Susanto, Imam Bagus (2009) Pandangan Imam Al-Syafi’i tentang Nusyuz dalam Perspektif Gender. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
04210046.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (448kB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Keluarga merupakan unit sosial yang paling kecil dan paling sederhana dalam masyarakat. Sekalipun demikian keluarga adalah institusi yang memiliki peran sangat signifikan dalam menjaga stabilitas sosial. Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu menjaga stabilitas dalam skala sosial yang lebih kecil, yaitu keluarga.
Di antara kendala-kendala yang dihadapi oleh sebuah keluarga perbedaan cara pandang dalam melihat suatu masalah kerapkali menjadi ancaman bagi stabilitas keluarga tersebut. Ketidaksepahaman tersebut terkadang membuat hubungan antara pasangan suami-istri menjadi kurang harmonis oleh sebab adanya salah satu pasangan yang nusyuz.
Nusyuz merupakan topik masalah yang telah sejak lama dibahas oleh para fuqaha’. Dalam kaitan dengan aspek hukum Islam (fiqh) nusyuz masuk dalam permasalahan munakahah (masalah perkawinan).
Imam al-Syafi’i adalah satu dari sekian banyak fuqaha’ yang juga membahas masalah nusyuz. Dalam karya monumentalnya, al-Umm, al-Syafi’i menguraikan persoalan ini dengan merujuk pada beberapa ayat al-Qur’an dan sebuah hadits Nabi. Salah satu pembahasan dalam bagian itu adalah berkenaan dengan prosedur penanganan seorang pasangan yang melakukan nusyuz.
Dewasa ini ketika masyarakat muslim di dunia berkembang semakin pesat seiring dengan perkembangan masyarakat global, baik dalam hal pembangunan fisik maupun mental, pendapat Imam al-Syafi’i tersebut tidak luput dari sejumlah kritik. Dalam kaitan dengan pemikiran serta gerakan kesetaraan gender pendapat al-Syafi’i itu dinilai sarat dengan analisa dan cara pandang yang bias gender. Pendapat Imam al-Syafi’i dinilai sebagai produk pemikiran yang lahir dalam suasana sosial yang didominasi oleh semangat kelelaki-lakian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Imam al-Syafi’i tentang nusyuz serta perspektif gender dalam melihat pendapat tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif penelitian yuridis-normatif ini menggunakan karangan Imam al-Syafi’i, al-Umm, sebagai rujukan utamanya. Penelitian ini dibatasai hanya pada masalah nusyuz dalam pengamatan Imam al-Syafi’i, terutama masalah prosedur penanganan salah satu pasangan yang melakukannya, yang terdapat dalam al-Umm serta analisa gender terhadap pandangan tersebut.
Pada bagian akhir penelitian diketahui bahwa pendapat Imam al-Syafi’i tentang nusyuz tampak kurang mengakomodasi prinsip-prinsip kesetaraan gender. Prosedur penanganan nusyuz seorang istri tampak begitu diperhatikan sementara cara menangani nusyuz suami terlampau sederhana, sampai batas tertentu bahkan merugikan kepentingan istri. Lahirnya pendapat Imam al-Syafi’i tersebut terilhami oleh kondisi sosial-budaya masyarakat tempat Imam al-Syafi’i menetap yang seperti kebanyakan lingkungan sosial pada masa lalu– memang menempatkan perempuan pada posisi yang inferior bahkan marginal.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Zuhriah, Erfaniah | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | nusyuz; gender. | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 30 Jan 2023 08:43 | ||||||
Last Modified: | 30 Jan 2023 08:43 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/45513 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |