Konsep pendidikan perempuan menurut M. Quraish Shihab

ABSTRAK

Allah menciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini. Sebagai khalifah, manusia bukan saja diberi kepercayaan untuk menjaga, memelihara, dan memakmurkan alam ini, tetapi juga dituntut berlaku adil dalam segala urusannya. Dengan kata lain, manusia harus bersikap baik tanpa harus membeda-bedakan laki-laki dan perempuan dalam dalam segala hal khususnya dalam hal pendidikan.

Terbentuknya sikap yang tidak diskriminatif inilah seharusnya yang menjadi tujuan pendidikan, akan tetapi yang terjadi di lapangan tidak demikian. Perkembangan dan ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang luar biasa, seharusnya juga disertai dengan perhatian terhadap pendidikan, khususnya pendidikan perempuan. Namun, yang terjadi sekarang justru sebaliknya, adanya krisis pendidikan khususnya terhadap pendidikan perempuan. Terjadinya krisis pendidikan terhadap perempuan dapat terlihat dari semakin berkembangnya kecenderungan mendiskriminasikan perempuan terutama dalam bidang pendidikan.

Untuk itulah, penulis mengambil pemikiran M.Quraish Shihab ini dengan didasari oleh beberapa hal yaitu keinginan besar penulis mendalami lebih jauh pemikiran atau penafsiran tentang pendidikan perempuan yang sampai saat ini masih termarginalkan. M. Quraish Shihab juga sering berbicara pendidikan perempuan dalam tafsirnya, pemikiran M. Quraish Shihab selalu dikontekskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. M. Quraish Shihab mempunyai peranan yang cukup besar dalam perkembangan Islam di Indonesia khususnya dalam pendidikan perempuan.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan perempuan menurut M.Quraish Shihab. Sedangkan untuk memperoleh hasil penelitian tersebut, digunakan jenis penelitian pustaka (Library research). Dengan pendekatan content-analysis.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa perempuan dan laki-laki dijadikan dari diri yang satu, sehingga tidak boleh ada lagi diskriminasi pada asal kejadian perempuan. Al-Qur’an telah tagas mengungkapkan bahwa perempuan memiliki derajat yang sama dengan laki-laki, dan hal yang membedakannya hanyalah tingkat ketaqwaannya terhadap Allah. Perempuan memiliki akses yang sama dalam bidang pendidikan dan sama-sama memiliki kewajiban dalam menuntut ilmu. Perempuan sebagai ibu juga sama dengan laki-laki sebagai bapak dalam mendidik anak bahkan ibu lebih berperan.

Perempuan setara dengan laki-laki dalam hal pendidikan. Pendidikan perempuan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, seksama, terencana dan bertujuan kepada perempuan, yang dilakukan orang dewasa atau oarang yang berpendidikan agar perempuan memiliki bekal ilmu pengetahuan yang cukup.

Pendidikan perempuan kedepan harus pertama lebih ditekankan pada prinsip kesetaraan dalam meningkatkan kualitas bukan kompetensi untuk menang dan kalah sehingga perempuan tidak lagi terjerumus pada adu domba kaum patriarki dan perempuan akan lebih melihat laki-laki sebagai patner untuk berkarya. Kedua prinsip kebebasan untuk mendapat pendidikan yang layak dan juga dapat melakukan pemberdayaan pendidikan,baik dilakukan secara formal ataupun non formal, seperti di majlis ta’lim, TPQ, pengajian. Ketiga prinsip demokrasi, dengan prinsip demokrasi ini perempuan akan mendapat akses pendidikan yang sama dengan laki-laki. Dan dengan mendapatkan pendidikan yang yang sama, Maka, perempuan akan dapat meningkatkan martabatnya sebagai manusia dan dapat hidup kearah yang lebih mulia dan terhormat. Keempat prinsip keadilan, dengan prinsip keadilan inilah, perempuan akan mendapatkan pendidikan yang baik sehingga tidak ada diskriminasi lagi terhadap perempuan terutama dalam bidang pendidikan.