa dalam bingkai akhlak.
Dalam penelitian ini mencakup pada tiga pokok pembahasan, yaitu: (1) Apa latar belakang penulis serta latar belakang sejarah dalam penulisan syair tanpo wathon? (2) Bagaimana interpretasi nilai-nilai akhlak dalam syair tanpo waton? (3) Bagaimana metode implementasi syair tanpo wathon dalam kehidupan sehari-hari?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun metodenya menggunakan hermenetika prespektif Gadamer.
Hasil penelitian ini adalah latar belakang penulis yang merupakan didikan lingkungan pesantren memberikan efek pada keahlian ilmu agama mendalam serta budaya pembuatan karya sastra tinggi yang mengakibatkan penulis ahli dalam membuat syair. Disamping itu, merosotnya akhlak di masyarakat yang mendorong terlahirnya syair oleh Gus Nizam untuk membuat syair sebagai metode dakwah yang paling efektif sebagai instrument penataan hati. Sebagai metodologis praktisnya adalah dengan cara memperkuat fondasi jiwa yakni dengan zdikir untuk membangun kerangka akhlak yang mulia.
ENGLISH:
In the Prophet Muhammad sent him on this earth immediately signaled the end of the dark history of the time of ignorance. The first and foremost priority of the coming of Prophet Muhammad is not only spread the religion of Islam, but also to renovate dilapidated frame of the time of ignorance, moral and character at the time. In the early days of Islam, the Prophet Muhammad merupkan authoritative voice representing the will of God. No one dares to doubt what was conveyed by the Prophet Muhammad. Use it as the number one sound made in the main and first role models if deviations morals of the Muslims at the time. However, with the ongoing change of the times as well as the loss of a human figure is the most influential number one in the world of the Prophet Muhammad, the morals of mankind deterioration in the quality dimension. clearly visible nowadays Indonesian society degenerate moral values. Departing from this author will discuss thoroughly "Poem Tanpo Wathon" using hermeneutic approach as a form meratas step up amid the quaint character of the nation in the frame.
In this study includes the three principal discussion, namely: (1) What is the background of the author as well as the historical background in the writing of poetry Tanpo Wathon? (2) How does the interpretation of the moral values of the poem Tanpo waton? (3) How is the implementation method Tanpo Wathon poetry in everyday life?
This study used a qualitative approach. The method uses hermeneutics Gadamer perspective.
The results of this study are the background of the author which is education boarding schools to give effect to the expertise profound religious knowledge and culture manufacture of high literary works that resulted expert author in making poetry. In addition, the decline of morality in society that encourages terlahirnya poem by Gus Nizam to make the poem as a method of propaganda is most effective as an instrument structuring heart. As a practical methodology is to strengthen the foundations of the soul that is with zdikir to build the framework of a noble character.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Wahyuni, Esa Nur | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Aktualisasi; Akhlak; SActualization, Morals, Syiir Tanpo; Watonyair; Tanpo Wathon | ||||||
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam | ||||||
Depositing User: | Dimas Andika Putra | ||||||
Date Deposited: | 25 Aug 2016 14:32 | ||||||
Last Modified: | 05 Jan 2018 14:17 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/4634 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |