Implementasi kebijakan Kepala Madrasah dalam mendukung pengembangan diri siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Malang III Gondanglegi

ABSTRAK

Pendidikan sebagai tempat proses belajar mengajar yang mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahun. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung kepada kepemimpinan kepala madrasah. Dalam memimpin lembaga pendidikannya, kepala madrasah harus mampu mendukung baik dari segi mata pelajaran maupun di luar jam mata pelajaran. Pengembangan diri siswa merupakan kegiatan di luar jam mata pelajaran dan juga salah satu komponen penting dari struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang bertujuan agar bakat dan minat siswa dapat tersalurkan. Namun, kenyataannya selama ini kegiatan pengembangan diri sering dikesampingkan dari kegiatan kurikuler lainnya dan jarang mendapatkan perhatian penuh. Oleh sebab itu, kepala madrasah berhak dan berwewenang untuk menetapkan suatu kebijakan tentang pengembangan diri siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang timbul adalah. (1) kebijakan-kebijakan apakah yang diterapkan kepala madrasah dalam mendukung pengembangan diri siswa MTsN Malang III Gondanglegi, (2) bagaimana implementasi kebijakan kepala madrasah dalam mendukung pengembangan diri siswa MTsN Malang III Gondanglegi, 3) hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi kepala madrasah dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan diri siswa MTsN Malang III Gondanglegi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Adapun untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan perpanjangan keikutsertaan, triangulasi, dan pengecekan anggota (member check).

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) kebijakan-kebijakan yang diterapkan kepala madrasah dalam mendukung pengembangan diri siswa meliputi (a) Menginventarisir kebutuhan siswa dan sumber daya yang siap mengembangkan, (b) Merumuskan perencanaan kegiatan pengembangan diri (c) Menentukan penanggungjawab kegiatan pengembangan diri, mekanisme pembinaannya dan target yang diharapkan, (d) Mengkomunikasikan dan dimusyawarahkan ketika RAKER, (e) Menyimpulkan kegiatan pengembangan diri yang akan dilaksanakan, mengkonsep, dan mengkomunikasikan serta di finalisasi, (f) Menginformasikan kepada semua siswa untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri yang telah dirancang/dibangun dengan ketentuan minimal satu dan maksimal dua. (2) Penerapan kebijakan kepala madrasah dalam mendukung pengembangan diri siswa mencakup (a) Kegiatan terprogram melalui bimbingan konseling/BK dan ekstra kurikuler, (b) kegiatan tidak terprogram melalui kegiatan rutinan, spontan dan keteladanan. (3) hambatan-hambatan yang dihadapi kepala madrasah dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan diri siswa yaitu mayoritas siswa berebut dalam memilih kegiatan pengembangan diri, keterbatasan waktu dalam pelaksanaan pengembangan diri, kelangsungan kegiatan dan jumlah peserta yang mengalami penurunan, dan sebagian guru pembina kegiatan pengembangan diri berasal dari luar madrasah.