Responsive Banner

Mitos Tiba Rampas dalam Pernikahan Jawa: Studi kasus di Dusun Sembung, Desa Cengkok, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk

Zakaria, Muzakki (2009) Mitos Tiba Rampas dalam Pernikahan Jawa: Studi kasus di Dusun Sembung, Desa Cengkok, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

[img] Text (Fulltext)
03210004.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (593kB) | Request a copy

Abstract

ABSTRAK

Perkawinan secara adat merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sangat luhur dan mengandung nilai tinggi. Karena “Tinggi rendahnya kebudayaan dan adat istiadat menunjukkan tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa”. Peradaban dan nilai kebudayaan dibentuk dari tata nilai yang luhur dan suci oleh lembaga masyarakat setempat. Nilai-nilai luhur ini diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi seterusnya. Sekalipun kemajuan tekhnologi sudah demikian pesatnya namun dalam memenuhi kebutuhannya, manusia masih harus menggunakan ilmu “perhitungan” yang merupakan (mitos) dan warisan para leluhur bangsanya.

Metode digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif, sumber data meliputi sumber data primer atau langsung dari sumber pertama dan data skunder yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan untuk melengkapi data primer, Metode pengumpulan data adalah observasi, interview, sementara analisis datanya menggunakan kualitatif, yang lebih menekankan analisisnya pada penyimpulan induktif.

Hasil penelitian ini adalah Pertama; Mitos Tiba Rampas adalah mitos petangan atau pitungan (Ind: Perhitungan) dari weton atau neptu (hari lahir) seseorang sebelum melakukan peminangan atau perkawinan, yang dalam kepercayaan Jawa mempunyai nilai masing-masing, ketika dijumlahkan dari neptu keduanya kemudian dikurangi 3 dan begitu seterusnya sampai menemukan hasil akhir nol atau kosong; Kedua, sebagian masyarakat Sembung termasuk di dalamnya, tokoh masyarakat dan tokoh agama masih mempergunakan atau mempertahankan. Keberadaan masyarakat yang masih meyakini kebenaran mitos inilah yang membuat mitos ini masih mempunyai ruang untuk hidup. Mereka mempercayai bahwa jika pasangan menikah mempunyai neptu tiba rampas maka keselamatan dan kesejahteraannya tidak terjamin, akan tetapi proses akulturasi budaya telah mulai melunturkan kepercayaan sebagian masyarakat sehingga keberadaan mitos ini terancam akan hilang di kemudian hari, kedatangan “orang luar” atau pendatang yang kurang mengenal mitos ini, merupakan tantangan bagi mitos ini untuk mempertahankan keberlangsungannya; Ketiga, dalam ajaran Islam, melaksanaskan sebuah adat adalah hal yang dibolehkan, selama praktek adat tersebut tidak bertentangan dengan syari’at. Dalam melaksanakan adat ada beberapa batasan; Pertama, perbuatan yang dilakukan logis dan relevan dengan akal sehat. Syarat ini menunjukkan bahwa adat tidak mungkin berkenaan dengan perbuatan maksiat.; Kedua, Tidak bertentangan dengan ketentuan nash, baik al-Qur’an maupun As- Sunnah; Ketiga, tidak mendatangkan kemadlorotan serta sejalan dengan jiwa dan akal yang sejahtera.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisor: Zenrif, M. Fauzan
Contributors:
ContributionNameEmail
UNSPECIFIEDZenrif, M. FauzanUNSPECIFIED
Keywords: Perkawinan; Mitos; Neptu
Departement: Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah
Depositing User: Fadlli Syahmi
Date Deposited: 30 Jan 2023 08:52
Last Modified: 30 Jan 2023 08:52
URI: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/45652

Downloads

Downloads per month over past year

Actions (login required)

View Item View Item