Implementasi Model Pendanaan PNPM-MP dengan KUM3: Studi kasus pada PNPM-MP di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

ABSTRAK

PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan.Pendekatan PNPM-MP merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini berhasil.Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efesiensi dan efektifitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Dan salah satu program yang dilaksanakan dalam PNPM- MP yakni program Simpan Pinjam untuk kelompok Perempuan (SPP) yang memberikan model pendanan bersifat lunak.Disisi lainterdapat lembaga non pemerintah seperti BMM (Baitul Maal Muamalat) yang mendukung kegiatan pemerintah dalam bentuk lain, yakni dengan membentuk program Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid (KUM3).Bagaimanakahimplementasi sistem pendanaan KUM3 oleh lembaga keuangan non pemerintah dengan PNPM-MP oleh pemerintah, apakah perbedaan yang mendasari keduanya serta persamaan diantara keduanya

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Data dari penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi.Metode analisis menggunakan metode Grounded Theory dan mengambil kesimpulan verifikasi .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk sementara ini model pendanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan merupakan model pendanaan dengan solusi terbaik dalam usaha pemberdayaan masyarakat yang lebih baik dan layak direkomendasikan bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin dalam rangka pengentasan kemiskinan di Indonesia. Sedangkan model pendanaan Komunitas Usaha Mikro berbasis Muamalat merupakan konsep permodalan yang layak dan memiliki potensi untuk dikembangkan untuk model pendanaan bagi masyarakat miskin.

ABSTRACT

PNPM Mandiri Perdesaan is a program to accelerate poverty reduction in an integrated and sustainable. PNPM-MP approach is the development of Program Pengembangan Kecamatan (PPK), which has been successful. Some of the success of PPK is in the form of providing employment and income for the poor villagers, efficiency and effectiveness of activities, and successfully in growing community togetherness and participation. One of the programs implemented in the PNPM-MP program is the Women's Savings and Loans (SPP), which provides soft funding model. On the other hand there are non-government agencies such as the BMM (Baitul Maal Muamalat) that support the government programs in another form, namely by establishing programs Muamalat Mosque-based Micro business Community (KUM3). How is the emplementation of KUM3 funding system by non- governmental financial institution compared with PNPM-MP by the government, what are the differences and the similarities between them.

This study used a qualitative descriptive method. The data of this study were obtained by conducting interviews, observations, and documentation. The analysis methods were using Grounded Theory methods and conclusions verification.

The research results show that at this time, the funding model of the National Program for Community Empowerment Rural Mandiri is Self-funding model with the best solutions in the attemp of community empowerment which is better and appropriate to be recommended for the community especially the poor community in order to all eviate poverty inIndonesia. While the funding model of Micro business Community of Muamalat based is a viable concept of capital and has the potential to be developed for the funding model for the poor.