Teori Konsumsi dalam Ekonomi Mikro: Analisis kritis dalam Perspektif Ekonomi Islam

ABSTRAK

Pola konsumsi masyarakat saat ini yang tergolong konsumtif dan bertindak boros adalah salah satu penyebab utama terjadinya kelangkaan sumber daya alam. Menurut prinsip konvensional, Kelangkaan sumber daya alam adalah permasalahan yang tiada henti-hentinya di hadapi oleh manusia, sumber daya alam yang terbatas diiringi dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Inilah yang kemudian menjadi masalah penting dalam perekonomian. Namun, menurut konsep Islam semua itu ada sudut pandang lain. Dimana menurut Islam, sumber daya yang telah Allah anugerahkan kepada manusia begitu banyak bahkan tak ada habisnya, selain itu konsep kebutuhan manusia dalam Islam adalah terbatas karena ada pemisahan antara kebutuhan dan keinginan (nafsu). Yang menyebabkan sumber daya langka adalah karena manusia tidak memiliki produktifitas yang tinggi untuk mengelola sumber daya tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan adanya perbedaan pola konsumsi yang ada pada dua pendekatan ekonomi, konvensional dan Islam sehingga kedepannya nanti peneliti dapat mengambil suatu pengetahuan baru atau gambaran konsep manakah yang lebih dekat pada kemanfaatan dan konsep mana yang ke-mudhorot-an.

Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian literatur (Library Research) yaitu Penelitian dengan metode studi literatur yang mengambil data-data yang berasal dai berbagai referensi, baik itu buku- buku, jurnal-jurnal ilmiah, surat kabar maupun dari artikel falid yang ada di internet.

Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti dapat disampaikan disini bahwa pola atau konsep konsumsi yang ditawarkan oleh Islam sementara dapat dipandang bisa mendekati terwujudnya tujuan kemakmuran masyarakat jika dilihat prbedaannya dengan konsep konsumsi konvensional, karena dala pola konsumsi Islam terkandung nilai-nilai moral dan sosial (Maslahah) yang mengakui hak orang lain dalam pemenuhan kebutuhan individu, yaitu keseimbangan dunia dan akherat. Ada rasa sosial yang tinggi, yaitu adanyapengalokasian harta pribadi untuk zakat, infaq, shodaqoh, dan kemaslahatan lainnya yang disisihkan oleh konsumen muslim dalam setiap pemenuhan kebutuhan yang dilakukannya.