Lailiyah, Roselatul (2014) Pemahaman hakim tentang thalaq bid'i dan penerapannya di Pengadilan Agama Mojokerto. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
10210037 Pendahuluan.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Indonesia)
10210037 Indonesia.pdf Download (95kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: English)
10210037 English.pdf Download (9kB) | Preview |
|
|
Text (Abstarct: Arabic)
10210037 Arab.pdf Download (162kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
10210037 Bab 1.pdf Download (478kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
10210037 Bab 2.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
10210037 Bab 3.pdf Download (420kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
10210037 Bab 4.pdf Download (903kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
10210037 Bab 5.pdf Download (337kB) | Preview |
|
|
Text (References)
10210037 Daftar pustaka.pdf Download (229kB) | Preview |
|
Other (Appendices)
10210037 Lampiran.rar Download (394kB) |
Abstract
INDONESIA:
Masalah kehidupan rumah tangga yang begitu kompleks, terkadang membuat suami istri tidak sanggup melanjutkan perkawinannya, sehingga perceraianlah yang mereka pilih untuk mengakhiri perkawinannya. Perceraian atau thalâq merupakan salah satu jalan terakhir dalam mengakhiri kehidupan rumah tangga seorang suami istri. Hal ini telah diatur keberadaanya di dalam hukum Fiqh, Kompilasi Hukum Islam dan UU No.1 Tahun 1974. Begitu juga yang dilakukan oleh masyarkat Mojokerto dalam mengakhiri pernikahannya dengan bercerai. Seseorang yang akan bercerai mempunyai persyaratan yang harus dipenuhi oleh suami istri, seperti dilarangnya seorang suami menjatuhkan thalâq ketika istri dalam keadaan haid yang dikenal dengan thalâq bid’i. Thalâq bid’i adalah thalâq yang dijatuhkan kepada istri dalam keadaan haid atau dalam keadaan suci tetapi telah digauli pada masa suci tersebut. Sedangkan thalâq yang diperbolehkan adalah thalâq yang tidak termasuk dalam keduanya. Tetapi dalam persidangan di Pengadilan Agama Mojokerto yang terletak di Jln. Raya Prajurit Kulon no.17 kota Mojokerto, thalâq bid’i ini terjadi. Dari latar belakang tersebut, timbulah beberapa masalah diantaranya bagaimana pemahaman hakim PA Mojokerto dan bagaimana praktik yang terjadi disana.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman beberapa hakim di Pengadilan Agama Mojokerto tentang thalâq bid’i serta praktik thalâq bid’i yang diterapkan di Pengadilan Agama Mojokerto. Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris, dengan mendapatkan data yang bersifat deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul lebih banyak berupa data primer, yang didukung dengan beberapa data sekunder untuk kemudian dianalisis dengan data hasil penelitiannya. Perolehan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Temuan yang dihasilkan dari penelitian ini bahwa pemahamn hakim tentang thalâq bid’i adalah thalâq yang dijatuhkan oleh suami kepada istri dalam keadaan haid atau dalam keadaan suci tetapi digauli dalam suci tersebut. Keadaan haid yang dimaksud ialah keadaan haid istri saat akan diucapkan ikrar thalâq di depan persidangan, sedangkan dalam keadaan suci ialah masa tunggu istri setelah putusan perkara dengan pengucapan ikrar thalâq, ketika ikrar thalâq suami tetap menjatuhkan thalâqnya. Praktik thalâq bid’i di PA Mojokerto pernah terjadi, tetapi hakim telah menyampaikan kepada suami dan istri bahwa thalâq ini dilarang, dengan beberapa pertimbangan hakim diantaranya adalah hak thalâq ada pada suami, tempat tinggal suami di luar Mojokerto, para pihak sama-sama sepakat dan sanggup menanggung semua resiko, akhirnya hakim mengijinkan suami tetap untuk menjatuhkan ikrar thalâq.
ENGLISH:
Problems in domestic life are so complex, sometimes making the husband and wife are not able to continue their marriage, and they choose divorce to end their marriage. Divorce is one of the last way in ending the life of a married couple households. It has been set its presence on Fiqh law, Compilation of Islamic Law and Law no.1 of 1974. Similarly at Mojokerto community in ending their marriage by doing divorce. Someone is getting a divorce has requirements that must be met by the husband or wife, such as prohibiting a husband dropped the divorce when the wife in a state of menstruation is known as bid'i divorce. Bid'i divorce is divorce that it handed down to the wife in a state of menstruation or in a state of purity but has been clocked on the holy days. While divorce is a divorce that is not permitted is included in both. But at Mojokerto religious courts located at Raya Prajurit Kulon Street, no.17 Mojokerto, this bid'i divorce occurs. The emergence of this background, emerge several issues including how is the understanding of religious court judges in Mojokerto and how are practices occured.
The aim of this study is to determine the understanding of some judges in Mojokerto religious courts about bid'i divorce and bid'i divorce practices applied at Mojokerto religious courts.
This research is an empirical study, data in this research is descriptive qualitative. The collected data are in the form of primary data, which is supported by several secondary data and analyzed by the data for this research. Acquisition of data through observation, interview and documentation.
Research Findings are the understanding of the judge about bid'i divorced is imposed by the husband to the wife in a state of menstruation or in a state of purity but is clocked in the sacred. Menstruation is a state that is menstruating wife will say the pledge when the divorce in front of the court, while in a state of holy wives is a waiting period after the judgment of divorce cases with pronunciation pledge, pledge divorce when the husband kept dropping his divorce. Practice of bid'i divorce at religious court at Mojokerto never happened, but the judge has told the husband and wife that divorce is forbidden, with some consideration of which the judge is right there on the husband divorce, where the husband lived outside Mojokerto, the parties both agree and able to bear all the risk, the judge allowed the husband finally fixed to drop the pledge divorce.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Pemahaman; Hakim; Thalâq bid’i; Understanding; Judge; Bid'i Divorce |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012807 Talaq & Khulu' (Divorce) |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Saputra Edi |
Date Deposited: | 28 Jul 2015 09:36 |
Last Modified: | 28 Jul 2015 09:36 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/450 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |