Analisis tingkat likuiditas sebelum, saat dan setelah adanya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Periode 2002-2008: Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI), Tbk

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penarikan dana masyarakat secara besar-besaran di penghujung tahun 1997 sehingga mengakibatkan kesulitan likuiditas pada industri perbankan. Dan untuk mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat tersebut, Pemerintah mengambil langkah dengan membentuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang mulai beroperasi sejak tahun 2005 yaitu suatu lembaga yang berfungsi untuk menjamin simpanan nasabah. Sehingga setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara RI wajib menjadi peserta LPS termasuk Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tbk. Melihat betapa pentingnya kondisi likuiditas suatu bank, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat likuiditas sebelum, saat dan setelah adanya LPS dan untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat likuiditas baik sebelum maupun setelah adanya LPS
pada BMI.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan analisa rasio keuangan yang terfokus pada rasio likuiditas yang kemudian dilanjutkan dengan analisa data dengan menggunakan Paired Sample Uji T-Test yang digunakan untuk menguji tingkat likuiditas dengan variabel Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Ratio Net Call Money to Current Assets (NCM to CA) pada BMI sebelum, dan sesudah adanya LPS,

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas BMI baik sebelum, saat maupun sesudah adanya LPS bergerak secara Muktuatif. Hal ini dapat diketahui misalnya pada nilai CR sejak tahun 2002-2008 adalah 17.015”6, 32.909”6, 21.311/6, 1985756, 22.584, 17.868”6, 14728". Sehingga analisis dengan menggunakan level signifikan 546 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada CR baik sebelum maupun setelah adanya LPS, Begitu juga dengan variabel LDR, dan NCM to CA.

ABSTRACT

The background of this research is existence of the withdrawal of social fund in a large scale in the end of 1997 resulting in difficulty of liguidities at banking industries. To have social trust again, the Government take an action by forming Institute of the Saving Assurance (LPS) which has started to operate since 2005, that is was functioning institute to guarantee customers saving. Every bank running a business activity in the region of RI is obliged to become a member of LPS, induding Bank of Muamalat Indonesia (BMI), Tbk. Looking at the
importance of the condition of liguidities of a bank the problems of this research is how is the level of liguidities before, at the moment and after the existence of LPS. The aim is to know if there is any difference of level of liguidities before and after the existence of LPS at BMI.

This research is a guantitative research. This research uses monetary ratio analysis which is focused on ratio of liguidities continued with data analysis by using Paired Sample Test T-Test to test. The level of liguidities with the variables Cash Ratio (CR), Loan to Depost Ratio (LDR), and Ratio Net Call Money to Current Assets (NCM to CA) at BMI before and after existence of LPS.

From the result of the calculation it can be concluded that ratio of liguidities is good at BMI before, at the moment and also after existence of peripatetic LPS in fluctuated condition. This matter can know for example at the values of CR since year 2002-2008 where 17.015"6, 32.909”6, 2131156, 19.857", 22.584", 17.868'6, 14.728". The analysis at the significance level
584 indicaties that there is no significant difference which CR before and also after existence of LPS and also with the variables LDR, and NCM CA.