Efektivitas penerapan manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Aliyah Al-Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan

ABSTRAK

Kehadiran sumber daya manusia didalam organisasi menjadi lebih penting karena organisasi itu sendiri diciptakan oleh manusia, dan sumber daya inilah yang dapat membuat organisasi itu bisa survive dan sukses. Akan tetapi permasalahannya sekarang adalah profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai sehingga mereka belum bias menyediakan pendidikan yang benar-benar berkualitas.

Manajemen tenaga kependidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, Sehubungan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membentuk anggota mencapai posisi dan standar prilaku, memaksimalkan perkembangan karir tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

Dari sini terlihat adanya salah satu faktor penting dalam peningkatan profesionalisme guru demi kemajuan madrasah yang berkualitas, salah satunya adalah Madrasah Aliyah Al-Ishlah yang memiliki ciri khas agama. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui dan meneliti efektivitas penerapan manajeman sumber daya manusia dalam meningkatkan profesionalisme guru.

Permasalahan yang dikaji dengan skripsi ini adalah, secara empiris meliputi : tentang penerapan manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan profesionalisme guru di MA Al-Ishlah, efektifitas penerapan manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan profesionalisme guru dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas penerapan manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan profesionalisme guru, pertama: kriteria manfaat yaitu peningkatan produktifitas dan profesionalitas tenaga kependidikan melalui pengembangan dan latihan, menumbuhkan kreatifitas tenaga kependidikan, supervisi dan peningkatan pengadaan fasilitas pendidikan. Kedua, kriteria biaya lebih spesifik untuk setiap kegiatan misalnya biaya pelatihan dan pengembangan tenaga kependidikan.