Model pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan Zakat, Infaq dan Shodaqah (ZIS): Studi pada Badan Amil Zakat Kota Malang

ABSTRAK

Krisis ekonomi pada tahun 1998 telah membuat perekonomian Indonesia terpuruk. Salah satu implikasinya adalah jumlah pengangguran meningkat tajam, sehingga jumlah penduduk miskin juga meningkat. Zakat beserta infaq dan shadaqah merupakan tanda terang dari Allah SWT untuk menjamin seorang tidak menderita karena kekurangan sarana-sarana untuk memenuhi kebutuhan pokok, sehingga dapat mensucikannya dari penyakit kemiskinan. Oleh karena itu Badan Amil Zakat Kota Malang terus memberikan perlindungan, pembinaan serta pelayanan pada pemberi, penerima dan pengelola zakat untuk meningkatkan kesadaran membayar zakat, meningkatkan kesejahteraan umat serta meningkatkan daya guna dan hasil guna zakat beserta infaq dan shodaqah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Kota Malang melalui pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah, problematika yang dihadapi serta langkah-langkah untuk mengatasinya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada beberapa informan yang terlibat langsung dalam pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah, sedangkan dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah di Badan Amil Zakat Kota Malang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pemberdayaan ekonomi masyarakat di BAZ Kota Malang adalah konsumtif (tradisional dan kreatif) dan produktif (kreatif). Problem yang dihadapi: 1) Anggaran pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah tidak masuk dalam APBN dan APBD; 2) Model pemberdayaan selama ini mayoritas dalam bentuk konsumtif dan 3) Model produktif kreatif masih sebatas pemberian modal usaha. Langkah-langkah untuk mengatasinya adalah 1) optimalisasi pengumpulan zakat, infaq dan shodaqah, 2) mengubah pola konsumtif dengan pola produktif kreatif dan 3) mendampingi dan membina mustahik produktif.

ABSTRACT

Economic crisis in 1998 had made Economy of Indonesia getting worst. One of the impacts is the drastic rising number of unemployment, so that the number of poverty in Indonesia increased. Zakat, infaq and shodaqoh are a kind of bright signs from Allah SWT to assure someone’s life from lack of mediums in completing their primary needs, so that it can keep people away from poverty. Therefore, BAZ (Badan Amil Zakat) of Malang gives protection, guidance and also service to the bestower, the receiver, and the organizer of zakat to build awareness of bestowing zakat, to increase the prosperity in a society, efficiency and significance of zakat, infaq and shodaqoh.

The objectives of the this study are to know in detail the type of economic empowerment that is done by BAZ Malang through zakat, infaq and shodaqoh management and the steps of solving problems which is faced in BAZ. This research uses qualitative method, by using interview and documentation technique. The researcher interviewed some informants who are mixed up in zakat, infaq and shodaqoh management, and the documentation was done by collecting the documents which are related to zakat, infaq and shodaqoh management in BAZ Malang.

The findings of this study indicate that the model of community economic empowerment in BAZ Malang are consumptive (traditional and creative) and productive (creative). The problems faced: 1) Budget management of zakat, infaq and shodaqah are not included in the State Budget and Territorial Budget; 2) The model of empowerment is mostly consumptive and 3) The creative productive model is still limited of providing capital. Steps to overcome them are: 1) optimizing the collection of zakat, infaq and shodaqah, 2) changing consumptive system with creative and productive system 3) assisting and guiding productive zakat receiver (mustahiq).