Peran kepala sekolah dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah: Studi kasus di SMP Islam 2 Pujon Malang

ABSTRAK

Peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah penerapan model manajemen. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah model manajemen untuk meningkatkan mutu pendidikan. Manajemen berbasis sekolah dimunculkan dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Pendekatan education production function atau input output analysis tidak diterapkan secara konsekuen. Semestinya input lembaga yang baik diiringgi oleh output yang baik. Kenyataanya tidak demikian karena proses pendidikan di lembaga tidak dijalankan dengan baik. Penerapan sistem birokrasi sentralistik yang menempatkan lembaga pada keputusan birokrasi yang panjang, sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, inisiatif serta dalam mengembangkan lembaganya. Peran serta masyarakat dalam penyelengaraan pendidikan sangat minim, hanya terbatas pada dana, belum mengarah pada monitoring, pengambilan keputusan, evaluasi dan akuntabilitas. Peningkatan mutu pendidikan akan terwujud jika sekolah dengan segala potensi yang demikian diberi kewenangan untuk mengatur, mengelola mengembangkannya.

Penelitian ini mengunakan (1) peran kepala sekolah dalam menyusun program MBS, (2) peran kepala sekolah dalam pelaksanaan MBS, dan (3) peran kepala sekolah dalam pengawasn MBS. Studi ini menyelidiki implementasi ManajemenBerbasis Sekolah (MBS). Dalam studi ini mengunakan data proses penyusunan rencana program MBS, SDM dan pengkoordinasian MBS, pelaksanaan program MBS dan evaluasi/pengawasan program MBS. Penilaian ini menggunakan data program kepala sekolah, program peningkatan mutu dan laporan pelaksanaan kegiatan tahun pelajaran 2005/2006. pengambilan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi/pengamatan. Keputusan pengambilan data ini didasari atas kebutuhan data yang tersedia. Hasil analisis data mendeskripsikan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan rencana program MBS melibatkan semua komponen sekolah dan menggunakan keputusan partisipatif, SDM sekolah baik personalia maupun fasilitas sangat mendukung program MBS, implementasi MBS ditunjukkan dengan pembelajaran model PAKEM, ulangan umum mandiri, manajemen transparan, kepemimpinan yang kuat, adanay team work, tercapainya prestasi akademik dan non akademik, pengawasan MBS dilakukan secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu dan semua evaluasi digunakan dalam penyusunan program berikutnya.

Bertitik tolak dari temuan penelitian ini, beberapa saran yang dapat diajukan adalah (1) berdasarkan temuan penelitian dalam penyusunan program MBS menggunakan keputusan partisipatif yang melibatkan guru, maka perlu meningkatkan pengetahuan guru tentang konsep dasar manajemen berbasis sekolah, melalui penyediaan literature MBS dan pertemuan ilmiah; (2) berdasarkan temuan penelitian dalam implementasi MBS dapat tercapai prestasi akademik, maka disarankan bagi kepala sekolah untuk menerapkan MBS, dari manajemen sebelumnya yaitu manajemen tradisional; (3) berdasarkan temuan penelitian dalam penyusunan program MBS melibatkan semua unsur komponen, maka disarankan bagi pengawas untuk meningkatkan supervise terhadap implementasi MBS yang dilaksanakan kepala sekolah.