Tauziri, Aji Achmad (2009) Putusan Cerai Gugat Terhadap Disharmoni Seksual: Studi perkara Nomor.15/Pdt.G/2008/PA.Mlg. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
05310076.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (693kB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Kehidupan keluarga yang bahagia akan tercipta bila dibangun dengan dasar ketenangan, ketentraman, saling menyayangi dan suami istri melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing dengan penuh keikhlasan sesuai dengan yang diperintahkan oleh agama..
Undang-undang Perkawinan di Indonesia No.1 Tahun 1974 Pasal 39 ayat 1 dan 2 mengatakan : 1. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. 2. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami-istri itu tidak akan hidup rukun sebagai suami istri. Alasan perceraian yang diatur dalam PP No.9 Tahun 1975 Pasal 19 dan KHI Pasal 116. Sedangkan yang terjadi dilapangan ada sebuah
perkara putusan cerai gugat terhadap disharmoni seksual sebagai alasan perceraian No.15/Pdt.G/2008/PA.Mlg di Pengadilan Agama Kota Malang apabila dihungkan dengan alasan yang yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan maka alasan tersebut tidak termasuk alasan yang sah untuk melakukan perceraian.
Penelitian ini adalah penelitian perpustakaan (library research) Sedangkan pendekatan penelitian deskriftf kualitatif. yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran factual yang bersumber dari tulisan atau ungkapan dan tingkah laku yang dapat di observasi dari manusia.
Yang jadi Pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara tersebut
tidak melihat pada permasalahan disharmoni seksual tetapi perkawinan yang telah dibina itu sudah pecah tanpa melihat siapa yang bersalah. Sehingga tujuan perkawinan yang dikehendaki oleh hukum islam tidak bisa tercapai lagi. Tinjauan fiqih terhadap suami jarang melakukan hubungan biologis sebagai alasan untuk cerai gugat dibolehkan berdasarkan pendapat para ulama yang didasarkan pada pendapat sahabat Umar bin Khatab RA.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Isroqunnajah, Isroqunnajah | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Cerai Gugat; Disharmoni Seksual | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 03 Feb 2023 09:40 | ||||||
Last Modified: | 03 Feb 2023 09:40 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/45829 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |