Aminah, Siti (2007) Tradisi Kawin Mayyit: Studi tentang pandangan Tokoh Masyarakat di Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (fulltext)
03210021.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Pada penelitian ini, peneliti mengambil judul Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Tradisi Kawin Mayyit di Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang . Tradisi kawin mayyit merupakan tradisi pernikahan atau akad nikah yang dilakukan di depan (di dekat) mayat, dan pernikahan (ijab kabul) ini biasanya dilakukan sebelum mayat dikebumikan.
Yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: bagaimana
pelaksanaan tradisi Kawin Mayyit dan pandangan tokoh masyarakat terhadap tradisi tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini tergolong penelitian studi kasus (case study), adapun sifat dari penelitian adalah deskriptif. Sedangkan pengumpulan data, peneliti menggunakan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Pelaksanaan tradisi kawin mayyit
ini sama seperti pernikahan yang dilakukan pada umumnya, yakni terdapat rukun dan syarat sah perkawinan dalam Islam. Yang membedakan hanya pelaksanaannya yang dilakukan di dekat mayat, dan biasanya pernikahan ini secara sirri. Sedangkan pandangan tokoh masyarakat di sini terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
Golongan pertama, setuju dengan pelaksanaan tradisi kawin mayyit , selama pernikahan tersebut sudah memenuhi rukun dan syarat dalam perkawinan. Menurut mereka, Tradisi kawin mayyit yang ada di Kecamatan Lumajang bukanlah tradisi yang lahir karena ada kepercayaan dan keyakinan dari masyarakat tersebut, akan tetapi hanya merupakan ungkapan terima kasih dan bakti terakhir sang anak kepada orang tua yang tidak bisa menyaksikan pernikahan anaknya semasa hidup.
Golongan kedua, sebagian masyarakat tidak setuju dengan pelaksanaan tradisi kawin mayyit . Alasan ketidak setujuan mereka adalah:
1) Meskipun pernikahan seperti ini sah dilakukan, akan tetapi tidak sopan apabila tetap dilaksanakan. Karena pelaksanaan pernikahan seperti ini merupakan su ul adab.
2) Karena pernikahan seperti ini biasanya dilakukan secara sirri. Nikah sirri sah menurut hukum Islam, tapi tidak sah menurut hukum negara.
Golongan ketiga, mengatakan bahwa pelaksanaan tradisi kawin mayyit itu tergantung situasi dan kondisi dalam masyarakat. Maksudnya, apabila dengan dilaksanakannya tradisi itu lebih banyak sisi negatifnya dari pada positifnya, maka lebih baik tradisi ini tidak dilakukan. Begitupula sebaliknya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Fadil, Fadil | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Pandangan; Tokoh Masyarakat; Tradisi; Kawin Mayyit. | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 03 Feb 2023 10:06 | ||||||
Last Modified: | 03 Feb 2023 10:06 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/46027 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |