Hidayah, Alfi (2014) Pengaruh pemberian onggok terfermentasi Bacillus mycoides dalam ransum terhadap performa produksi ayam broiler. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
10620006 Pendahuluan.pdf Download (930kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Indonesia)
10620006 Indonesia.pdf Download (91kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: English)
10620006 Inggris.pdf Download (90kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Arabic)
10620006 Arab.pdf Download (275kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
10620006 Bab 1.pdf Download (513kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
10620006 Bab 2.pdf Download (741kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
10620006 Bab 3.pdf Download (503kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
10620006 Bab 4.pdf Download (643kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
10620006 Bab 5.pdf Download (233kB) | Preview |
|
|
Text (References)
10620006 Daftar Pustaka.pdf Download (327kB) | Preview |
|
Other (Appendices)
10620006 Lampiran.rar Download (2MB) |
Abstract
INDONESIA:
Ayam broiler merupakan salah satu jenis hewan ternak yang umum dibudidayakan di Indonesia. Permintaan daging ayam broiler sebagai sumber protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Penyediaan ransum yang berkualitas menjadi faktor penting keberhasilan peternakan ayam broiler, namun hal tersebut masih menemui banyak kendala dikarenakan harga ransum yang terus meningkat. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan pemberian ransum yang lebih efisien dan ekonomis. Onggok sebagai salah satu pakan alternatif berasal dari limbah pengolahan tepung tapioka yang ketersediaannya melimpah, namun kandungan protein kasar yang rendah sebesar 1,33-1,88% dan serat kasarnya yang tinggi sebesar 15,52- 15,62%. Fermentasi dengan bakteri Bacillus mycoides sebagai inokulum diharapkan dapat meningkatkan nilai nutrisi onggok dan dapat digunakan sebagai bahan baku ternak ayam broiler. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian onggok terfermentasi Bacillus mycoides pada ransum dengan konsentrasi yang berbeda terhadap performa produksi ayam broiler.
Penelitian ini menggunakan 32 ekor ayam broiler strain Ross dari PT Charoen Pokphand Jaya Farma yang berumur 1 hari (DOC) dan dipelihara sampai umur 35 hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 2 ekor ayam. Perlakuan terdiri atas P0 (ransum kontrol/tanpa onggok terfermentasi), P1 (ransum dengan 10% onggok terfermentasi), P2 (ransum dengan 20% onggok terfermentasi), dan P3 (ransum dengan 30% onggok terfermentasi). Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, dan persentase karkas. Data dianalisis menggunakan ANOVA One Way dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian onggok terfermentasi Bacillus mycoides dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata (F hitung > F tabel) terhadap konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan. Rataan konsumsi ransum sebesar 3609,50 gr/ekor (P0), 3517,25 gr/ekor (P1), 3378,75 gr/ekor (P2) dan 3304,75 gr/ekor (P3). Rataan pertambahan bobot badan sebesar 437,35 gr/ekor/minggu (P0), 418,1 gr/ekor/minggu (P1), 386,8 gr/ekor/minggu (P2) dan 382,3 gr/ekor/minggu (P3). Pemberian onggok terfermentasi Bacillus mycoides dalam ransum tidak memberikan pengaruh (F hitung < F tabel) terhadap konversi ransum dan persentase karkas ayam broiler. Rataan konversi ransum sebesar 1,59 (P0); 1,63 (P1); 1,65 (P2) dan 1,63 (P3). Rataan persentase karkas sebesar 69,66% (P0), 69,57% (P1), 65,8% (P2) dan 65,39% (P3). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa substitusi konsentrat dengan onggok terfermentasi hingga 30% berhasil mempertahankan performa produksi ayam broiler yaitu pada parameter konversi ransum dan persentase karkas.
ENGLISH:
Broiler is one of livestock animals commonly cultivated by Indonesian. The demand for broiler meat as animal protein keeps increasing along with population. Qualified feed supply becomes an urgent factor in the success of broiler husbandry. Unfortunately, it faces some obstacles due to increasing price of feed. Alternatively, one thing can be done is addition of efficient and economic feed. Due to its overflow availability, onggok made from tapioca processing waste may become an alternative feed, although it has low nutrient value, where this crude protein percentage is 1.33-1.88%, and 15.52-15.62% for high crude protein. It is expected that the use of Bacillus mycoides as inoculum in fermentation may increase nutrient value of onggok and may be used as raw feedstuffs for broiler husbandry. The study aims to find out the effect of Bacillus mycoides-fermented onggok addition to the feed at different concentration on production performance of broiler.
The study utilizes 32 broiler strain Ross from PT Charoen Pokphand Jaya Farma at one day of age (DOC), and they are raised up to 35 days of age. Design applied herein is completely randomized design by 4 treatments and 4 repetitions where every repetition has 2 broilers. Treatments consist of T0 (controlled feed/no fermented-onggok), T1 (feed by 10% fermented-onggok), T2 (feed by 20% fermented-onggok) and T3 (feed by 30% fermented- onggok). Observed variables are feed consumption, liveweight gain, feed conversion and percentage of carcass. Data is analyzed by one-way ANOVA, and if there are found real difference, data will be analyzed by the smallest real difference (SRD) by 5%.
The findings indicate that Bacillus mycoides-fermented onggok addition to the feed by has real effect (F count > F table) in decreasing feed consumption and liveweight gain. Average feed consumption are 3609.50 g/broiler (T0), 3517.25 g/broiler (T1), 3378.75 g/broiler (T2) and 3304.75 g/broiler (T3). Average liveweight gain are 437.35 g/broiler/week (T0), 418.1 g/broiler/week (T1), 386.8 g/broiler/week (T2) and 382.3 g/broiler/week (T3). Bacillus mycoides-fermented onggok addition to the feed does not affect feed conversion and percentage of broiler carcass (F count < F table). Average feed conversion are 1.59 (T0), 1.63 (T1), 1.65 (T2) and 1.63 (T3). Average carcass percentage are 69.66% (T0), 69.57% (T1), 65.8% (T2) and 65.39% (T3). The findings prove that substitution between concentrate and fermented-onggok up to 30% works to maintain production performance of broiler, i.e. in parameter on feed conversion and carcass percentage.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Onggok; Bacillus mycoides; Ayam Broiler; Performa Produksi; Broiler; Production performance |
Subjects: | 06 BIOLOGICAL SCIENCES > 0608 Zoology > 060803 Animal Developmental and Reproductive Biology |
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Biologi |
Depositing User: | Indar Erdiana |
Date Deposited: | 22 Jul 2015 08:39 |
Last Modified: | 22 Jul 2015 08:39 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/441 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |