Firmanda, Muhammad Denny (2009) Model Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan Narapidana: Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
05110070.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (642kB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Kriminalitas yang terjadi saat ini tidak hanya diakibatkan karena kondisi kemiskinan dari aspek struktural, namun aspek kultural memiliki signifikansi jauh lebih tinggi. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang agama (aspek kultural) mempunyai andil besar dalam memicu tingginya kriminalitas. Lembaga Pemasyarakatan yang dikonstruksi secara sosial memiliki tanggung jawab yang tidak ringan dalam menormalisasi kehidupan narapidana. Melalui penerapan mekanisme pendisiplinan, diharapkan Lembaga Pemasyarakatan dapat merubah narapidana / warga binaan pemasyarakatan menjadi manusia yang patuh dan berguna. Sebab itu, di samping program pembinaan yang mengarah pada pendisiplinan dan keterampilan, program pembinaan melalui pendidikan agama ‘mau tidak mau’ perlu diperhatikan, bahkan diutamakan. Tujuan pembinaan melalui pendidikan agama Islam bagi narapidana adalah sebagai program pemberian pemahaman agama yang dapat membentuk napi sebagai manusia berkualitas, sehingga mampu mengimplementasikan nilai-nilai agama pada kehidupan setelah penjara.
Menyadari untuk dapat mencapai keberhasilan sebuah pembinaan pendidikan agama Islam khususnya di lingkungan pemasyarakatan bukanlah hal yang mudah dilakukan, mengingat komunitas napi memiliki karakteristik, tingkat religiusitas serta kultur yang relatif berbeda dengan masyarakat di luar penjara. Konsekuensinya, untuk membangun konsep tersebut tidak hanya berdasar atas perspektif dari luar, tetapi sangat perlu memperhatikan perspektif dari dalam. Artinya, untuk mencapai keberhasilan konsep pembinaan atau pendidikan yang akan diterapkan hendaknya merujuk atau menyesuaikan dengan kondisi internal narapidana dan pemasyarakatan itu sendiri.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui model pendidikan agama Islam dalam pembinaan narapidana, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Malang.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Dalam prosedur pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi, interview/wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya, secara umum penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yakni berupa data yang tertulis atau dari lisan orang dan kegiatan yang diamati, sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang bersifat menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya mengenai pendidikan agama Islam dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Malang. Diantara langkah-langkah analisis data yang digunakan oleh penulis adalah reduksi data, display data, dan mengambil kesimpulan dan verifikasi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui bahwasanya model pendidikan agama Islam di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Malang adalah model struktural dan model mekanik. Dikatakan model struktural, karena pembinaan melalui pendidikan agama disini dilakukan atas peraturan perundang-undangan yang ada, yakni undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan, yang dilaksanakan Kepala pemasyarakatan sebagai salah satu pelaksana undang-undang. Sedangkan dikatakan sebagai model mekanik, karena pembinaan pendidikan agama Islam yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Malang ini ditekankan kepada aspek moral atau akhlak. Selain itu, pelaksanaan pendidikan agama Islam yang berada di lembaga pemasyarakatan kelas 1 Malang, dilaksanakan berdasarkan asas pendidikan dan pembimbingan sesuai dengan undang-undang nomor 12 tahun
1995 tentang pemasyarakatan. Metode yang digunakan dalam pembinaan pendidikan agama Islam di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Malang selama ini adalah ceramah, tanya jawab, konsultasi, dan metode personal approach yang dilakukan oleh penyuluh dari Departemen Agama. Untuk materi dalam pembinaan sendiri yang sering digunakan adalah materi tentang akhlak, sembahyang (ibadah), dan membaca Qur’an. Kategori pendidikan agama Islam di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1
Malang termasuk pendidikan non formal, karena termasuk badan pembinaan rohani.
Mengenai faktor pendukung pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Malang, yaitu: adanya pengaruh pegawai di pemasyarakatan secara struktural, adanya kerjasama yang baik antara lembaga pemasyarakatan kelas 1 Malang dengan Departemen Agama mengenai pembinaan melalui pendidikan agama Islam, minat yang tinggi dari narapidana, fasilitas yang baik. Sedangkan faktor penghambatnya, yaitu adanya over kapasitas di lembaga pemasyarakatan kelas 1 Malang, tingkat kesadaran dan kemauan narapidana masih kurang, dan kurangnya sumber belajar. Namun secara teoritis, dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di Lembaga Pemasyarakatan, ada empat komponen penting yang harus diperhatikan, sehingga pembinaan dapat berjalan dengan baik, yakni diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan petugas.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Padil, Moh | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Lembaga Pemasyarakatan; Narapidana; Pendidikan agama Islam | ||||||
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam | ||||||
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana | ||||||
Date Deposited: | 01 Feb 2023 10:14 | ||||||
Last Modified: | 01 Feb 2023 10:14 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/45799 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |