Syahriana, Nur Alfy (2023) Penanganaan kasus perempuan korban kekerasan seksual berbasis elektronik di Women’s Crisis Center Dian Mutiara Kota Malang. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
200201220020.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Sejak tahun 2017-2021 kasus kekerasan seksual berbasis elektronik yang dilaporkan ke Komnas Perempuan ataupun WCC Dian Mutiara terus mengalami peningkatan. Korban yang melaporkan kasusnya mencakup laki-laki dan perempuan. Namun penelitian ini akan fokus kepada perempuan karena per September 2022 perempuan menjadi mayoritas korban yang ditangani WCC Dian Mutiara.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab terjadinya kekerasan seksual berbasis elektronik terhadap perempuan dan menganalisis upaya yang dilakukan oleh WCC Dian Mutiara dalam menangani korban perspektif teori sistem hukum Lawrence M. Friedman.
Jenis penelitian yang digunakan yuridis-empiris dengan lokus penelitian di WCC Dian Mutiara Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap lima pendamping perempuan korban kekerasan seksual berbasis elektronik, observasi proses penanganan kasus, dan dokumentasi yang diperoleh dari Berita Acara Pendampingan Tahun 2020-2022.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya kekerasan seksual berbasis elektronik terhadap perempuan disebabkan oleh faktor internal yang bersumber dari korban dan faktor eksternal yang bersumber dari pelaku, kemajuan teknologi, masyarakat, pemerintah, dan pandemi Covid-19. Faktor internal tersebut meliputi desakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, minimnya pemahaman korban tentang literasi digital, kedekatan emosional antara korban dengan pelaku, dan pola komunikasi antara korban dengan orang tua. Kemudian mengenai kerentanan perempuan menjadi korban dibandingkan laki-laki karena disebabkan oleh budaya patriarki, respon lingkungan sekitar korban, cara pandang masyarakat terhadap perempuan, dan kinerja aparat penegak hukum. Terdapat upaya preventif dan represif dalam proses penanganan kasus kekerasan seksual berbasis elektronik di WCC Dian Mutiara. Hasil analisis teori sistem hukum menunjukkan bahwa dari segi struktur hukum jumlah pendamping korban masih sangat minim jika dibandingkan dengan banyaknya kasus yang dilaporkan. Selain itu, WCC sebagai lembaga berbasis masyarakat masih belum stabil secara finansial. Kemudian analisis mengenai substansi hukum menunjukkan bahwa aturan mengenai kekerasan seksual berbasis elektronik pada dasarnya sudah diatur dalam Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 45 ayat (1) UU ITE serta Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 29 UU Pornografi, tetapi aturan yang lebih komprehensif tertuang dalam Pasal 4 ayat (1), Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) UU TPKS. Terakhir analisis mengenai budaya hukum menunjukkan adanya peningkatan pengawasan masyarakat terhadap kinerja penegak hukum terutama kepolisian. Namun terkadang pemahaman masyarakat tentang suatu kasus masih bersifat parsial sehingga mudah diintervensi. Sedangkan budaya hukum dari aparat penegak hukum terlihat dari kurang maksimalnya proses penyelesaian kasus, ditambah sikap polisi yang terkadang tidak memihak kepada korban.
ABSTRACT
Since 2017-2021 the case of electronic-based sexual violence reported to Komnas Perempuan or WCC Dian Mutiara have continued to increase. Victims who reported their cases included both men and women. However, this research will focus on women because as of September 2022 women become the majority of victims handled by WCC Dian Mutiara.
This study aims to analyze the causes of electronic-based sexual violence against women and to analyze the efforts made by WCC Dian Mutiara in dealing with victims from the perspective of Lawrence M. Friedman's legal system theory.
The design of this study used is juridical-empirical with the research locus at WCC Dian Mutiara Malang City. Data collection was carried out by interviewing five female companions for victims of electronic-based sexual violence, observing the case handling process, and documentation obtained from the 2020-2022 Assistance Event Report.
The findings of this study indicate that the occurrence of electronic-based sexual violence against women is caused by internal factors originating from the victims and external factors originating from the actors, technological advances, society, government, and the Covid-19 pandemic. These internal factors include the pressure to fulfill the economic needs, the victim's lack of understanding of digital literacy, the emotional closeness between the victim and the perpetrator, and the communication pattern between the victim and their parents. Then, regarding the vulnerability of women to become victims compared to men because it is caused by patriarchal culture, the environment response around the victim, the community's perspective on women, and the performance of law enforcement officials. There are preventive and repressive efforts in the process of handling cases of electronic-based sexual violence at WCC Dian Mutiara. The results of the analysis of legal system theory show that in term of legal structure the number of victim assistants is still very minimum when compared to the number of cases reported. In addition, WCC as a community-based institution is still not financially stable. Then an analysis of the legal substance shows that the rules regarding electronic-based sexual violence are basically already regulated in the Article 27 paragraph (1) and Article 45 paragraph (1) ITE Law and the Article 4 paragraph (1) Pornography Law, but more comprehensive rules are contained in the Article 4 paragraph (1), Article 14 paragraph (1) and paragraph (2) TPKS Law. Finally, the analysis of legal culture shows that there has been an increase in public scrutiny of the performance of law enforcers, especially the police. However, sometimes the community's understanding of a case is still partial which ease them to be intervened. Meanwhile, the legal culture of law enforcement officials can be seen from the lack of optimality in the process of resolving cases, with the attitude of the police who sometimes do not take sides with victims.
مستخلص البحث
لقد ارتفعت قضية العنف الجنسي الإلكتروني التي وصلت إلى المجلس الوطني للنساء أو مركز أزمات النساء ديان موتيارا خلال سنة 2017 – 2021. تتكون الضحايا من الرجال والنساء. وهذا البحث يتركز على الضحايا من النساء لعظمها معالجة عند مركز أزمات النساء من شهر سبتمبير 2022.
يهدف البحث إلى تحليل العوامل التي تأثر وقوع العنف الجنسي الإلكتروني على النساء وإلى تحليل جهود مركز أزمات النساء ديان موتيارا في معالجتها على نظرية النظام الحكمي لورينس م. فريدمان.
كان البحث بحثا قانونيا تجريبيا ويتحدد في مركز أزمات النساء ديان موتيارا مدينة مالانج. يمر جمع البيانات بطريقة المقابلة على خمس مراقبات النساء ضحايا العنف الجنسي الإلكتروني وطريقة الملاحظة على عملية المعالجة وطريقة التوثيق على محضر المراقبة سنة 2020 – 2022.
نتيجة البحث يدل إلى أن العوامل التي تأثر وقوع العنف الجنسي الإلكتروني على النساء تنقسم إلى نوعين وهما العامل الداخلي والعامل الخارجية. تصدر العامل الداخلي من الضحايا والعامل الخارجي من المرتكب، تقدم التكنولوجيا، المجتمع، الحكومة ووباء كوفيد-19. والعامل الداخلي يحتوي على الاضطرار بالحاجة الاقتصادية، قلة معرفة الضحايا في المعرفية الإلكترونية، القرب الحسي بين المرتكب والضحية وأسلوب اتصال الضحايا بوالديهن. والنساء أضعف ضحية من الرجال لأجل الثقافة الأبوية، موقف البيئة لدى الضحايا، نظرة المجتمع على النساء وإجراء الشرطي. تقوم معالجة قضية النساء ضحايا العنف الجنسي الإلكتروني في مركز أزمات النساء ديان موتيارا بالمعالجة الاحترازية والمعالجة القمعية. ونتيجة التحليل على بناية الأحكام يدل إلى أن عدد المراقبات أقل من قضية العنف الجنسي المسجلة. إضافة على ذالك، مركز أزمات النساء نحو المؤسسة المحلية لم يستقر استقرارا ماليا. ونتيجة التحليل بنظرية النظام الحكمي يدل إلى أن المادة 27 الفقرة (1) والمادة 45 الفقرة (1) قانون للإعلام والمعاملة الإلكترونية (UU ITE) والمادة 4 الفقرة (1) والمادة 29 قانون للإباحية (UU Pornografi) قد قرر مادة العنف الجنسي الإلكتروني ولكن أشمل القرار فيها مكتوب في المادة 4 الفقرة (1) والمادة 14 الفقرة (1) والفقرة (2) قانون لجريمة العنف الجنسي (UU TPKS). ونتيجة التحليل على الثقافة القانونية يدل إلى ارتفاع مراقبة المجتمع على إجراء الشرطي. ولكن قد تكون معرفة المجتمع في قضية ما جزئية يمكن التدخل عليهم. أما عند الشرطي قلة الإجراء في انتهاء القضية وفوق ذالك لا ينحاز إلى الضحايا.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Zuhriah, Erfaniah and Wahidi, Ahmad | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Penanganan Kasus, Perempuan, Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik; Case Handling, Women, Electronic-Based Sexual Violence; معالجة القضية، النساء، العنف الجنسي الإلكتروني | |||||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180119 Law and Society | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Nur Alfy Syahriana | |||||||||
Date Deposited: | 08 Feb 2023 08:19 | |||||||||
Last Modified: | 08 Feb 2023 08:19 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/46287 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |