Urgensi Taklik Talak dalam Perspektif Kyai Kota Malang

ABSTRAK

Taklik talak merupakan salah satu kajian hukum islam yang mengalami pergeseran baik dari aspek teoritis maupun praktis. Dalam wujudnya saat ini sebagaimana yang banyak dipraktekkan masyarakat Indonesia, taklik talak manjadi salah satu perjalanan hukum islam yang unik yang mana hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari akar sejarah yang mewarnai pembentukanya menjadi sebuah aturan legal. Dalam proses perjalananya hingga saat ini, praktek taklik talak terus mendapat respon yang berbeda (pro-kontra) dari beberapa kalangan ahli hukum. Tak terlepas pula bagi para ulama’ (Kyai) sebagai sasaran dalam penelitian ini juga merupakan sosok yang memiliki andil besar dalam praktek perjalanan hukum islam tersebut, hal itu tentunya dikarenakan wawasan lebih, dengan kata lain memiliki kredibiltias dan intelektualitas di bidang agama.

Dari adanya perbedaan wacana diatas, maka penelitian ini berupaya untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pandangan kyai tentang sighat taklik talak serta pandanganya terhadap urgensi taklik

Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian field research. Data yang dikumpulkan berupa data primer melalui teknik wawancara, serta data sekunder (pendukung data primer). Untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui teknik editing, classifaying, verifying, analyzing dan concluding kemudian di analisis dengan metode deskriptif kualitatif.

Dengan melewati proses analisis, dapat diambil kesimpulan hasil penelitian bahwa dalam pandangan atau perspektif kyai, taklik talak hukumnya adalah makruh sebagaimana halnya talak. Sehingga sebaiknya hal itu tidak dilakukan khususnya bagi yang telah memahami hukum-hukum agama (masalah huquq al-zaujain). Karena pada dasarnya apa yang tertuang dalam sighat taklik talak merupakan kewajiban-kewajiaban yang harus dipenuhi oleh suami. Namun sebaliknya bagi masyarakat awam, hal terebut masih dianggap perlu untuk dilakukan karena dianggap memiliki manfaat besar dalam rangka memberi peringatan akan kewajiban- kewajibanya tersebut. Oleh karenanya, keeksistensian dari aturan taklik talak ini masih perlu dipertahankan karena masih relevan untuk dipraktekkan pada masyarakat Indonesia. Dimana konteks kejadian seperti halnya dalam poin sighat taklik talak masih banyak ditemukan dan terjadi di masyarakat.

ABSTRACT

Taklik talak is one of the studies of the Islamic law experiencing a shift in both the theoretical and theoretical aspects. Nowadays, as Indonesian people applied, taklik talak becomes the unique way of Islamic law that cannot be released from the historical root coloring its formation into a legal rule. In the process of it from now on, the practice of this taklik talak continues to get a different responses (pros-cons) from some law jurists. Nothing apart from the kyai or clergyman (Muslim’s leader), as the target of this research and also as the prominent figure who has a big share in the process of its Islamic law practical development. That was certainly due more insight, in other words, have an intellectual credibility in the side of religiosity.

From the different discourse above, this research apprehending and describing how is kyai’s perspective about the sighat of taklik talak and their perspective in the urgency of taklik talak.

In order to achieve these objectives, the researcher used a qualitative. Then, for the approach used is the type of field research. The data collected is a kind of primary data, getting trough the interview technique, and the secondary data. For further processing, the data are processed by using editing, classifying, verifying, analyzing and concluding techniques. Then, are analyzed by using a descriptive qualitative method.

By passing through this analysis process, it can be concluded that according to the kyai’s perspective, the addendum divorce is makruh as divorce. Therefore, it is best not done, especially for those who have understood the religion’s law (the problem of huquq al-zaujain), because basically, what is contained in the sighat of taklik talak is a kind of obligations that should be fulfilled by the husband. On the contrary, for common people that stretcher is still considered necessary to do because it is considered to have major benefits in order to warn to obligations that should do. Therefore, the existence of taklik talak rules should be retained because they are still relevant to be practiced in Indonesian community, in which the context of the events as in the sighat of the taklik talak that are still happened in the community.