Perkembangan Motorik Kasar pada anak Autisme: Studi kasus di Pusat Terapi Anak dengan Kebutuhan Khusus ”A-Plus” Malang

ABSTRAK

Autisme adalah bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa sindrom (kumpulan gejala) di mana pada anak usia 1-3 tahun pertama terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa, interaksi sosial, akibatnya anak terisolasi dari kontak manusia sehingga anak autisme seperti hidup dalam dunianya sendiri yang cenderung di ekspresikan dalam minat dan perilaku yang terpaku dan cenderung di ulang-ulang. Sedangkan penyebab dari Autisme belum di ketahui dengan pasti, namun dari beberapa hasil penelitian yang telah di lakukan oleh para ahli ada beberapa hal yang dapat disimpulkan bahwa penyebabnya adalah faktor genetika, gangguan metabolisme, gangguan pencernaan, imunologis, infeksi virus.

Motorik kasar pada anak autisme adalah tidak berfungsinya otak secara baik dan adanya kelumpuhan pada otak sehingga bisa menyebabkan kelemahan pada motorik kasarnya. Masalah umum pada anak autisme yang mengalami gangguan motorik kasar adalah kurang energi dan kekuatan otot, kurang kontrol keseimbangan, kaku untuk mengantisipasi gangguan atau halangan, kurang kontrol kecepatan dan kekuatan, kesulitan mengatur gerakan seluruh tubuh dengan motorik kasar.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Autisme dan Bagaimana Cara mengembangkan Motorik Kasar Pada Anak Autisme ?

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif hasil yang di peroleh berupa gambaran dan kata-kata. Laporan ini berisi kutipan berupa data untuk memberikan gambaran penyajian dan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Dalam populasi penelitian sekaligus obyek penelitian ini adalah terapis, orang tua dan siswa autisme yang mengalami gangguan pada perkembangan motorik kasar. Sedangkan tehnik pengumpulan data berupa 1)Observasi, 2)Wawancara, 3)Dokumentasi berupa data/dokumen.

Hasil penelitian dengan analisis dan pembahasan bahwasanya penanganan anak autisme memerlukan waktu yang lama dan sangat membutuhkan peranan dan partisipasi yang aktif dari para orang tua. Terapi pada anak autisme harus di laksanakan sedini mungkin sebelum usia mencapai 5 tahun, puncaknya pada usia 2-3 tahun kalau terapi yang di laksanakan pada anak yang berusia lebih dari 5 tahun maka perkembangan otaknya melambat hingga 25 % dari usia sebelum 5 tahun. Sedangkan terapi secara formal sebaiknya di lakukan antara 4-8 jam perhari, tetapi terapi yang di berikan pada lembaga ini hanya 2 jam dalam setiap pertemuannya. Dalam terapi motorik kasar menggunakan konsep tiru sehingga anak dapat menirukan apa yang di instruksikan oleh para terapis. Perkembangan motorik kasar meliputi gerak langkah kasar seperti melompat, berjalan, merangkak, bermain ayunan dan naik turun tangga, perkembangan itu sebagai standard kemajuan bagi anak autisme itu sendiri karena apabila motorik kasar pada anak tersebut terganggu maka akan mengganggu pula semua aktifitas yang lain. Sedang cara mengembangkan motorik kasar yaitu dengan cara memberikan terapi yang berhubungan dengan motorik kasarnya diantaranya adalah lari, memanjat, berjalan, naik turun tangga mereka di berikan terapi dengan metode terstruktur sesuai dengan kemampuan anak tersebut supaya anak tidak tantrum atau marah pada waktu proses terapi berlangsung dan dapat berjalan dengan lancar.