Judarseno, Judarseno (2007) Tradisi Hantaran dalam Peminangan Adat Melayu Sanggau Kalimantan Barat. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
03210007.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (372kB) | Request a copy |
Abstract
Peminangan adalah suatu langkah yang harus dilakukan sebelum pernikahan dilaksanakan, yaitu upaya untuk meminta perjodohan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Biasanya dalam peminangan kedatangan pihak laki-laki membawa barang-barang hadiah yang ingi diberikan kepada pihak perempuan. Dikalangan masyarakat Melayu Sanggau proses peminangan dengan membawa barang-barang tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan tradisi yang sering dilakukan, tradisi ini dikenal dengan tradisi hantaran. Dalam proses pelaksanaan tradisi hantaran ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu: Nanyu, nyumu-nyumu, ngerisi’ dan antar pinang/antar barang.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang melatar belakangi adanya hantaran, bagaimana proses/tatacara tradisi ini, kemudian untuk mengetahui pendapat/persepsi masyarakat muslim disana khususnya masyarakat Melayu Sanggau.
Adapun untuk metode penelitian yang digunakan ialah penelitian sosiologis atau penelitian langsung terjun kelapangan ke objek penelitian, untuk mendapatkan fakta fenomena atau suatu keadaan yang terjadi. Pendekatan yang digunakan ialah jenis pendekatan kualitatif, sumber data yaitu sumber data primer yaitu yang diperoleh langsung dari responden, dan sumber data sekunder yaitu sumber pelengkap dalam penyusunan skripsi ini. Metode pengumpulan data yang digunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Metode analisisnyanya menggunakan metode deskriptif kualitatif (textular).
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, tradisi hantaran ini bermula pada tahun1345, dilakukan oleh kerabat Kerajaan Sanggau. Dengan tata cara mulai dari proses nanyu, nyumu-nyumu, ngerisi’, sampai kepada antar pinang/antar barang. Seiring dengan perkembangan zaman tradisi ini masih tetap sakral dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Sanggau, namun terhadap barang-barang hantarannya saja manglami perubahan menyesuaikan trend sekarang. Hukum adat tertulis yang khusus membahas masalah tradisi ini juga mengalami perubahan pada jumlah uang sangsi adatnya.
Yang dapat ditarik kesimpulan pada skripsi ini ialah tidak ada keharusan apapun, agama tidak mewajibkan kita untuk membawa sesuatu sebagai hadiah bagi wanita yang dipinang, sekalipun demikian, agama tidak melarang untuk melaksanakan tradisi hantaran sepanjang kita tidak mewajibkannya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Sj, Fadil | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Tradisi Hantaran; Peminangan; Adat Melayu Sanggau | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 30 Jan 2023 11:09 | ||||||
Last Modified: | 30 Jan 2023 11:09 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/45690 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |